Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Kisah Perangkai Gelang Sebalik Sumpah yang Lestarikan Budaya Jambi
5 Agustus 2022 14:37 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Jambikita.id - Fajri (25) merangkai biji-biji Sebelik Sumpah atau Sebalik Sumpah hingga menjadi perhiasan yang biasanya digunakan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba. Perhiasan tersebut telah dijualnya ke berbagai kalangan masyarakat dari Sabang sampai Merauke.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut sudah dilakoninya selama 4 tahun. Keuntungan dari usaha ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membantu orang tua, dan membiayai perkuliahan.
"Usaha ini saya rintis sejak tahun 2018 yang lalu. Keuntungan dari penjualan gelang Sebalik Sumpah saya gunakan untuk bantu-bantu orang tua, dan juga untuk menambah biaya perkuliahan," ujarnya, Jumat (5/8).
Sebelum membangun usahanya, pada tahun 2018, ia menjual gelang milik pamannya di Pulau Jawa. Di sela-sela berjualan gelang itu, ia sempat belajar membuat perhiasan. Setelah ahli membuat gelang dan mendapatkan saran dari teman, Fajri membangun usahanya sendiri yang bernama Fajri Handycraft.
"Disarankan oleh Bang Ahok untuk membuat brand sendiri. Dengan nama ini, saya dapat memasok barang dari mana pun," katanya.
ADVERTISEMENT
Alumni UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi itu, juga ingin mengenalkan kebudayaan Jambi di kancah nasional hingga internasional. Karenanya, ia mengangkat eksistensi gelang Sebalik Sumpah yang merupakan karya asli Suku Anak Dalam di Jambi.
Fajri sendiri tinggal di Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Di sekitar lingkungan rumahnya, berdirilah Kawasan Cagar Budaya (KCBN) Muarajambi. Fajri menyaksikan banyak wisatawan dari berbagai daerah hingga dari luar negeri, berkunjung di kawasan cagar budaya itu.
"Karena Candi Muara Jambi memang menjadi salah satu ikon wisata Jambi. Sehingga wisata ini ramai dikunjungi," ujarnya.
Ketika orang-orang mengunjungi objek wisata, kata Fajri, biasanya mereka membutuhkan buah tangan. Kebanyakan para wisatawan tertarik dengan benda yang berbau kebudayaan lokal.
ADVERTISEMENT
Menurut Fajri, gelang Sebalik Sumpah bisa menjadi buah tangan pengunjung di KCBN Muarajambi. Sehingga Fajri mengenalkan hingga melestarikan perhiasan khas Suku Anak Dalam di desanya.
"Apalagi saya juga menambahkan manfaat Sebalik Sumpah di setiap bungkusan aksesoris", ujarnya.
Jual Gelang, Kenalkan Kearifan Lokal Suku Anak Dalam
Gelang Sebalik Sumpah dijual Fajri dengan harga Rp 25.000. Fajri turut menyelipkan tulisan tentang Sebalik Sumpah untuk mengenalkan aksesoris ini dan kepercayaan Suku Anak Dalam, kepada banyak orang.
"Dalam kemasan produk aksesoris ini, saya menambahkan catatan bahwa Sebalik Sumpah merupakan tradisi yang dipercaya oleh suku asli Jambi, yakni Suku Anak Dalam. Suku ini percaya bahwa Sebalik Sumpah mampu menangkal hal-hal negatif yang akan mengganggu," tuturnya.
Tidak hanya berkaitan dengan kepercayaan, gelang Sebalik Sumpah juga merupakan simbol pengikat kebersamaan atau persaudaraan Suku Anak Dalam. Melalui makna ini pula, Fajri menyampaikan pentingnya menjalin silahturahmi.
ADVERTISEMENT
"Maka dari itu beruntunglah bagi orang-orang yang selalu menjaga atau menyambung tali silaturahmi, selalu berbuat kebaikan, baik itu dalam keadaan sempit ataupun lapang. Inilah pesan yang bisa saya ambil dari sebuah oleh-oleh khas Jambi ini," tuturnya.
Selain menyasar pengunjung KCBN Muarajambi, Fajri merambah pasar anak muda dengan menitipkan produknya di sejumlah kafe yang tersebar di Kota Jambi. Menurutnya, perkembangan kafe dapat dimanfaatkan untuk memasarkan produk perhiasan Orang Rimba tersebut.
"Saya pasarkan juga di tempat kekinian, seperti di kafe yang banyak dikunjungi oleh anak muda," ujarnya.
Tidak hanya itu, ia juga menjual barangnya dengan sistem online atau melalui media sosial, sehingga produknya sudah dikirim ke berbagai daerah di Nusantara. "Pembeli dari Sabang sampai Merauke," tutur Fajri.
ADVERTISEMENT
Pemuda yang berkulit sawo matang tersebut, saat ini menghadapi pasang surut penjualan. Walau demikian, ia tidak berhenti memproduksi gelang Sebalik Sumpah karena misinya, yakni melestarikan kebudayaan khas Jambi.
"Penjualan masih ada, tetapi tidak terlalu banyak seperti sebelumnya. Dalam sebulan bisa sampai Rp 2 juta. Kami tidak hanya menjual di sekitar Candi Muara Jambi. Tetapi juga di luar Jambi untuk mengenalkan kebudayaan ini. Bukan untuk kaya, yang penting Jambi juga dapat dikenal. Ya, kami mengenalkan bahwa Jambi punya keunikan," ujarnya.
Fajri mengaku tidak kesulitan mendapatkan bahan baku untuk membuat gelang tersebut. Ia mendapatkan biji pohon Sebelik Sumpah di desanya.
"Kadang beli, ada juga yang mengantar ke rumah di kampung, Desa Muara Jambi. Pohon ini panen setahun sekali, musiman," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menjual gelang Sebalik Sumpah, pemuda ini juga menjual gelang Tridatu Bali dan Gelang Biksu. Menariknya, manik-manik untuk merangkai gelang biksu, didapatkan Fajri langsung dari Cina.
"Ini beli di Cina. Ide membuat gelang ini dapat dari Bang Borju. Jadi kita mengangkat keunikan dari negara lain. Gelangnya rakit sendiri," ujarnya.
(M Sobar Alfahri)