Kota Jambi Punya Hutan Sejuta Cinta, Tempat Para Pengantin Lestarikan Lingkungan

Konten Media Partner
1 Oktober 2021 21:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taman Hutan Sejuta Cinta, tempat tumbuhnya pohon yang ditanam para pengantin baru. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Hutan Sejuta Cinta, tempat tumbuhnya pohon yang ditanam para pengantin baru. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Kota Jambi memiliki cara yang unik untuk melestarikan hutan yang tersisa, dan menambah pohon pelindung. Ratusan pasangan yang baru menikah, menanam pohon di Taman Hutan Sejuta Cinta yang memiliki luas 5 hektare.
ADVERTISEMENT
Kepala UPTD Hutan Kota Jambi, M Fauzi menyampaikan penanaman pohon itu memiliki makna atau filosofi. Seperti pohon yang semakin tinggi, rumah tangga pengantin yang menanamnya juga semakin meningkat.
Penanaman pohon, kata Fauzi, untuk membuat ruang terbuka hijau menjadi lebih dipadati pohon.
"Bukan hanya ditumbuhi semak-semak belukar. Tapi juga ditumbuhi pohon, seperti pohon mahoni," katanya, (1/10).
Dari 5 hektare yang tersedia, sudah 2 hektare lebih Taman Hutan Sejuta Cinta mendapatkan pohon yang ditanam para pengantin baru. Ada pohon mahoni dan tembesu.
"Kalau dilihat, mungkin ada 900 lebih pohon (perkiraan). Mungkin ada yang menanam di rumah," ujar Fauzi.
Ia berharap kedepannya banyak para pengantin yang menanam pohon buah. Sehingga semakin banyak makanan yang tersedia untuk para hewan di dalamnya.
ADVERTISEMENT

Hutan yang Masih Dihuni Satwa di Kota Jambi

Taman Hutan Sejuta Cinta berbatasan langsung dengan Hutan Kota Bagan Pete yang memiliki luas sekitar 41 hektare. Kedua hutan ini masih asri dan menjadi 'rumah' bagi satwa jenis primata dan ular.
"Saya bangga sebagai warga Kota Jambi. Kalau di hutan kota lain, seperti taman bagi kita. Kalau hutan di sini, hutan sungguhan," kata Fauzi.
Ketika M Fauzi bersama 2 penjaga di Hutan Kota Bagan Pete. (Foto: M Sobar Alfahri)
Kedua hutan ini, kata Fauzi, dikelolah Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi sejak tahun 2014. Tidak dijadikan tempat wisata, tetapi menjadi kawasan konservasi.
"Karena dapat mengganggu kehidupan di sini (jika menjadi objek wisata). Jadi, ini untuk kawasan konservasi," pungkasnya.
(M Sobar Alfahri)