Merdeka Belajar, Membaca Buku Bisa Dimana Saja

Konten Media Partner
31 Januari 2020 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saat jam istirahat, para siswa memenuhi pondok baca di halaman sekolah untuk membaca buku. Foto: Bahara Jati
zoom-in-whitePerbesar
Saat jam istirahat, para siswa memenuhi pondok baca di halaman sekolah untuk membaca buku. Foto: Bahara Jati
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Pada saat jam istirahat, sejumlah siswa hilir mudik dari ruang perpustakaan ke sebuah pondok. Mungkin saja pembelajaran akan dipindahkan ke pondok tersebut setelah jam istirahat selesai, ternyata bukan. Mereka akan mengadakan baca bersama di pondok baca.
ADVERTISEMENT
Siswa-siswi mulai dari kelas 4, 5, sampai 6 SDN 52/X Rano, Kecamatan Muara Sabak Barat Tanjab Timur, ternyata saat jam istirahat memenuhi pondok baca di halaman sekolah. Para siswa antusias mendatangi pondok baca. Mereka berbagi tugas, ada yang membawa buku dan ada pula yang langsung menyerbu buku yang sudah tersedia di pondok baca.
Mereka sangat antusias berebut duduk di pondok baca tersebut, bermain satu sama lain sejenak melupakan kegiatan mereka di kelas. Lalu seketika suasana menjadi hening, membaur menjadi satu. Mereka membaca dan berbagi buku yang sedang dibaca dan menikmati semilir angin ditengah cuaca yang adem setelah ditempa hujan pagi harinya.
Pondok baca yang berdiri kokoh tersebut berukuran kurang lebih 3 meter x 3 meter dengan bentuk segi empat ini menjadi tempat favorit siswa. Ruang lingkup sekolah sebelumnya hanya kelas dan halaman bermain. Kini sudah ada dua buah pondok baca.
ADVERTISEMENT
Buku buku yang biasanya hanya tersedia di perpustakaan dan pojok baca kelas, kini telah tersedia pula di pondok baca. Perpustakaan tersebut tidak mampu menampung seluruh siswa untuk membaca, namun dengan adanya pondok baca maka siswa-siswi tetap bisa membaca buku pada jam istirahat.
“Saat ini, siswa dan siswi lebih senang kumpul di pondok baca mereka bebas memilih membaca buku. Sekolah memberikan kesempatan siswa untuk merdeka membaca dimana saja, salah satunya di pondok baca ini, tidak harus di perpustakaan atau ruang baca di kelas” ujar Mukhlizar, Kepala SDN 52/X Rano, Jum'at, (31/1/2020).
Beragam Buku Disediakan di Pondok Baca
Untuk menunjang ketersediaan buku, pihak sekolah menyediakan beragam buku bacaan, mulai dari buku bergambar, hingga buku cerita rakyat. Semuanya disediakan untuk menunjang program budaya baca yang digulirkan sekolah.
ADVERTISEMENT
“Ya namanya juga anak anak kan, pasti cepat bosan, sehingga perlu beragam buku yang disediakan, namun untuk sementara cukup,” ujarnya.
Suplai buku yang berkelanjutan merupakan salah satu kunci sukses program budaya baca, pihaknyapun mengamini hal tersebut, karena baginya, ketersediaan buku yang berkelanjutan akan terus membuat siswa menyukai buku, seperti yang dilatihkan oleh Tanoto Foundation.
“Program PINTAR Tanoto Foundation kan ada unit budaya baca, salah satunya ya menggali bagaimana ketersediaan buku itu berkelanjutan,” ucapnya.
Ia mengatakan, ketersediaan buku bisa dari dana sekolah seperti BOS, bisa dari pihak swasta bahkan dari peran serta masyarakat, “Asalkan tidak memaksa ya, dan harus dimusyawarahkan,” ucapnya.
Merdeka Belajar dan Membaca Buku
Program budaya baca yang digulirkan sekolah. Foto: Bahara Jati
Membaca buku di luar kelas menciptakan kebebasan tersendiri bagi siswa. Siswa terlihat menikmati helai demi helai halaman dari buku yang mereka baca. Jika bosan atau sudah selesai membaca, bisa mengganti buku yang lain.
ADVERTISEMENT
“Mungkin inilah yang disebut dengan merdeka belajar yang digagas pak Menteri, bisa belajar dimana saja, sebagai pendidik dan kepala sekolah, tentu saja saya sangat senang jika siswa juga senang, belajar dan membaca buku dimana saja,” ungkapnya.
Jurai (10 thn) siswi kelas IV, mengaku senang dengan keleluasaan membaca buku, Jurai yang memiliki hobi membaca semakin senang dengan beragam buku bacaan yang tersedia di pondok baca.
“Iya, senang, bisa baca dimana saja, di pondok baca,” ucapnya.
Selain itu, Jurai senang dengan membaca buku bisa kapan saja, tidak harus di perpustakaan, tentu saja karena bisa sambil memandang halaman yang luas.
“Pas pagi hari sebelum masuk kelas, kan masih seger, bisa baca buku dulu” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Harapan kedepan, Jurai yang didampingi kepala sekolah, ketika ditanya mengapa suka baca buku di pondok baca, alasanya adalah karena bisa bebas memandang halaman sekolah yang luas, adalah ingin terus ditambah buku buku bacaannya, “Ya, kalau bisa ditambah,” harapnya.
Apa yang dilakukan Jurai membaca buku di luar kelas, menjadi angin segar untuk menjawab arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem yang menginginkan agar pembelajaran tidak harus di dalam kelas, namun juga bisa di luar kelas.