Konten Media Partner

Pembatasan Jam Malam, Listrik di Kawasan Ancol Jambi Akan Dipadamkan

5 Oktober 2020 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasan Ancol Jambi di malam hari. (Foto: ist)
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan Ancol Jambi di malam hari. (Foto: ist)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Pemerintah Kota Jambi akan memadamkan listrik di kawasan wisata Ancol Kota Jambi guna memperlancar pembatasan jam malam sebagai upaya memutus rantai penularan Covid-19 di daerah itu.
ADVERTISEMENT
Wakil Wali Kota Jambi Maulana mengatakan bahwa sekitar pukul 23.00 WIB setiap malamnya, masih banyak warga yang berseliweran dan pedagang yang berjualan di sekitar Ancol.
"Di Ancol sampai jam 11 (malam), mereka masih berjualan. Nanti bertahap dibatasi, listrik dipadamkan," kata Maulana, Senin (5/10).
Wakil Wali Kota Jambi berencana memadamkan listrik di sekitar kawasan Ancol pada pukul 22.00 WIB, supaya aktifitas di sana terhenti secara otomatis.
"Saya instruksikan di gugus tugas kecamatan nanti. Saya lihat sumber lampunya, bisa kita matikan. Kalau tidak ada lampu kan mereka akan tutup dengan sendirinya. Seperti di Tugu Kris lampu kita padamkan," kata Maulana.
Kawasan Ancol Jambi merupakan pelabuhan dan taman di pinggir Sungai Batanghari, yang menjadi destinasi wisata warga setempat. Kawasan itu selalu ramai setiap hari sebagai tempat nongkrong dan menikmati sore di pinggir sungai yang membelah Kota Jambi.
ADVERTISEMENT
Adapun, kebijakan memadamkan listrik di sana mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jambi, sehingga akan bekerja sama dengan Gugus Tugas Provinsi Jambi.
"Saya sudah komunikasi dengan Pjs Gubernur. Beliau sangat mendukung apapun yang dilakukan pemerintah kota. Itu kan di depan rumah dinas Gubernur. Jadi kami akan bekerja sama dengan gugus tugas Provinsi Jambi untuk mematikan lampu pada jam 10 malam," lanjut Maulana.
Selain itu, Maulana menyampaikan bahwa masih banyak warga Kota Jambi yang belum patuh dengan protokol kesehatan atau melanggar kebijakan untuk memutus rantai penularan Covid-19
"Hasil survei 55 pesen masyarakat tidak patuh, karena merasa tidak sakit," katanya. (M Sobar Alfahri)