Pulang ke Jambi, Miss Eco Indonesia Akan Susun Program Terkait Lingkungan

Konten Media Partner
27 Maret 2022 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Miss Eco Indonesia 2022 Jessica Grace Harvery tiba di Bandara Sultan Thaha Jambi. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Miss Eco Indonesia 2022 Jessica Grace Harvery tiba di Bandara Sultan Thaha Jambi. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Miss Eco Indonesia 2022, Jessica Grace Harvery yang telah mengikuti ajang Miss Eco International, Mesir, sudah tiba di Jambi, Minggu (27/3). Ia dijemput keluarga, pelaku usaha yang mendukung, dan lainnya, saat di Bandara Sultan Thaha Jambi.
ADVERTISEMENT
Perempuan berdarah Tionghoa-Jambi itu akan menyusun program untuk melestarikan lingkungan.
"Tidak hanya lingkungan, masalah kesehatan juga akan disusun programnya. Kebetulan Grace seorang mahasiswi kedokteran gigi. Jadi, sudah seharusnya Grace menyuarakan kesehatan," ungkapnya.
Ia mengajak masyarakat untuk menjaga sekaligus memperbaiki lingkungan. Menurutnya, walaupun tidak bisa mengembalikan kondisi seperti sedia kala, masyarakat dapat menjadikan bumi lebih baik lagi.
"Sekarang ini ada perubahan iklim dan penyebaran sampah. Mungkin masih ada yang berpikir ini adalah hah yang biasa. Tapi, jika kita membuka kesadaran setiap orang mereka akan mendengar," ujarnya.
Perempuan yang berusia 20 tahun itu, juga menyoroti persoalan sampah di Jambi. Masih ditemukan sampah yang dibuang ke sungai. Ia khawatir sampah yang menumpuk dapat mengakibatkan banjir.
Miss Eco Indonesia 2022 Jessica Grace Harvery. (M Sobar Alfahri/Jambikita)
Saat di Mesir, Grace mendapatkan fakta bahwa berbagai negara juga merasakan dampak perubahan iklim. Perubahan cuaca kini sulit diprediksi.
ADVERTISEMENT
"Permasalahan lingkungan, ada yang lebih ke sampah, penebangan hutan dan sebagainya. Satu hal yang sama, yang kita rasakan, yakni perubahan iklim. Mereka merasakan perubahan yang tidak menentu. Kalau di Indonesia musim tidak terlalu banyak. Sedangkan di negara lain, ada musim salju, gugur, dan sebagainya," ungkapnya.
(M Sobar Alfahri)