Konten Media Partner

Rebutan Gelar Sultan Jambi, Muncul 2 Nama yang Ngaku Keturunan Sultan Thaha

9 Januari 2022 18:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Syaid Fuad (kiri) dan Raden Wan Petra Nugraha (kanan), orang mengaku berhak menyandang gelar sultan di Jambi. (Foto: Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Syaid Fuad (kiri) dan Raden Wan Petra Nugraha (kanan), orang mengaku berhak menyandang gelar sultan di Jambi. (Foto: Jambikita)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Belakangan ini muncul 2 nama yang mengaku keturunan Sultan Thaha Syaifuddin. Mereka sama-sama menyatakan berhak mewariskan gelar sultan di Jambi, dan berharap dikukuhkan. Kedua orang itu, yakni Syaid Fuad dan Raden Wan Petra Nugraha.
ADVERTISEMENT
Syaid Fuad mengatakan dirinya berhak mewarisi gelar sultan di Jambi, karena keturunan ke-6 Sultan Thaha Syaifuddin dengan bukti tambo, serta menyimpan benda peninggalan berupa alat cap-stempel, keris, jubah, dan sebagainya.
Pernyataan ini didukung dengan beberapa akademisi. Pihaknya akan menyampaikan hasil kajian tentang kesultanan pada Pemerintah Provinsi Jambi.
Gelar sultan yang ingin dicapai, kata Fuad, untuk melestarikan budaya dan peninggalan Sultan Thaha Syaifuddin. Bukan mengambil alih pemerintahan.
"Dalam konteks sejarah dan budaya. Harus tahu saya. Saya pikir ini tuntutan berdasarkan hasil kajian dengan bukti autentik," ujarnya kepada Jambikita, belum lama ini.
Ia berharap konflik merebutkan gelar sultan di Jambi segera selesai. Dan menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai siapa yang bisa menyandang gelar sultan.
ADVERTISEMENT
"Kita berharap tidak ada timbul konflik lagi. Kita sama-sama keluarkan bukti-bukti yang ada, dan kita tegakkan. Tinggal masyarakat yang menilai sendiri, dan lembaga-lembaga yang tentukan," tuturnya.
Sementara itu, Raden Wan Petra Nugraha mengatakan dirinya ingin mendapatkan gelar sultan, supaya dapat mengangkat marwah pahlawan nasional itu.
"Dan menegakkan sejarah dari Sultan Thaha, makanya kami pingin ada penerus dari almarhum ayah saya, Sultan Abdurrahman yang sudah dinobatkan pada tahun 2012," ujarnya setelah bertemu Gubernur Jambi, Senin (4/1).
Ia pun mengklaim dirinya pewaris asli kesultanan Jambi, sesuai dengan hasil keputusan pengadilan. Sehingga dirinya meminta dukungan masyarakat.
Gelar sultan yang dimaksudnya bukan sekedar simbol budaya. Melainkan, memiliki andil untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah.
"Nanti ada program-program yang sudah kita buat, baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Itu akan disinergikan sama pemerintah. Karena program kita sudah diskusikan sama raja-raja diluar," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengatakan dirinya akan dikukuhkan pada tanggal 17 Januari tahun 2022 mendatang. Berbagai orang yang menyandang gelar raden akan hadir saat itu.
"Itu merupakan persatuan raden melayu Jambi yang sah, dan sudah terdaftar di kesbangpol. Mereka sangat mendukung saya," katanya.
Gubernur Jambi, Al Haris menyampaikan perlunya sultan yang diakui oleh masyarakat Jambi agar tidak membingungkan para generasi selanjutnya. Perjuangan Sultan Thaha Syaifudin pun harus selalu diingat.
"Karena ini juga bagian dari pelestarian budaya Jambi, agar sejarah tidak kabur kedepannya," katanya.
Ia mengatakan gelar sultan nanti merupakan simbol budaya. Tidak memiliki andil dalam pemerintahan.
"Simbol budaya, kalau beliau bisa ikut berkontribusi untuk perkembangan melayu Jambi tidak apa-apa. Tapi tidak masuk struktur," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(M Sobar Alfahri)