Konten Media Partner

Tangkul di Danau Sipin Kota Jambi Diusulkan Jadi Bagian Wisata

31 Mei 2022 14:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkul di Danau Sipin, Kota Jambi. (Foto: M Sobar Alfahri)
zoom-in-whitePerbesar
Tangkul di Danau Sipin, Kota Jambi. (Foto: M Sobar Alfahri)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Puluhan tangkul yang berada di Danau Sipin, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, telah diusulkan menjadi bagian dari wisata. Diharapkan kedepannya, pengunjung wisata danau itu dapat menikmati ikan hasil tangkapan menggunakan tangkul secara langsung.
ADVERTISEMENT
Kepala Kelurahan Legok, Zulkarnain mengatakan bahwa ada sekitar 56 tangkul di Danau Sipin, Legok. Kebanyakan tangkul berada di hulu dan hilir danau.
Saat ini, hasil tangkapan menggunakan tangkul mulai berkurang. Tidak seperti 4 tahun yang lalu, yang mana satu kali angkat jaring tangkul, 3 sampai 4 kilogram ikan bisa didapatkan.
"Tangkul saat ini malahan berkurang. Sebab, sudah ada wisata. Keberadaan ikan tidak seperti dahulu. Saat ini warga ada yang memiliki 1 tangkul, dan ada yang memiliki 2 tangkul. Tidak lebih," ujarnya, belum lama ini.
Supaya keberadaan tangkul di Danau Sipin dapat bertahan, Zulkarnain sudah mengajukan Tangkul Wisata. Ada sekitar 20 tangkul yang diajukan, karena berada dekat dengan area wisata Danau Sipin.
ADVERTISEMENT
"1 tangkul dikembangkan dengan harga Rp 20 juta. Dengan menggunakan aksesoris modern. Ada komponen besi. Lalu, pondoknya kita perbaiki. Dicat juga. Intinya serba baru. Memang tidak banyak, ada 20 tangkul," tuturnya.
Ia mengatakan pengajuan itu belum menuai respon, lantaran pandemi COVID-19 menyebar pesat selama 2 tahun.
"Sudah pernah kita ajukan. Tapi, belum ada respon karena COVID-19. Usulan ini akan dinaikan lagi," tuturnya.
Dengan Tangkul Wisata, ujar Zulkarnain, pengunjung dapat merasakan sensasi menangkap ikan dengan menggunakan alat tradisional tersebut. Ikan yang diperoleh, seperti ikan nila, lamak, seluang, dan sebagainya, dapat dinikmati di pinggiran danau.
"Nanti ada tiket atau karcis agar pengunjung dapat menggunakan tangkul. Ikannya diambil untuk dibawa pulang atau diolah lalu makan di sekitar danau," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Walaupun demikian, masih ada warga yang menangkap ikan dengan cara yang tidak sesuai dengan kearifan lokal, yakni dengan teknik menyetrum. Tindakan ini disesalkan Zulkarnain.
"Banyak anak muda yang melakukannya. Mereka menggunakan aki, cakupannya 2 meter. Bukan ikan besar saja yang mati, telur dan ikan kecil kan juga mati," katanya.
Ia berharap masyarakat tidak lagi menangkap ikan dengan teknik menyetrum, karena dapat mengganggu kelestarian ikan di Danau Sipin.
"Melalui ketua RT, kami mengimbau masyarakat jangan menggunakan teknik setrum. Apabila ada lagi, nanti kita tangkap tangan, dan memberikan pemahaman," pungkasnya.
(M Sobar Alfahri)