Terkikis Zaman, Sisa Kebudayaan Lokal di Jambi Kota Seberang Bakal Dilestarikan

Konten Media Partner
24 Juli 2021 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan Jambi Kota Seberang dari Jembatan Gentala Arasy. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita.id)
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Jambi Kota Seberang dari Jembatan Gentala Arasy. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita.id)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Warisan budaya di Jambi Kota Seberang sedang terkikis zaman. Kebudayaan lokal yang masih tersisa di sana lamban laun mungkin bakal ditinggalkan. Belum ada upaya kreatif dan regulasi untuk melestarikannya.
ADVERTISEMENT
Menurut Rektor Universitas Batanghari (Unbari), Fachruddin Razi, jangan sampai potensi budaya Jambi Kota Seberang diabaikan begitu saja.
Wilayah yang dapat diakses melalui Jembatan Gentala Arasy itu, masih menyimpan sisa kebudayaan lokal, seperti kerajinan batik. Memang kerajinan batik yang kini bertahan di Jambi Kota Seberang memiliki perbedaan dibandingkan zaman dahulu. Namun, nilai lokalitasnya masih dapat ditemukan.
"Pewarnaannya yang sebenarnya dari kulit kayu sepang dan kayu medang. Kalau sekarang menggunakan pewarna kimia. Tapi itu tidak masalah, karena desainnya masih khas," Sabtu (24/7).
Batik di Jambi Kota Seberang memiliki pengaruh Hindu-Budha. Tetapi tidak menggunakan motif patung atau sejenisnya. Kebanyakan menggunakan motif tumbuhan.
Potensi kerajinan batik itu, kata Razi, harus dimaksimalkan sebagai ekonomi kreatif. Sehingga dapat dikenal oleh orang banyak, serta aktifitas membatik semakin marak di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Jambi Kota Seberang juga memiliki peninggalan kebudayaan materi, seperti arsitektur tradisional, masjid kuno, dan Situs Rumah Batu Olak Kemang.
Razi juga mengatakan Jambi Kota Seberang memiliki adab berpakaian yang tertutup, selayaknya kebudayaan berbasis islam.
Sayangnya, kini adab berpakaian itu mulai ditinggalkan. Karena itu, menurut Razi harus ada regulasi yang mengembalikannya.
"Misalnya saat seperti ke pure dan Candi Borobudur. Ada pakaian tertentu yang digunakan pengunjung," ujarnya.
Secara garis besar, Razi mendambakan regulasi pelestarian kebudayaan lokal di Jambi Kota Seberang, baik bersifat materi maupun non-materi.
Sebagai akademisi, dia sudah mengajukan landasan atau naskah akademik untuk merumuskan regulasi pelindungan itu. Harapannya, di tahun depan regulasi itu sudah ada.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi, M Jaelani menyebutkan di Jambi Kota Seberang, terdapat Danau Teluk Kenali yang menjadi tempat berkembangnya kebudayaan nelayan. Masyarakat sekitar masih menggunakan tangkul untuk menangkap ikan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, seluruh kebudayaan lokal di Jambi Kota Seberang harus dikemas sebaik mungkin. Sehingga dapat menarik perhatian para turis, sekaligus meningkatkan daya ekonomi masyarakat sekitar.
Ia pun mengatakan regulasi yang untuk melestarikan kebudayaan lokal di Jambi Kota Seberang diupayakan terbit di tahun 2022.
"Kita inginkan budaya lokal itu tetap hidup, tetapi bagaimana budaya lokal itu menjadi daya tarik. Tidak meninggalkan kultur yang sudah ada," pungkasnya. (M Sobar Alfahri)