Volunteer Anak Kincai, Menyalakan Cahaya di Sudut Negeri

Konten Media Partner
10 Juli 2021 8:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu relawan VAK membantu anak-anak belajar di wilayah pengabdian/VAK
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu relawan VAK membantu anak-anak belajar di wilayah pengabdian/VAK
ADVERTISEMENT
Jambikita.id – Kabupaten Kerinci merupakan kabupaten yang berada di ujung Barat Provinsi Jambi dengan kondisi geografis yang dikelilingi perbukitan. Dengan kondisi seperti itu, akses informasi di sejumlah wilayah di Kerinci bisa dibilang masih sangat sulit, selain akses menuju ke desa-desa ke pelosok Kerinci yang cukup menantang karena berada di wilayah pegunungan.
ADVERTISEMENT
Kondisi demikian membuat banyak sekali masyarakat Kerinci yang kesulitan memperoleh akses pendidikan. Meskipun di daerah pelosok sudah tersedia sekolah formal, namun masih saja akses untuk mendapat pendidikan itu sulit.
Beruntung Kerinci memiliki pemuda seperti Yuda Oktana, pemuda kelahiran 5 Oktober 1993 ini merupakan inisiator berdirinya sebuah komunitas yang diberi nama Volunteer Anak Kincai (VAK). Kincai merupakan kata lain dari Kerinci, berbeda dengan Kabupaten Kerinci, Kincai merupakan kata yang mempersatukan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh yang sebenarnya merupakan saudara kandung sebelum dipisahkan oleh 2 wilayah administratif.
VAK didirikan pada 2016 oleh Yuda. VAK merupakan wadah bagi anak muda Kerinci-Sungai Penuh untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dalam sejumlah program sosial yang mereka jalankan. Kincai Mengajar, Lapak Baca, Senyum Hari Raya, serta kegiatan sosial lainnya.
Yuda Oktana, pendiri Volunteer Anak Kincai/VAK
Yuda menceritakan, kondisi pendidikan di sejumlah wilayah di Kerinci yang masih memprihatinkan mendorong dia untuk mendirikan VAK, dengan program utama Kincai Mengajar. Hingga hari ini, program Kincai Mengajar sudah sampai di Kincai Mengajar jilid 6.
ADVERTISEMENT
“Volunteer Anak Kincai merupakan komunitas anak muda yang diisi oleh anak muda dari Kerinci dan Sungai Penuh. Komunitas ini bergerak di pendidikan dan sosial,” kata Yuda.
Di bidang pendidikan, kata Yuda, program yang mereka jalankan adalah program Kincai mengajar. Pola kerjanya, VAK merekrut para relawan untuk ditempatkan di daerah-daerah pelosok Kerinci untuk mengajar anak-anak di wilayah tersebut. “Dalam program Kincai Mengajar, selalu kami gunanakan (slogan) ‘Menyalakan Cahaya di Sudut Negeri,” kata Yuda.
Dalam program Kincai Mengajar, VAK menyasar wilayah-wilayah pelosok Kerinci dengan kriteria, susahnya akses informasi dari internet lantaran tidak adanya sinyal internet, kemudian akses ke lokasi yang masih sulit. “Kita sudah mencapai banyak daerah, seperti di Kayu Aro, ada daerah Danau Tinggi. Kalau sudah di situ, sudah tidak ada lagi jalan lagi,” kata Yuda.
ADVERTISEMENT
Para volunteer, kata Yuda, harus tinggal di daerah tersebut selama 10 hari untuk membantu mengajar di sekolah sekitar. “Kondisinya, para relawan sangat dibutuhkan, saat pagi mereka membantu mengajar ke sekolah. Pagi-pagi anak-anak semangat datang ke sekolah, tiba-tiba di sekolah (terkadang) gurunya nggak datang. Sehingga dengan kehadiran relawan bisa mengisi ruang-ruang kosong di sana,” terang Yuda.
Setelah mangajar di sekolah para relawan melanjutkan mengajar di luar jam sekolah, memberikan pelajaran tambahan kepada anak-anak sekitar.
Diceritakan Yuda, saat pertama kali menjalankan program Kincai Mengajar, dia turun ke wilayah Desa Pungut, pada 2016. Sebagai agenda pertama Kincai Mengajar, Yuda tidak menyangka apa yang dia inisiasikan bisa berjalan sejauh ini, hingga hari ini.
“(Saya) bertanya, kira-kira program Kincai Mengajar bisa memberikan manfaat nggak untuk anak-anak di sana. Lalu tahun 2020, relawan kami tempatkan di sana. Relawan mendapat cerita dari anak-anak yang pernah bersentuhan dengan relawan (2016),” kata Yuda.
ADVERTISEMENT
“Apa yang mereka katakan, ‘makasih banyak yo, dulu ada bang Andi, bang Eno ke sini, ketika bang Andi bang Eno ke sini itu kami mendapatkan banyak manfaat, kami terinspirasi, wawasan kami terbuka, sehingga hari ini kami semangat melanjutkan pendidikan’ mendengar itu kita merasa terharu,” kata Yuda.
Diceritakan pria lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Andalas ini, meskipun disiplin ilmu yang dia jalankan semasa kuliah bukan pendidikan, dia terinsipirasi menjalankan VAK saat berada di bangku kuliah.
Diceritakan Yuda, dia menemukan passion dalam mengajar saat tergabung dalam organisasi kampus yang mejalankan program mengajar kepada anak-anak masuk perguruan tinggi, sehingga mereka menyediakan program bimbingan belajar untuk mereka. “Dengan latar belakang itu, saya berpikir di kampung orang saya bisa melakukan itu, kenapa di kampung sendiri saya nggak bisa berbuat, itu yang melatarbelakangi VAK,” kata Yuda.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Yuda, saat di Kerinci dia sering mendengar keluhan soal sistem pendidikan yang belum baik. “Lebih banyak kritik daripada aksi. Saya ingin jadi bagian orang yang tidak mengutuk keadaan, mengutuk kegelapan, tapi menjadi bagian dari orang yang menyalakan sedikit cahaya di tengah kegelapan itu,” ungkap pemuda 28 tahun ini.
Salah satu yang menginspirasi Yuda adalah program Indonesia Mengajar yang pernah diinisiasi Anies Baswedan saat menjabat Menteri Pendidkan.
Sejak 2016, kata Yuda, jumlah relawan yang pernah bersentuhan dengan program Kincai Mengajar mencapai 60 orang.
Mengenai kondisi pendidikan di Kerinci, kata Yuda, yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan di Kerinci adalah sulitnya akses pendidikan. “Dalam artian akses informasi terhadap pendidikan. Kalau kita lihat, anak Kerinci punya semangat yang besar untuk maju, namun punya keterbatasan dalam informasi, literasi dan tenaga pendidik,” kata Yuda.
ADVERTISEMENT
Di daerah pelosok, lanjut Yuda, banyak anak-anak yang enggan melanjutkan pendidikan lantara sulitnya akses pendidikan. Bahkan untuk menyelasaikan program wajib belajar 9 tahun pun banyak yang enggan. “Karena bagi sebagian mereka yang penting itu ke ladang, karena sudah mendapatkan mata pencaharian. Ketika sudah mendapatkan mata pencaharian otomatis pernikahan dini terjadi di situ,” kata Yuda.
Meski memiliki niat yang mulia, ternyata program mereka tidak langsung disambut baik oleh Pemerintah. Cerita Yuda, dia pernah menemui pihak Dinas Pendidikan untuk menyampaikan niat mereka, namun dia malah mendapat penolakan dari pidah Pemerintah dengan alasan program mereka belum cocok diterapkan di Kerinci. Meski demikian mereka tetap menjalankan kegiatannya, dengan menjalin kerjasama dengan pihak KODIM yang membantu mereka dalam membina relawan.
ADVERTISEMENT
Meski sempat mendapat penolakan di awal, saat ini mereka mulai didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci. Di awal program VAK menjalankan aksi mereka dengan dana swadaya relawan yang merupakan mahasiswa aktif di sejumlah kampus. Mayoritas relawan VAK adalah mahasiswa asal Kerinci-Sungai Penuh yang memiliki minat mengabdikan diri ke masyarakat melalui wadah VAK.
Selain Kincai Mengajar, VAK juga menjalankan program Lapak Baca, yang bergerak di bidang literasi, dengan tujuan meningkatkan minat baca warga Sungai Penuh dan Kerinci.
Lapak baca yang disediakan Volunteer Anak Kincai/VAK
Kemudian ada program Senyum di Hari Raya, program ini merupakan kegiatan sosial yang dilakukan menjalankan Idul Fitri, dengan membelikan anak yatim baju baru untuk hari raya. Selain itu, mereka juga menjalankan kegiatan sosial dengan membantu anak-anak yang membutuhkan dengan menyediakan perlengkapan sekolah.
ADVERTISEMENT