Bedanya Aku dan Ibuku

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership, Founder Akademi Trainer www.KubikLeadership.com. Ia juga pebisnis dan penulis 10 buku di Gramedia dan Mizan. Mentor banyak tokoh
Konten dari Pengguna
22 Desember 2017 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jamil Azzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bedanya Aku dan Ibuku
Ada seorang wanita tak lulus dari Sekolah Rakyat atau setara SD. Tetapi bagi saya, ia adalah guru besar kehidupan yang sulit dicari tandingannya, ia adalah ibuku.
ADVERTISEMENT
Ibuku luar biasa, dia sangat berbeda denganku. Setiap jumpa dan kemudian berpisah, ibuku selalu berkata, “Maaf, ibu tidak bisa memberi apa-apa kecuali doa.”
Ucapan itu terkadang menamparku. Ibuku yang sudah begitu banyak memberi pengorbanan, perhatian dan rasa cinta yang tiada tara masih berkata “maaf ibu tidak bisa memberi apa-apa”. Sementara aku, hanya cium tangan, memberi rupiah yang tak lebih dari 10 persen penghasilanku sudah merasa menjadi anak yang berbakti.
Ibuku tak merasa banyak berbuat kepadaku padahal kebaikan kepadaku amat sulit untuk dihitung. Sementara aku sudah merasa menjadi anak yang taat dan hebat hanya dengan sekelumit kebaikanku. Oh, betapa mulianya ibuku dan betapa naifnya diriku.
Bila aku sakit, ibuku rela menempuh perjalanan ratusan kilometer dan menyeberangi lautan hanya sekedar ingin menciumku. Sementara bila ibuku sakit, aku hanya mengangkat telepon untuk berkata, “Maaf, aku tak bisa menemani ibu.”
ADVERTISEMENT
Oh, betapa bedanya aku dengan ibuku. Ia segera meninggalkan semua kesibukannya hanya untuk jumpa dengan anaknya. Sementara aku selalu beralasan sibuk untuk bisa menemaninya saat ia berbaring lemah karena sakitnya.
Saat aku sekolah dan kuliah, ibuku rela datang meminjam hutang walau mungkin mendapat cacian dari yang punya uang. Tetapi kini aku tega-teganya berkata, “Maaf ibu, belum bisa banyak membantu, aku masih harus mengembangkan bisnis dan keluargaku.” Saat seperti itu ibuku hanya berkata, “Ibu bahagia bila melihat kamu dan keluargamu bahagia. Ibu tak minta apa-apa darimu kecuali doa usai sholatmu.” Oh ibu, aku semakin malu.
Itulah bedanya aku dan ibuku.
Selamat hari ibu, untuk ibuku dan ibu-ibu yang menjadi sember inspirasi bagi calon pemimpin hebat di negeriku.
ADVERTISEMENT
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership