Jangan Tinggalkan Zona Nyaman

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership, Founder Akademi Trainer www.KubikLeadership.com. Ia juga pebisnis dan penulis 10 buku di Gramedia dan Mizan. Mentor banyak tokoh
Konten dari Pengguna
20 Juli 2017 16:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jamil Azzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi zona nyaman (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi zona nyaman (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orang yang memberi nasehat "tinggalkanlah zona nyaman." Tampak nasehat ini terdengar sangat heroik dan hebat. Pertanyaan saya, tepatkah atau benarkah nasehat ini? Mari kita simak satu per satu dalam suasana seperti apa nasehat ini sering digunakan.
ADVERTISEMENT
Pertama, nasehat ini sering digunakan pada saat mengajak orang lain untuk berbisnis padahal saat itu orang yang diajak masih bekerja.
Menurut saya, adalah tindakan yang bodoh apabila ia bekerja sudah sangat nyaman, sesuai passion-nya, sesuai minat dan keahliannya, punya kesempatan diri untuk terus berkembang, dibayar mahal, bisnis yang dijalani sesuai etika dan ajaran agamanya, diberi kesempatan untuk menebar banyak manfaat kemudian ia tinggalkan zona nyaman itu.
Dan apabila setelah mendengar nasehat "tinggalkanlah zona nyaman" orang itu benar-benar keluar kerja dan berbisnis, ada dua kemungkinan yang ada di dalam diri orang itu. Pertama, dia orang yang kurang bersyukur. Kedua, orang ini sedang mencari zona nyaman yang lebih besar untuk dirinya. Berbagai fasilitas yang ia terima belum terlalu nyaman bagi dirinya.
ADVERTISEMENT
Nasehat "tinggalkanlah zona nyaman" juga terkadang muncul saat bisnis kita sudah stabil, semua target tercapai. Dalam suasana seperti ini, Anda tidak boleh terlena dengan zona nyaman maka hadirkanlah tantangan-tantangan baru agar diri kita atau bisnis kita terus bertumbuh dan berkembang.
Menurut saya, dalam suasana seperti ini kalimat yang tepat bukanlah "tinggalkanlah zona nyaman tetapi perlebarlah zona nyaman. Dengan kemampuan diri yang semakin meningkat, bisnis yang terus moncer, karir yang terus melesat membuat zona kenyamanan Anda areanya semakin luas. Anda tak boleh cepat puas, teruslah perlebar zona nyaman Anda.
Jadi, nasehat "tinggalkanlah zona nyaman" adalah nasehat yang enak didengar namun faktanya sulit ditemukan dalam kehidupan. Yang terjadi adalah kita mencari zona nyaman yang lebih nyaman atau memperlebar zona nyaman.
ADVERTISEMENT
Bukankah hidup ini untuk mencari kenyamanan, tetapi mengapa setelah Anda nyaman justeru Anda tinggalkan? Rugi, kan? So, apabila Anda sudah merasa sangat nyaman dengan kehidupan Anda, saran saya jangan tinggalkan zona itu tetapi perlebarlah selebar-lebarnya zona nyaman Anda.
Setuju?
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership (wwe.kubik.co.id)