Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Surat Terbuka Untuk Pak Anies Baswedan
10 September 2018 11:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Jamil Azzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Assalamu’alaikum wr.wb
Pak Anies yang sangat saya hormati. Mungkin pak Anies lupa dengan saya, jadi izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Jamil Azzaini, pernah terlibat dalam program Belajar Bersama Mentor (BBM) saat bapak menjabat sebagai menteri pendidikan. Saat proses Pilkada DKI, kita beberapa kali bertemu dalam diskusi terbatas bersama beberapa tokoh di berbagai tempat.
ADVERTISEMENT
Pak Anies, saya bukan hendak bercerita tentang karya-karya besar bapak selama memimpin Jakarta. Saya hanya ingin menyampaikan karya kecil bapak yang itu berdampak besar bagi orang kecil melalui program BBM yang bapak luncurkan pada tahun 2015.
Program BBM ini mempertemukan para mentor dengan anak-anak yang memiliki talenta besar namun kurang beruntung secara ekonomi. Saya terpilih menjadi salah satu mentor bersama beberapa tokoh nasional lainnya. Bapak menitipkan dua anak kepada saya yaitu: Ida Ayu Kusuma Dewi dari Bali dan Amri Narisda dari Kalimantan Selatan untuk tinggal bersama saya selama beberapa hari.
Pak Anies yang saya banggakan, hingga saat ini saya masih berkomunikasi intensif dengan Ida Ayu Kusuma Dewi (Dayu). Perempuan mungil ini, dulu sering dihina, sering dibuli, sering dilecehkan hanya karena keluarganya tidak beruntung secara ekonomi. Melalui program BBM yang bapak luncurkan, Dayu punya energi baru, punya semangat baru, kepercayaan dirinya semakin membuncah. Dia semakin yakin dengan passionnya, yakin dengan impiannya dan dengan kehidupannya yang jauh lebih baik.
ADVERTISEMENT
Pak Anies, kini Dayu sudah berkuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Saat dia menerima seragam dari Kampusnya, seragam itu ia cium, seragam itu ia gantung sembari dipandangi tiada henti, ia sangat bersyukur bisa kuliah di jurusan dan kampus favoritnya. Saat ia bertemu dengan saya, ia bercerita dengan penuh antusias, matanya berbinar. Ia benar-benar menikmati kuliahnya. Sesuatu yang dulu dianggap tidak mungkin oleh banyak orang disekitarnya.
Pak Anies, Dayu bukan hanya aktif pada kegiatan BEM di kampusnya, ia juga sudah biasa menjadi MC bahkan pembicara (nara sumber) di kalangan milineal untuk penyadaran bahaya narkoba dan HIV. Bukan hanya itu, ia juga terpilih menjadi salah satu panitia acara IMF di Bali beberapa pekan ke depan. Dayu dari keluarga yang dulu sering direndahkan, kini sudah semakin yakin dengan impian besarnya. Dan itu bermula dari program yang bapak gulirkan.
ADVERTISEMENT
Pak Anies, saat saya berjumpa dengan ibunya Dayu di Bali, ia bercerita dengan linangan air mata. Betapa ia sangat bahagia melihat perkembangan putrinya. Betapa ia bersyukur anak pertamanya bisa ikut program BBM. Impian hidupnya yang dulu hampir terkubur, kini bersemi kembali bahkan tumbuh subur disetiap tarikan nafas Dayu dan keluarganya. Dan yang merasakan hal ini bukan hanya Dayu, tetapi hampir semua peserta BBM.
Pak Anies, terima kasih telah meluncurkan program yang mungkin dianggap kecil oleh kebanyakan orang namun ternyata berdampak sangat besar bagi orang yang hidupnya dipinggirkan oleh sebagian orang. Secara pribadi pun saya menyampaikan terima kasih kepada bapak, karena melalui program ini, saya punya keluarga baru, menjadi bapak bagi Dayu dan Amri Narisda, anak muda yang memiliki talenta dan semangat untuk membangun negeri kita tercinta.
ADVERTISEMENT
Semoga kepemimpinan bapak di ibukota negara juga menjadi jendela pembuka bagi munculnya talenta-talenta muda yang mungkin selama ini terabaikan. Muncul Dayu-Dayu lain melalui sentuhan tangan dingin bapak. Dan ini adalah harapan besar saya ketika saya menuliskan surat terbuka ini. Terima kasih pak.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini