Ubah Indonesia dengan Bicara

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership, Founder Akademi Trainer www.KubikLeadership.com. Ia juga pebisnis dan penulis 10 buku di Gramedia dan Mizan. Mentor banyak tokoh
Konten dari Pengguna
8 Januari 2018 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jamil Azzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto: Salah satu kegiatan Festival Trainer Nasional di Jakarta
ADVERTISEMENT
Bicara itu memiliki kekuatan mengubah banyak hal. Untuk itulah saya sangat setuju dengan ungkapan Sayyid Quthb "satu peluru hanya bisa menembus satu kepala tetapi satu kata bisa menembus jutaan kepala." Dalam skala terbatas, ucapan romantis disertai bumbu yang menarik bisa menaklukan hati orang lain. Pilihan kata dan cerita yang tepat bisa mengubah keputusan penting orang yang mendengarnya.
Dalam skala global, pidato pimpinan negara bisa mengubah suhu politik dunia. Saat presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan bahwa ibukota Israel akan dipindah ke Yerusalem, gejolak penolakan muncul dimana-mana. Sentimen anti produk Amerika juga meningkat. Di Indonesia pun muncul Aksi Bela Palestina yang diikuti oleh jutaan orang.
Ya, pidato pimpinan negara bisa mengubah tatanan politik dunia. Pidato Ronald Reagan di Gerbang Brandenburg pada tanggal 12 Juni 1987 juga diyakini menjadi pemicu runtuhnya Tembok Berlin. Karena salah satu cuplikan dalam pidato tersebut memang mengajak Pimpinan Uni Soviet untuk meruntuhkannya.
ADVERTISEMENT
Cuplikan pidato Ronald Reagen yang disinyalir meningkatkan semangat masyarakat, khususnya Jerman Timur untuk meruntuhkan Tembok Berlin adalah: "Sekretaris Jenderal Gorbachev, bila Anda ingin perdamaian, bila Anda ingin kemakmuran bagi Uni Soviet dan Eropa Timur, bila Anda ingin pembebasan, datanglah ke gerbang ini. Tuan. Gorbachev, buka gerbang ini. Tuan. Gorbachev, runtuhkan tembok ini!"
Dan Anda tahu? Dua tahun kemudian, tepatnya 9 November 1989 tembok Berlin diruntuhkan. Jerman Timur dan Jerman Barat yang semula terpisahkan kemudian menjadi satu, Jerman. Dampak lanjutannya, Uni Soviet yang semula negara besar, terpecah menjadi beberapa negara yang terpisah dan memiliki pemerintahan sendiri.
Bicara, punya kekuatan dahsyat. Untuk itu, saya mendukung dan mengapresiasi yang dilakukan oleh Ikatan Alumni Akademi Trainer (Ikaat) yang mengadakan Festival Trainer Nasional pada 7 Januari 2018. Kegiatan inspirasi yang dilakukan di 30 kota di Indonesia yang melibatkan lebih dari 200 trainer alumni Akademi Trainer bertema: "Bicara Kita Mengubah Indonesia"
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah acara berjalan lancar dan mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat khususnya para peserta. Bahkan ada pembicara yang mendapat gelang emas dari peserta karena begitu tersentuhnya dengan acara tersebut, ada juga tawaran untuk mengelola tanah milik peserta untuk kegiatan yang positif demi Indonesia yang lebih baik. Dan puluhan tawaran kegiatan positif lain juga muncul setelah pagelaran acara ini.
Mari kita pastikan bahwa "bicara kita mengubah Indonesia" mengubah ke arah yang kebih baik, lebih positif, lebih bermartabat dan lebih menghargai satu dengan yang lain, lebih banyak karya yang kita hasilkan dan lebih...lebih... yang lain.
Selamat kepada tim Ikaat yang telah sukses menyelenggerakan acara ini. Semoga gelora dan semangat mengubah Indonesia dengan bicara semakin tersebar luas di negeri tercinta yang bernama Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salam SuksesMulia Jamil Azzaini CEO Kubik Leadership