Konten dari Pengguna

Sisingaan : Ikon budaya lokal, kebanggaan Masyarakat Subang

Jamilah
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
15 November 2024 15:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jamilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Subang, Jawa Barat - Subang dikategorikan sebagai daerah yang cukup kental akan tradisi dan budaya, salah satu yang masih eksis hingga saat ini adalah sisingaan. Sisingaan ini telah menjadi lambang budaya serta kebanggaan Masyarakat setempat, tidak hanya mencerminkan kearifan lokal, tetapi juga menjadi lambang keberanian dan kebersamaan mayarakat Subang dalam merayakan momen-momen penting.
ADVERTISEMENT
Kesenian sisingaan sendiri adalah pertunjukan khas sunda yang dilakukan dalam bentuk arak-arakan. Biasanya arak-arakan dilakukan menggunakan media tandu kemudian diangkat oleh 4 orang dan diatasnya ditunggangi 1 orang atau pada umumnya oleh anak kecil. Kesenian ini dimainkan dengan musik, sehingga para pengangkat tandu melakukannya dengan gerakan tarian.
Suasana ketika arak-arakan mengelilingi desa. Kamis (27/07/2024) Sumber: Dokumen Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana ketika arak-arakan mengelilingi desa. Kamis (27/07/2024) Sumber: Dokumen Pribadi.
Menurut Abah Salim Pengrajin patung Singa yang ada di Subang, awal mula keberadaan kesenian sisingaan di Kabupaten Subang berawal dari kegiatan ritual masyarakat yang akan menyunat anak laki-laki, dengan cara dihibur kemudian diarak keliling kampung menggunakan kursi yang sudah dihias atau disebut juga jampana. Seiring dengan perkembangan waktu jampana mengalami perubahan menjadi bentuk Singa yang terbuat dari rangkaian bambu yang dibungkus karung goni, kemudian rambutnya terbuat dari rafia.
ADVERTISEMENT
Sisingaan sendiri adalah simbol dari perjuangan Masyarakat Subang terhadap penguasa, atau penjajah dari ketertindasan pada waktu kekuasaan Kerajaan inggris. Patung singa melambangkan penguasa, yaitu lambang dari Kerajaan inggris, anak yang disunat melangbangkan generasi penerus bangsa, payung menjadi simbol pelindung generasi penerus bangsa, dan pengusung melambangkan masyarakat pribumi yang tertindas.
Dalam berjalannya waktu, Sisingaan menjadi bagian dari perayaan adat dan keagamaan, terutama dalam acara khitanan dan hajatan. Tradisi ini dipercaya bisa memberikan berkah dan keberanian kepada anak yang akan menempuh tahapan baru dalam kehidupannya. Hingga saat ini, Sisingaan tetap hidup sebagai tradisi turun temurun dan terus dijaga kelestariannya oleh Masyarakat di Subang.
Salah satu anak yang mengikuti kegiatan Sisingaan. Kamis (27/07/2024) Sumber: Dokumen Pribadi
Meskipun terlihat masih eksis di era sekarang, Sisingaan juga menghadapi tantangan dalam menjaga eksistensinya. Perkembangan budaya luar yang tidak terbendung kadang membuat generasi muda kurang tertarik dengan budaya tradisional. Namun melalui kegiatan-kegiatan Festival, Keterlibatan Masyarakat, Upaya pelestarian terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Sisingaan menjadi warisan yang tidak hanya menghadirkan kebanggaan, tetapi juga menjadi pengingat akan keberanian dan semangat Masyarakat Subang dalam menghadapi tantangan. Seni pertunjukan ini menjadi simbol kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Dengan menjaga budaya lokal untuk tetap hidup, sama dengan kita memperkaya warisan budaya Indonesia, agar kekayaan tradisi ini bisa dinikmasti oleh generasi selanjutnya. Sisingaan bukan hanya tontonan, tetapi simbol dari kebanggaan dan identitas Masyarakat Subang.
Situasi anak beserta kakaknya yang akan menaiki Sisingaan. Kamis (27/07/2024) Sumber: Dokumen Pribadi.
Jamilah, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammasiyah Yogyakarta.