Dilema Millenial dalam Generasi Sandwich

Jan Ekklesia
Sosiolog dan Pendiri GEMA Politik Indonesia
Konten dari Pengguna
2 Juli 2021 22:16 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jan Ekklesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi: Mohamed Hassan/Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi: Mohamed Hassan/Pixabay.
ADVERTISEMENT
Generasi milenial, yaitu generasi 30an-40an saat ini adalah generasi yang paling banyak di Indonesia. Tidak cuma banyak, tetapi berada dalam usia produktif untuk bekerja dan berkarya. Masalahnya, beban yang dipikul oleh generasi ini cukup berat, di antaranya menyejahterakan orang tua sebagai generasi di atasnya dan mencukupi anggota keluarga apabila sudah berkeluarga.
ADVERTISEMENT
Itulah yang dinamakan generasi sandwich. generasi yang memiliki banyak impian untuk meraih pekerjaan tetap dan cita-cita, di satu sisi sebagai penerus cita-cita orang tua. Istilah Sandwich Generation pertama kali dipopulerkan pada tahun 1981 oleh Dorothy A. Miller dengan paper-nya yang berjudul : The 'sandwich' generation: adult children of the aging. Pada paper-nya, Dorothy menjelaskan bahwa
Singkatnya, generasi sandwich adalah mereka yang memiliki tanggungan baik dari generasi atas maupun generasi di bawahnya, dengan tingkatan stres yang tinggi. Situasi ini akan menciptakan ketidakseimbangan (imbalace) dan kesenjangan (gap) pada generasi tersebut, terutama konflik peran yang muncul saat menopang kedua generasi.
ADVERTISEMENT
Bagi generasi atas (aging parents), kewajiban anak untuk menghidupi orang tua merupakan implikasi dari kebutuhan dasar orang tua yang lanjut usia, antara lain: emosional, dukungan sosial-ekonomi, intervensi krisis, dan sebagai "rumah" di hari tua. Sementara itu, bagi generasi bawah (prepatory and middle-age children), beban tersebut tentu akan memengaruhi afeksi dan tumbuh kembang anak, serta munculnya bias pada aspek prioritas keuangan di masa yang akan datang.
Lalu, bagaimana dengan mereka yang belum bekerja? Bagi mereka yang hidup dalam generasi sandwich dapat disebut sebagai "command generation" karena posisi mereka yang kuat dalam lingkungan sosial. Biasanya, mereka yang belum berkeluarga akan memiliki beban terhadap hal-hal yang bersifat tangible seperti rumah, tabungan, investasi, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Apabila beban yang diterima oleh generasi milenial sangat tinggi, maka hal tersebut akan membuat mereka bekerja lebih keras, mencari sumber pendapatan lain, dan kecenderungan untuk berutang yang tinggi. Oleh sebab itu, perlunya perhatian dari pemerintah untuk mendukung lapangan pekerjaan bagi generasi milenial. Kemudian, peningkatan wawasan ethics of care for elders dan antisipasi dari keluarga terdekat untuk bersama-sama mengatasi masalah ini.