Konten dari Pengguna

Galasin, Permainan Seru Khas Betawi

Jan Mealino Ekklesia
Sosiolog dan Peneliti Utama WAMESA Policy & Politics
26 Juni 2022 23:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
802
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jan Mealino Ekklesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Permainan Galasin. Sumber: https://stringfixer.com/files/207800019.jpg
zoom-in-whitePerbesar
Permainan Galasin. Sumber: https://stringfixer.com/files/207800019.jpg
ADVERTISEMENT
Galasin merupakan salah satu permainan yang membekas dalam ingatan. Permainan sederhana namun mengikat keseruan di antara teman-teman.
ADVERTISEMENT
Bermodalkan jalan sebagai arena pertandingan dan sendal jepit sebagai batasannya, kami bermain dengan riang tak kenal waktu. Mulai dari sore hari sampai suara Adzan Maghrib berkumandang. Bagi kubu yang kalah, hukumannya mentraktir jajan kepada kubu yang menang.

Tata Cara Permainan

Permainan Galasin populer di kalangan anak-anak Jakarta. Sebagian menyebut permainan ini dengan nama gobak sodor (sebutan di wilayah Jawa Tengah). Arena yang digunakan untuk bermain berbentuk segi empat, dengan petak-petak sebanyak 6 bagian.
Cara bermainnya bergantian antara dua regu. Satu regu beranggotakan empat sampai lima pemain. Jumlahnya pun bisa menyesuaikan. Ketua dari kedua regu biasanya menjadi wasit.
Ada regu yang menghadang. Regu lainnya berusaha melewati rintangan, secara horizontal maupun vertikal. Regu yang menghadang harus berusaha menghalangi dengan menyentuh regu lawan. Sementara regu lawan harus kembali ke garis start dengan selamat.
ADVERTISEMENT

NIlai Permainan Galasin

Banyak hal yang dapat kita petik dari permainan galasin. Beberapa di antaranya adalah memupuk rasa solidaritas dan semangat pantang menyerah.
Selain itu, permainan galasin mengajar kita untuk fokus terhadap apa yang di depan kita. Satu hal penting, permainan galasin melatih tenggang rasa (sikap sportif) dan melatih kemampuan menyusun strategi untuk mencapai kemenangan regu.
Namun, di era perkembangan teknologi digital, anak-anak lebih suka untuk bermain game di smartphone ketimbang bermain dengan fisik. Kiranya, permainan khas Betawi ini mau tidak mau harus dilestarikan dan diberdayakan oleh kita. #HUTDKI495
Lomba Menulis HUT ke-495 Jakarta
***
Jan Mealino Ekklesia