Mencari Kedamaian Batin

Jan Ekklesia
Sosiolog dan Pendiri GEMA Politik Indonesia
Konten dari Pengguna
21 September 2021 23:09 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jan Ekklesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suasana damai, sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suasana damai, sumber: freepik
ADVERTISEMENT
Saya memikirkan bagaimana ada orang dapat berlama-lama bersemedi atau berjam-jam melakukan yoga. Atau, berlama-lama bermusik. Apakah ada sesuatu disana? Ada yang ditawarkan? Beberapa teman yang saya tanyakan menjawab: karena aktivitas demikian membuat dia nyaman dan damai.
ADVERTISEMENT
Kedamaian batin adalah situasi dimana kita mendapat perasaan yang tenang, jauh dari pikiran-pikiran yang mengusik. Hati kita merasa tidak perlu siapapun dan apapun untuk sementara. Bahkan, batin yang damai adalah kunci sehatnya jiwa di hari tua. Oleh sebab itu, penting bagi kita menjaga kedamaian batin.
Bagaimana kita mencari kedamaian batin? Apakah kita harus pergi mengembara ke gunung? Bersemedi di gua? Atau mengarah kepada sesuatu yang bisa diraih? Disini berbuat baik menjadi jawabannya. Berbuat baik bukan hanya membuka pintu rezeki, tetapi juga menjadi jawaban atas ketenangan batin.
Tetapi perlu dipertanyakan, kalau kita menjadi 'berkat' bagi sesama demi kepentingan ketenangan batin, maka kita perlu memastikan bahwa diri kita harus benar-benar siap untuk berbuat baik. Kesiapan ini melahirkan cara pandang bahwa menjadi 'berkat' adalah anugerah dari Tuhan. Karena kita mengetahui atau menyadari bahwa kita adalah perpanjangan tangan Tuhan, maka kita memiliki ketenangan batin yang tiada tara.
ADVERTISEMENT
“Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular”