Konten dari Pengguna

Upaya Membangun SMP di Kedungsalam Bebas Kekerasan Seksual & Perundungan

Jantra 48 Kedungsalam
Kelompok mahasiswa KKN FISIP-FIB Bakti Desa (FBD) Jantra 48 Universitas Brawijaya yang melaksanakan pengabdian di Desa Kedungsalam, Kabupaten MAlang.
23 Agustus 2024 17:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jantra 48 Kedungsalam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kedungsalam, 27 Juli 2024
Penyampaian materi di SMP PGRI 1 Kedungsalam, Donomulyo.
Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, Kelompok 48 FISIP- FIB Bakti Desa (FBD) Jantra Universitas Brawijaya mengadakan sosialisasimengenai kekerasan seksual dan perundungan. Acara yang berlangsung pada hari inidihadiri oleh siswa-siswi se-desa Kedungsalam. Tujuan utama dari kegiatan ini adalahuntuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai dampak buruk darikekerasan seksual dan perundungan, serta langkah-langkah pencegahannya.
ADVERTISEMENT
Acara sosialisasi ini dibuka oleh Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Kedungsalam, IbuLestariningsih. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya menciptakanlingkungan sekolah yang bebas dari kekerasan dan perundungan. “Kami bertekad untukmemastikan setiap siswa merasa aman dan dihargai di sekolah ini. Kekerasan seksualdan perundungan merupakan masalah serius yang perlu kita tangani secarabersama-sama.” ujarnya.
Materi sosialisasi disampaikan langsung oleh Ketua Kelompok 48, Permana Exelino Subroto. Dalam presentasinya, Exel menjelaskan berbagai bentuk kekerasan seksualdan perundungan yang dapat terjadi di lingkungan sekolah. Ia juga memaparkandampak psikologis yang dialami oleh korban, serta pentingnya peran guru dan orangtua dalam mendeteksi tanda-tanda kekerasan dan perundungan.
Selain itu, Exel juga memberikan beberapa tips praktis kepada siswa untuk menghindari situasi berbahaya, seperti tidak berjalan sendirian di tempat yang sepi, serta selalu melaporkan kejadian yang mencurigakan kepada guru atau orang tua. “Sangat penting bagi kita semua untuk saling mendukung dan berani berbicara jika menyaksikan atau mengalami kekerasan. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman.” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif menunjukkan antusiasme siswa terhadap topik yang dibahas. Banyak siswa yang bertanya tentang cara menghadapi pelakuperundungan dan langkah-langkah apa yang bisa mereka ambil jika menjadi korban. Guru-guru juga terlihat aktif memberikan dukungan dan menegaskan komitmen mereka untuk menjaga keamanan dan kenyamanan siswa di sekolah. Selain sosialisasi, Jantra kelompok 48 juga mengadakan kampanye dan melawan kekerasan seksual dan perundungan. Teknis dari kampanye tersebut adalah setiap siswa menuangkan cat ke tangan mereka, kemudian ditempelkan pada poster yang telah disiapkan oleh panitia. Kampanye ini diikuti siswa-siswi dengan antusias dan semangat untuk menolak kekerasan seksual dan perundungan.
Kampanye "Stop Kekerasan Seksual & Bullying" yang dilakukan oleh siswa-siswi.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan siswa-siswi SMP se-Kedungsalam semakin sadar akan pentingnya menjaga sikap dan perilaku mereka, serta berani mengambil sikap tegas terhadap kekerasan dan perundungan. Semua pihak, baik sekolah, orang tua, maupun masyarakat, diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi generasi muda.
ADVERTISEMENT