Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Menilik Kesalehan Sosial di Indonesia: Antara Ibadah dan Realitas Sosial
14 Mei 2024 17:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Januariansyah Arfaizar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada tahun 2021, Badan Litbang dan Diklat Kemenag merilis hasil survei indeks kesalehan sosial (IKS) masyarakat Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa IKS umat beragama di Indonesia termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor nasional 83,92. Survei ini memotret secara kuantitatif implementasi ibadah dalam agama-agama di Indonesia, baik yang bersifat individual maupun sosial. Hasil ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kesalehan ritual atau individual yang tinggi dan baik, namun kesalehan sosialnya masih perlu ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
Kesalehan sosial merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan karena pengaruh agama selama ini belum cukup signifikan dalam menangani berbagai masalah kemanusiaan, lingkungan, dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Berdasarkan survei ini, diharapkan kesalehan sosial dapat lebih ditingkatkan. Survei tersebut mengkategorikan relasi kesalehan beragama ke dalam empat kelompok:
1. Kesalehan ibadah ritual dan kesalehan sosial sama-sama tinggi.
2. Kesalehan ritual dan sosial sama-sama rendah.
3. Kesalehan ritualnya rendah dan kesalehan sosialnya tinggi.
4. Kesalehan ritualnya tinggi dan kesalehan sosialnya rendah.
Dengan demikian, temuan survei ini mengafirmasi pentingnya meningkatkan kontribusi berbagai variabel seperti habitus, pengamalan ritual agama, pengetahuan agama, dan program Kementerian Agama untuk peningkatan kesalehan sosial masyarakat. Meski demikian, survei ini hanya mengukur IKS dari enam agama besar di Indonesia, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Diharapkan di masa depan, IKS dari masyarakat beragama lainnya, termasuk kelompok Penghayat Kepercayaan, juga dapat diukur.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, hasil survei ini menimbulkan pertanyaan problematis. Jika IKS umat beragama di Indonesia sangat baik, mengapa Indonesia masih berada di peringkat kelima negara terkorup di Asia Tenggara? Pertanyaan ini memunculkan kegelisahan tentang kontribusi agama dalam membangun kesalehan sosial dalam pemerintahan dan bernegara.
Dari hasil survei tersebut, beberapa catatan penting dapat diambil untuk meningkatkan kesalehan sosial di masyarakat:
1. Tema Dakwah yang Emansipatoris: Topik dan materi dakwah saat ini masih didominasi oleh orientasi ortodoksi yang menuntut penyesuaian total perilaku umat terhadap doktrin agama. Untuk mencapai transformasi umat yang lebih emansipatoris, tema dakwah perlu disesuaikan dengan kebutuhan nyata para jamaah. Misalnya, kultum Ramadan perlu dirancang dengan tema yang relevan bagi jamaah masing-masing lokasi. Ini penting agar dakwah tidak hanya menjadi rutinitas tetapi benar-benar bisa memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial jamaah.
ADVERTISEMENT
2. Mindset Penceramah yang Berbasis Data: Penceramah perlu memiliki basis data tentang profil jamaah agar materi ceramah sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan cara ini, dakwah dapat mengarah pada perubahan cara berpikir, bersikap, dan berperilaku yang lebih mencerahkan, serta mencegah politisasi dan komodifikasi agama. Dakwah yang berorientasi pada kebutuhan nyata jamaah akan lebih efektif dalam meningkatkan kesalehan sosial.
3. Kolaborasi Takmir Masjid dan Dewan Masjid: Setiap takmir masjid perlu bekerja sama dengan dewan masjid setempat untuk merumuskan skala prioritas program riil yang dibutuhkan oleh jamaah, seperti kegiatan pemberdayaan ekonomi dan wirausaha. Transformasi ajaran agama perlu berdialog dengan realitas permasalahan yang dihadapi umat. Ini berarti, ceramah agama tidak hanya menyampaikan doktrin tetapi juga memberikan solusi konkret bagi permasalahan yang dihadapi oleh jamaah.
ADVERTISEMENT
Kesalehan sosial yang tinggi tidak hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang bagaimana agama dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan. Peningkatan kesalehan sosial menjadi tugas bersama bagi pemerintah, organisasi keagamaan, dan masyarakat.
Dengan melihat hasil survei ini, kita diingatkan bahwa fungsi agama dalam masyarakat tidak hanya menuntut kesalehan ritual tetapi juga kesalehan sosial. Ini adalah panggilan untuk kita semua untuk meningkatkan kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang lebih adil, makmur, dan berkeadilan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kesalehan sosial di Indonesia dapat semakin meningkat, mencerminkan ajaran agama yang tidak hanya dijalankan dalam ibadah, tetapi juga dalam tindakan nyata sehari-hari untuk kebaikan bersama. Mari kita jadikan hasil survei ini sebagai momentum untuk mendorong perubahan positif dalam masyarakat kita.
ADVERTISEMENT