Konten dari Pengguna

Urgensi Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Indonesia

Januariansyah Arfaizar
Dosen STAI Yogyakarta - Peneliti PS2PM Yogyakarta - Mahasiswa Doktor FIAI UII
23 September 2024 11:10 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Januariansyah Arfaizar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto dari Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto dari Kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelaksanaan ibadah haji dan umroh di Indonesia terus mengalami perkembangan seiring dengan meningkatnya jumlah jamaah yang diberangkatkan setiap tahunnya. Hal ini tentu membawa sejumlah tantangan dan persoalan yang memerlukan solusi komprehensif.
ADVERTISEMENT
Dengan tingginya biaya yang dikeluarkan, serta kompleksitas penyelenggaraan ibadah yang melibatkan berbagai pihak, sudah saatnya Indonesia memiliki lembaga pendidikan khusus yang fokus pada pelaksanaan ibadah haji dan umroh.
Dalam obrolan ringan di grup WhatsApp muncul sebuah gagasan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Perhajian dan Perumrohan oleh Bapak Ahmad Ripai, salah satu anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Atas dasar itu, penulis tertarik menuliskan lebih lanjut sebuah gagasan yang menarik untuk didiskusikan bahkan untuk diwujudkan.
Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Perhajian dan Perumrohan Indonesia (STIPPI), Merupakan sebuah langkah yang tepat untuk mencetak para ahli yang mampu mengelola pelaksanaan haji dan umroh dengan lebih profesional dan memahami pelaksanaan haji dan umroh secara komperhensif.
ADVERTISEMENT
Kompleksitas Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Indonesia
Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, secara rutin memberangkatkan ratusan ribu jamaah haji dan umroh ke tanah suci. Pelaksanaan ibadah haji yang diadakan setiap tahun menelan biaya yang sangat besar dan melibatkan koordinasi yang kompleks antara berbagai kementerian, lembaga, dan sektor swasta. Mulai dari persiapan administrasi, logistik, kesehatan, hingga transportasi, semuanya memerlukan perencanaan dan manajemen yang matang.
Khusus untuk ibadah haji, Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi aktor utama yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan. Namun, pelibatan banyak pihak tanpa adanya sumber daya manusia yang terlatih secara khusus sering kali menyebabkan berbagai masalah, seperti kurang optimalnya pelayanan, ketidakpastian jadwal, hingga kesulitan menangani jamaah dalam kondisi darurat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ibadah umroh yang dilaksanakan sepanjang tahun juga memerlukan perhatian yang tidak kalah penting, terutama dalam pengawasan travel agen dan kualitas pelayanan yang diberikan.
Setiap tahun, ratusan ribu jamaah umroh diberangkatkan oleh berbagai agen travel. Persoalannya, tidak semua agen travel yang beroperasi memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar yang diharapkan.
Kasus-kasus penipuan oleh agen travel, pembatalan pemberangkatan tanpa alasan jelas, serta pelayanan yang tidak memadai masih sering terdengar. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya haji, tetapi juga umroh memerlukan perhatian khusus dalam tata kelola dan pengawasan yang ketat.
Urgensi Pembentukan Sekolah Tinggi Ilmu Perhajian dan Perumrohan Indonesia (STIPPI)
Melihat kompleksitas dan berbagai persoalan yang muncul, Sekolah Tinggi Ilmu Perhajian dan Perumrohan Indonesia (STIPPI) menjadi solusi yang relevan dan mendesak. STIPPI diharapkan menjadi lembaga pendidikan yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia yang ahli dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh.
ADVERTISEMENT
Adanya sekolah tinggi ini akan memberikan pendidikan dan pelatihan yang komprehensif, mulai dari aspek manajemen, pelayanan, kesehatan, hingga kebijakan terkait ibadah haji dan umroh.
Sekolah ini akan menyiapkan lulusan yang mampu mengelola berbagai aspek pelaksanaan haji dan umroh secara profesional dan modern. Seperti halnya sekolah-sekolah tinggi lainnya di Indonesia, STIPPI dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan yang mencetak tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan oleh pemerintah, lembaga swasta, maupun travel agen dalam penyelenggaraan haji dan umroh.
Keberadaan tenaga profesional ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan kepada jamaah, mengurangi potensi kesalahan manajemen, dan memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang selama ini muncul dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh.
STIPPI juga dapat diharapkan menjadi institusi yang setara dengan lembaga pendidikan tinggi lainnya di Indonesia, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pertanahan (BPN), Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (STIPDN), Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kedirgantaraan. Seperti halnya lembaga-lembaga tersebut yang fokus pada bidang keilmuan dan keahlian tertentu, STIPPI akan fokus pada bidang perhajian dan perumrohan, yang merupakan bagian penting dari tata kelola keagamaan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Manfaat Pendirian STIPPI Bagi Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Pendirian STIPPI akan membawa berbagai manfaat penting bagi pelaksanaan haji dan umroh di Indonesia. Pertama, STIPPI akan memberikan pendidikan yang mendalam tentang tata kelola haji dan umroh. Kurikulum yang diajarkan akan mencakup berbagai aspek, mulai dari manajemen perjalanan, kesehatan jamaah, pengelolaan logistik, hingga kebijakan terkait ibadah haji dan umroh. Dengan demikian, lulusan STIPPI diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga kemampuan praktis dalam mengelola setiap aspek perjalanan haji dan umroh.
Kedua, STIPPI akan menjadi pusat riset dan pengembangan kebijakan terkait haji dan umroh. Dengan adanya riset yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa STIPPI, diharapkan dapat ditemukan solusi-solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji dan umroh. Misalnya, riset tentang cara-cara baru dalam mengelola antrean jamaah, teknologi terbaru untuk memantau kesehatan jamaah, hingga kebijakan yang lebih efisien dalam mengatur keberangkatan dan kepulangan jamaah.
ADVERTISEMENT
Ketiga, STIPPI akan memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi para petugas haji dan umroh. Saat ini, petugas haji dan umroh hanya mendapatkan pelatihan singkat yang diberikan oleh Kementerian Agama, biasanya hanya selama 10 hari di Asrama Haji tiap embarkasi. Dengan adanya STIPPI, pelatihan ini dapat ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi durasi maupun materi yang diajarkan. Petugas haji dan umroh akan mendapatkan pelatihan yang lebih mendalam dan komprehensif, sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi berbagai situasi di lapangan.
Potensi Dukungan dari Pemerintah dan Sektor Swasta
Pendirian STIPPI memerlukan dukungan penuh dari pemerintah, terutama Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk regulasi, pendanaan, serta penyediaan infrastruktur yang diperlukan untuk mendirikan sekolah tinggi ini. Selain itu, pemerintah juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga internasional yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan haji dan umroh, seperti Arab Saudi, untuk memperkuat kurikulum dan pelatihan yang diberikan di STIPPI.
ADVERTISEMENT
Sektor swasta, terutama agen travel haji dan umroh, juga dapat berperan dalam mendukung pendirian STIPPI. Kerja sama antara STIPPI dan agen travel dapat dilakukan dalam bentuk magang bagi mahasiswa, pelatihan bagi staf agen travel, serta penelitian bersama untuk mencari solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh agen travel dalam menyelenggarakan haji dan umroh.
Dengan adanya kerja sama tersebut, diharapkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh agen travel akan meningkat, dan kasus-kasus penipuan atau pelayanan buruk dapat diminimalisir.
Tantangan dalam Pendirian STIPPI
Pendirian STIPPI juga akan menghadapi berbagai tantangan. Pertama, dari segi pendanaan, pendirian sekolah tinggi memerlukan biaya yang besar, baik untuk pembangunan infrastruktur, penyusunan kurikulum, maupun pengadaan tenaga pengajar yang kompeten. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan pendanaan yang cukup agar STIPPI dapat berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Kedua, tantangan dari segi regulasi. Pendirian sekolah tinggi di Indonesia harus mengikuti berbagai aturan dan prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu, proses perizinan pendirian STIPPI mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Namun, dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah dan kesadaran akan pentingnya pendirian STIPPI, diharapkan proses ini dapat berjalan lebih cepat.
Ketiga, tantangan dari segi minat masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan yang baru, STIPPI perlu menarik minat masyarakat untuk mengirimkan anak-anak mereka untuk belajar di sekolah ini. Oleh karena itu, promosi yang tepat dan pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap STIPPI.
Penutup
Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Perhajian dan Perumrohan Indonesia (STIPPI) adalah sebuah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji dan umroh di Indonesia. Dengan adanya STIPPI, diharapkan Indonesia dapat mencetak tenaga-tenaga ahli yang mampu mengelola setiap aspek pelaksanaan ibadah haji dan umroh dengan lebih profesional, modern, dan efisien.
ADVERTISEMENT
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, dengan dukungan penuh dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, STIPPI memiliki potensi besar untuk menjadi lembaga pendidikan unggulan di Indonesia yang berkontribusi signifikan dalam memperbaiki tata kelola ibadah haji dan umroh di masa depan. Semoga pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Perhajian dan Perumrohan Indonesia (STIPPI) segera terwujud, Aamiin.