Konten dari Pengguna

Dibanding Lintasan MotoGP, Jalan Raya Lebih Mematikan

Janzuar Ramadhany
Freelance Graphic & Web Designer and MotoGP Enthusiast. Currently living in Indramayu.
20 Mei 2017 13:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Janzuar Ramadhany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembalap MotoGp, Cal Crutchlow jatuh. (Foto: Dok. MotoGp.com)
zoom-in-whitePerbesar
Pembalap MotoGp, Cal Crutchlow jatuh. (Foto: Dok. MotoGp.com)
Nicky Hayden, pebalap World Superbike (WSBK) dari tim Red Bull Honda mengalami nasib naas saat berlatih dengan sepeda di wilayah Rimini, Italia pada Rabu sekitar pukul 14 waktu setempat. Juara dunia MotoGP 2006 tersebut tertabrak sebuah mobil hingga harus dilarikan ke rumah sakit setempat.
ADVERTISEMENT
Hayden dikabarkan dalam kondisi kritis hingga tagar #StayStrongNicky pun sempat meramaikan media sosial. Para pebalap WSBK, MotoGP, F1 dan atlet kejuaraan lain meyampaikan keprihatinan dan memberikan dukungan moril melalui akun media sosial mereka.
Tak terkecuali pebalap veteran Australia, Anthony West. Mantan pebalap MotoGP ini memposting sebuah foto yang menangkap momen saat Kawasaki ZX-RR yang dikendarainya tengah mengejar Hayden yang menunggangi Honda RC212V.
Foto tersebut diambil saat keduanya masih sama-sama bertarung di MotoGP 2007 silam.
Dibanding Lintasan MotoGP, Jalan Raya Lebih Mematikan (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ada hal menarik dari postingan West tersebut. Mantan rekan setim Rafid Topan Sucipto saat berlaga di Moto2 itu menuliskan: "Get well soon, Nicky. We all want to see you back on the race track where it is more safe”.
ADVERTISEMENT
Lekas sembuh, Nicky. Kami semua ingin melihatmu di sirkuit, di mana (tempat tersebut) lebih aman (dibanding jalan raya lokasi kecelakaan Hayden).
Benarkah sirkuit balap internasional lebih aman dibanding jalan raya?
Mari kita simak data dari Posko Angkutan Lebaran Terpadu tahun 2016 lalu. Menurut data tersebut, dari H-12 hingga H-1 lebaran 2016, terdapat 2.327 kecelakaan yang menelan total 451 korban jiwa. Angka kecelakaan tertinggi terdapat pada H-7, di mana dalam satu hari terdapat 76 orang meninggal dunia akibat kecelakaan.
Bandingkan dengan gelaran MotoGP, Moto2 dan Moto3. Dalam 14 tahun terakhir, balapan yang diikuti ratusan pebalap, digelar di lebih dari 20 trek balap, dengan total ribuan kilometer jarak tempuh dan kecepatan maksimal hingga 354,9 km/jam ini 'hanya' mengorbankan tiga nyawa.
ADVERTISEMENT
Tentu dua hal tersebut bukanlah pembanding yang tepat satu dengan lainnya. Namun rasanya akan sangat menarik jika kita telaah faktor-faktor apa saja yang membuat trek MotoGP lebih aman dibanding jalan raya.
Kualitas Trek MotoGP vs Jalan Raya
Sebelummnya mari kita perjelas perbedaan antara trek dan sirkuit.
Terk adalah lintasan yang digunakan untuk balapan. Sedangkan sirkuit adalah arena balap yang di dalamnya terdapat trek, curb atau tepian trek yang terdapat di bagian-bagian tertentu, biasanya dibuat bergelombang dan berwarna, zona run-off, pagar pembatas, area penonton, deretan garasi, lajur pit, gedung kontrol, ruang race direction, ruang pers, klinik, dan paddock di mana truk-truk pengangkut dan motorhome atau caravan pebalap diparkirkan, juga bangunan-bangunan sementara yang menjadi 'kantor' tim, workshop suplier ban, suspensi, baju balap, helm dan segala tetek bengek ‘sirkus’ MotoGP lainnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kejuaraan MotoGP, trek dan sirkuit yang digunakan harus memenuhi standar kelayakan dan keselamatan yang ditentukan FIM, Federation Internationale de Motocyclismo atau Federasi Balap Motor Internasional yang bermarkas di Swiss.
Kualitas bahan seperti aspal dan pasir hingga detil pengerjaan seperti desain drainase dan penggunaan warna cat untuk garis bantu akan sangat menetukan kelayakan sebuah sirkuit untuk dapat menggelar balap motor kelas dunia tersebut.
Maka tak heran jika kita tidak akan menemukan lubang atau permukaan aspal yang tidak merata di sana sini.
Bandingkan dengan sebagian besar ruas jalan di negara kita yang kualitasnya sangat buruk. Kita sering dibikin sebal saat melintasi jalur yang macet karena perbaikan jalan.
ADVERTISEMENT
Apakah masalahnya selesai saat perbaikan tersebut selesai? Ya. Untuk satu hingga dua tahun. Setelah itu jalanan kembali rusak, memakan korban. Lalu kembali diperbaiki, macet dan kita akan terus dibikin sebal karena berada dalam lingkaran setan.
Oh, tentu tidak semua dari kita kesal, karena sebagian dari kita hobi ‘makan’ aspal, pasir dan kerikil.
Zona Run-off yang Luas
Anda pasti sering menyaksikan para pebalap MotoGP melakukan kesalahan dan keluar trek hingga memasuki lautan kerikil. Lautan kerikil tersebut adalah area atau zona run-off. Trek motoGP sangat kaya akan zona run-off.
Area tersebut pada dasarnya adalah adalah space yang luas di antara trek dan dinding pembatas penonton dan biasanya terletak di ujung tikungan. Semakin tinggi kecepatan rata-rata motor sebelum memasuki tikungan, semakin luas pula zona run-offnya.
ADVERTISEMENT
Tumpukan kerikil pada area run-off bertujuan untuk mengurangi kecepatan motor secara efektif. Baik saat motor masih melaju maupun saat terlempar jatuh. Tapi tahukah anda jika demi keamanan dan keselamatan pebalap maupun penonton, kerikil pun tidak luput dari ketatnya regulasi sirkuit yang dikeluarkan FIM?
Dibanding Lintasan MotoGP, Jalan Raya Lebih Mematikan (2)
zoom-in-whitePerbesar
Regulasi FIM mensyaratkan bahwa tumpukan kerikil pada zona run-off harus dibuat dengan kedalaman yang meningkat secara gradual dari nol hingga 25cm untuk 5 meter pertama dari sisi terluar trek dan konstan 25cm untuk jarak selanjutnya.
Kerikil yang digunakan pun harus berdiameter antara 0,8 hingga 2cm. Semuanya diatur tertulis secara mendetil demi memaksimalkan keamanan.
Perlengkapan Keselamatan
Pada musim perdananya di MotoGP 2013 silam, Marc Marquez pernah terlempar dari RC213V yang ditungganginya saat kehilangan kendali pada kecepatan 337,8 km/jam di latihan bebas GP Italia. Marquez cedera, tapi tidak cukup parah hingga esoknya, The Baby Alien dinyatakan bugar oleh dokter untuk menjalani balapan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Juara Dunia 5 kali tersebut selamat? Jawabannya adalah kecanggihan helm dan baju balap yang dikenakannya. Saat ini, FIM mewajibkan semua pebalap MotoGP untuk mengenakan baju balap yang selain terbuat dari bahan yang sangat kuat, juga dilengkapi kantung udara (airbag).
Kantung-kantung udara tersebut terletak pada bagian-bagian krusial seperti pundak, siku, lutut dan akan mengembang penuh hanya dalam 0,03 detik begitu sensor kecil yang disematkan pada bagian punggung baju balap mendeteksi kecelakaan atau tabrakan. Sensor itu sendiri mendeteksi tabrakan dalam 0,05 detik.
Tentu akan sangat berbeda jika kejadian ini menimpa mereka yang mengebut di jalan raya tanpa helm dan penglengkapan keselamatan lain yang memadai.
Bus Rem Blong, Anak Alay dan Emak-emak Naik Matic
ADVERTISEMENT
Hal lain yang membuat balapan MotoGP jauh lebih aman dibanding berkendara di jalan raya adalah, di trek MotoGP, anda tidak perlu khawatir dengan kendaraan dengan ban gundul, rem blong serta hasil uji kelaikan kendaraan palsu.
Karena semua motor yang berlaga di MotoGP telah melalui serangkaian pengecekan, baik oleh para kru, insinyur mesin, insinyur gearbox, insinyur suspensi, insinyur ban, insinyur elekronik dan pengamat telemetry.
Lebih dari itu, pihak scrutineer dari Race Direction atau pengawas lomba juga secara acak melakukan inspeksi beberapa saat sebelum balapan digelar, meskipun tentu saja, kegagalan mekanik dan human error masih bisa terjadi kapanpun.
Di MotoGP, anda tidak perlu waswas dengan sopir bus atau angkot yang ugal-ugalan bahkan mabuk. Anda tidak akan dibikin kesal oleh emak-emak naik matic yang menyalip dari kanan kemudian tiba-tiba mengerem dan belok kiri dengan lampu sein yang berkedip menunjuk ke arah kanan.
ADVERTISEMENT
Di trek MotoGP anda juga tidak akan menemukan anak-anak alay yang, entah karena kekurangan nutrisi otak atau kurang perhatian dan kasih sayang orang tua, memasang ban sepeda pada sepeda motor yang bahkan belum dilunasi orang tua mereka.
Dengan paparan di atas, rasanya kita harus mengakui bahwa dibonceng Valentino Rossi mengeilingi trek MotoGP di sirkuit Le Mans dengan Yamaha YZR-M1 akan lebih aman dibanding melalui jalur puncak dengan bus pariwisata yang kelaikannya diuji oknum petugas-petugas korup DLLAJ.