Konten dari Pengguna

Indonesia Dalam Bauran Rajutan dan Tenunan

Jasmine Puspita Adaninggar
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
21 Oktober 2022 22:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jasmine Puspita Adaninggar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
UMKM adalah sebuah usaha yang didirikan oleh seseorang maupun badan usaha yang sudah termasuk kategori mikro, krcil, dan menengah.
ADVERTISEMENT
Dian Kartini merupakan pemilik UMKM kerajinan tangan yang namanya telah dikenal di pasar internasional."Seperti menemukan surga" Itulah penggambaran perasaan Dian Kartini saat ia kembali menekuni seni rajut. Kerajinan tangan yang dibuat menggunakan teknik rajut dan tenun memberikan kesan tersendiri bagi sang pemilik. Sejak kecil ia akrab dengan benang dan hakpen. Ketika merajut, ingatannya kembali pada saat ia kelas 1 SD. "Apapun yang saya buat, pasti akan saya jual" Begitu ucapnya. Dian pernah berkecimpung dibidang lain, namun rajut dan tenun tetap menjadi tujuannya.
Latar belakang seorang arsitek membuat Ibu Dian memiliki inspirasi lalu menyuntikkan seni bangunan kedalam produknya. "Dulu saya seorang arsitek, namun terpaksa berhenti karena menjaga bapak saya yang dirawat di rumah sakit".
ADVERTISEMENT
Setelah memantapkan diri, tahun 2016 ia memulai perjalanannya sebagai seorang pebisnis. Ia sukses membuat tas, dompet, gelang, dan ikat pinggang. Produk yang dihasilkan dibuat menggunakan tenaga manusia, bukan mesin. Itulah yang membuat produk Ibu Dian menjadi spesial.
Keunikan dari produk UMKM ini adalah motifnya yang didesain secara dekonstruktif tanpa harus meninggalkan pakem asli dari motif tradisional yang dimiliki.
Motif yang ada pada produk ini didapat dari batik sampai ke ukiran rumah adat. Ada juga yang menggabungkan kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Amerika. Selain itu terdapat motif-motif yang menggambarkan ciri khas beberapa provinsi di Indonesia dan uniknya ada yang diadaptasi dari perhiasan khas Sumba.
Tidak disangka idenya dalam menuangkan segala macam motif membuahkan hasil yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Semua produk yang dihasilkan menggunakan bahan baku dan pewarna alami. Untuk pewarna, Dian menggunakan batu arang sebagai warna hitam. Proses penggarapannya pun meminimalisir carbon footprint dengan memberdayakan para artisan benang lokal.
Sebuah bisnis tidak akan berhasil tanpa adanya visi dan misi. Oleh karena itu, visi yang ia buat adalah menunjukkan warna Indonesia melalui pola ragam hias budaya kepada dunia. Lalu agar sebuah visi dapat tercapai, maka dibutuhkan misi, yaitu memberdayakan wanita untuk selalu menggali kekayaan Indonesia untuk disadur dalam bentuk rajutan dan tenunan bermotif khas nusantara.
Sesuai dengan misinya yaitu memberdayakan kaum wanita, bersama mitra pekerjanya yang perempuan dan tulang punggung keluarga, Ibu Dian terus berinovasi untuk mengembangkan produknya menjadi lebih baik dan mendunia."Saya bangga dengan semua wanita. Mereka mendedikasikan semua karyanya untuk keluarganya juga."
ADVERTISEMENT
Misi terberatnya adalah mengedukasi pasar, bahwa apa yang dikerjakan ini tulus dari hati untuk tiap tarikan benangnya dan tiap tarikan jarumnya.
Harapan dari Dian, semoga para pembeli atau calon pembeli dapat menikmati hasil karyanya dan dapat menghargai kebudayaan Indonesia.
Salah satu produk yang dihasilkan Ibu Dian. Sumber foto: Dokumen pribadi