Konten dari Pengguna

Mengenal UMKM Produk Rajut dan Tenun

Jasmine Puspita Adaninggar
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
21 Oktober 2022 22:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jasmine Puspita Adaninggar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
UMKM adalah sebuah usaha yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah. Membangun sebuah UMKM mempunyai tantangan yang cukup sulit.
ADVERTISEMENT
Ibu Dian Kartini merupakan pemilik UMKM kerajinan tangan rajut dan tenun di Yogyakarta yang namanya telah dikenal di pasar internasional. Sebelumnya ia pernah merasakan jatuh bangun saat awal merintis usaha ini. Dengan dorongan dan semangat dari orang tua, Ibu Dian mencoba untuk bangkit kembali agar hobinya tersalurkan dengan baik.
Ibu Dian memulai usaha ini pada bulan Juni tahun 2016. Awalnya UMKM ini tidak terpikirkan olehnya apalagi sampai mendirikan usaha rajut dan tenun."Seperti menemukan surga" itulah penggambaran perasaan Ibu Dian Kartini saat ia kembali menekuni seni rajut. Kerajinan tangan yang dibuat menggunakan teknik rajut dan tenun memberikan kesan tersendiri bagi sang pemilik. Sejak kecil ia akrab dengan benang dan hakpen. Ketika merajut ingatannya kembali pada saat ia masih kecil."Apapun yang bisa saya rajut pasti akan saya jual" begitu ucapnya.
ADVERTISEMENT
Latar belakang sebagai seorang arsitek membuat Ibu Dian memiliki inspirasi lalu menyuntikkan seni bangunan kedalam produknya. Seni bangunan yang dimaksud misalnya seperti ukiran pada rumah adat Indonesia. Ibu Dian menggabungkan konsep-konsep arsitektur yang dia pelajari."Dulu saya seorang arsitek, namun terpaksa berhenti karena harus menjaga bapak saya yang dirawat di rumah sakit." Untuk mengisi waktu luang di rumah sakit, ia memperhatikan ibunya yang suka merajut. Ibu Dian pernah berkecimpung dibidang lain, namun rajut dan tenun tetap menjadi tujuannya.
Kegatalan Ibu Dian sebagai seorang arsitek untuk menambahkan sesuatu pada produknya. Dari situlah Ibu Dian memprakarsai UMKM ini. Sebuah usaha tas rajut yang mempunyai mimpi menduniakan Indonesia melalui motif-motifnya. Tidak disangka ide-ide yang ia tuangkan itu membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Hasil kerajinan tangan yang dirajut dan tenun ini berupa tas, dompet, gelang, sampai ikat pinggang. Kerajinan ini bukan hanya sekedar barang, tetapi dapat menjadi pemanis mata yang bernilai seni.
Sumber foto: Dokumentasi pribadi
Nama UMKM ini diambil dari nama neneknya. Namanya yaitu We Batari Toja Daeng Talaga Arung Timurung Dattu Citta. Beliau adalah penguasa tiga kerajaan pada waktu dulu. "Itulah semangat yang ingin saya angkat sebagai icon emansipasi saya". Ucapnya ketika ditanyai motivasi mendirikan UMKM ini.
Motif yang digunakan pada produk ini didapat dari batik sampai ke ukiran rumah adat Indonesia. Contohnya tas bermotif ukiran jendela Istana Pagaruyung yang ada di Padang. Selain itu terdapat motif yang menggabungkan kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Amerika.
ADVERTISEMENT
Dalam mengelola usaha tersebut, Ibu Dian menggunakan bahan baku dan pewarna alami. Ibu Dian menggunakan pewarna alami dari batu arang untuk menghasilkan warna hitam. Proses penggarapannya pun meminimalisir carbon footprint. Oleh karena itu produknya ramah lingkungan. Prosesnya pun terbilang unik, seperti merajut menggunakan lima sampai tujuh benang secara bersamaan. Untuk teknik merajutnya pun berbeda dengan yang lainnya. Ini yang membedakan produk UMKM Ibu Dian berbeda dengan produk-produk yang lain.
Ibu Dian mengatakan yang menjadi keunikan dari produknya dalah motifnya yang didesain secara dekonstruktif tanpa harus meninggalkan pakem asli dari motif tradisional yang dimiliki. Teknik pengerjaannya pun disempurnakan secara terus menerus hingga kini. Produknya juga didesain secara menyeluruh untuk menyuntikkan gaya modern pada motif vernacular yang sudah dikenal masyarakat maupun yang masih belum dikenal.
Tas rajut yang dihasilkan Ibu Dian. Sumber foto: Dokumentasi pribadi
Pelanggan dapat menggunakan motif-motif yang diinginkan. Untuk biaya konsultasi desain dikenakan lima puluh persen dari harga produk.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk jangkauan pasarnya yaitu nasional dan internasional. Pasar internasionalnya mencakup negara Malaysia, Amerika, dan Jepang. Harga produk rajut dan tenun ini sangat bervariasi, mulai dari tiga ratus ribu rupiah hingga tiga juta rupiah. Kebanyakan orang menganggap produk ini tidak cocok untuk anak muda tetapi tidak dengan Ibu Dian, ia mampu meruntuhkan anggapan tersebut. Realitanya, banyak anak muda yang membeli dan menggunakan produk UMKM ini. Terbilang mahal, namun kualitasnya tidak perlu diragukan.
Sebuah bisnis tidak akan berhasil tanpa adanya visi dan misi. Untuk visinya yaitu menunjukkan warna Indonesia melalui pola ragam hias budaya kepada dunia. Lalu misinya yaitu memberdayakan wanita untuk selalu menggali kebudayaan Indonesia untuk disadur dalam bentuk rajutan dan tenunan bermotif nusantara.
ADVERTISEMENT
Tenaga kerja pada UMKM ini adalah perempuan, karena sesuai dengan misi yang telah dibuat. "Saya bangga dengan semua perempuan yang bekerja dengan saya. Mereka mendedikasikan semua karyanya untuk keluarganya juga."
Saat ini Ibu Dian menjual produknya secara online dan offline. UMKM ini belum mempunyai toko sehingga Ibu Dian menitipkan produk-produknya disebuah toko kerajinan tangan. Apabila ingin membeli produk ini bisa secara online melalui website atau datang langsung ke toko. Ibu Dian juga mempromosikan produknya melalui iklan di sosial media.
Produk ini menggunakan benang, jarum, dan hakpen yang berkualitas. Bersama mitranya yang mayoritas perempuan, ia duduk bersama-sama dilantai untuk membuat produk-produknya.
Omzet yang didapatkan cukup besar. Apalagi produk dari UMKM ini cepat sekali terjual di website. Produk ini dibuat dengan sistem Pre Order tergantung tingkat kesulitan dan motifnya.
ADVERTISEMENT
Rencana untuk kedepannya telah dipikirkan oleh Ibu Dian. Saat ini, UMKM ini sedang diikutsertakan dalam APAC She Means Business Campaign, yaitu sebuah program yang berupaya mempromosikan transformasi digital dan kesetaraan dalam segala hal yang berkaitan dengan inklusi keuangan.
Menurut Ibu Dian, misi terberatnya adalah mengedukasi pasar. Para pembeli atau calon pembeli harus tahu bahwa apa yang dikerjakan ini tulus dari hati untuk tiap tarikan benangnya dan tiap tarikan jarumnya.
Harapan dari Ibu Dian untuk UMKM ini, semoga para pembeli dan calon pembeli dapat menikmati karyanya dan tentunya dapat menghargai kebudayaan Indonesia.
Harapan dari saya, semoga UMKM yang dikelola Ibu Dian semakin sukses dab berkembang.
Salah satu produk yang dihasilkan. Sumber foto: Dokumentasi pribadi