Konten dari Pengguna

PLTS Atap: Solusi Memangkas Tagihan Listrik Rumah

Jasmine Zahra
Electrical Engineering Student at Universitas Padjadjaran, interested in clean energy and climate change
19 Februari 2022 20:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jasmine Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar token meter listrik prabayar. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar token meter listrik prabayar. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia diterpa dilema terkait pemasangan PLTS atap untuk kebutuhan listrik rumah tangga mereka. Pasalnya harga pemasangan PLTS atap sedari kemunculannya terbilang mahal. Listrik PLN pun lebih diminati karena harganya yang murah. Namun seiring berjalannya perkembangan teknologi, harga PLTS atap mulai kompetitif karena semakin menurun.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, pemberian insentif untuk investasi PLTS Atap di Indonesia telah disahkan. Kementerian ESDM bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) sehingga mendapatkan hibah Sustainable Energy Fund (SEF) yang diperuntukkan bagi pelanggan di seluruh Indonesia yang ingin melakukan proses instalasi PLTS Atap. Dengan adanya hibah tersebut, pelanggan listrik yang ingin melakukan proses pemasangan PLTS Atap akan diuntungkan.
PLTS Atap merupakan sistem pembangkit listrik yang dipasang diatap bangunan. Sumber energi listrik yang dihasilkan adalah dari cahaya matahari. Terdapat tiga sistem dari PLTS Atap sendiri. Yang pertama yaitu sistem on-grid dimana listrik yang dihasilkan dari panel surya akan dioprasikan secara paralel dengan listrik dari PLN.
Kemudian selanjutnya adalah sistem off-grid dimana listrik yang dihasilkan dari panel surya tidak dialirkan menuju listrik PLN, namun akan dihubungkan langsung dengan komponen elektronik sehingga membutuhkan baterai untuk penyimpanan listriknya. Yang ketiga yaitu hybrid, dimana sebagian dari listrik yang dihasilkan PLTS akan diparalelkan dengan PLN dan sebagian lagi tidak.
ADVERTISEMENT
Sistem yang paling sering diaplikasikan dalam PLTS Atap di tempat yang terjangkau aliran listrik PLN adalah sistem on-grid dimana dalam penggunaannya pelanggan PLTS akan melakukan ekspor dan impor listrik dengan PLN. Mekanismenya yaitu kita akan menggunakan meteran khusus, yaitu net metering untuk menghitung nilai untuk ekspor impor.
Jadi, listrik yang dihasilkan oleh PLTS akan di”jual” terlebih dahulu ke PLN kemudian kita akan membelinya ketika kita mengkonsumsi listrik tersebut. Sebagai contoh, ketika siang hari PLTS akan terus memproduksi listrik tetapi tidak ada komponen elektronik yang perlu diaktifkan.
Listrik yang dihasilkan pada siang hari tersebut akan diimpor ke PLN terlebih dahulu. Kemudian, pada malam hari PLTS tidak memproduksi listrik namun kita membutuhkan listrik untuk penerangan rumah maka kita akan membeli listrik seperti biasa ke PLN.
ADVERTISEMENT
Pada 13 Agustus tahun lalu Kementerian ESDM telah menetapkan revisi kebijakan ekspor listrik bagi pengguna PLTS Atap yang tertuang pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021. Permen tersebut berisi tentang kebijakan bahwa pengguna PLTS Atap dapat melakukan ekspor penuh atau 100%, Naik 35% dari kebijakan sebelumnya yang hanya 65%.
Jadi PLN akan menerima penuh kelebihan listrik yang dihasilkan PLTS. Keuntungan dari listrik yang berlebih ini juga bisa disimpan untuk bulan selanjutnya, sehingga biaya tagihan listrik bulan berikutnya akan terpotong dengan keuntungan bulan sebelumnya.
Kita coba lakukan perhitungan sederhana mengenai pemakaian listrik serta biaya bulanannya. Saat ini, biaya listrik yang ditetapkan oleh pemerintah 1.445 rupiah/kWh. Anggap saja konsumsi listrik harian rata-rata sebesar 12 kWh. Maka biaya yang dikeluarkan per harinya adalah 17.430 rupiah.
ADVERTISEMENT
Misalkan kita ingin memasang PLTS atap yang menghasilkan kapasitas listrik setengah dari konsumsi harian listrik kita, maka kita hanya harus membayar tagihan listrik bulanan setengah dari tagihan sebelumnya. Diskon 50%, lumayan bukan.
Sebagai tambahan informasi, menurut data dari World Resource Institute (WRI) Indonesia, negara kita termasuk kedalam sepuluh negara penyumbang emisi terbesar di dunia. Dengan memasang PLTS Atap, selain menghemat biaya kita juga turut berkontribusi dalam mengurangi emisi hasil pembakaran fosil pada PLTU. Hemat biaya, sekaligus ramah lingkungan. Lumayan kan bisa sekalian pamer ke tetangga kalo kontribusi kita terhadap alam sudah terlihat nyata. Jadi tunggu apalagi? Yuk pasang PLTS Atap.