Konten dari Pengguna

Potensi Influencer Mendorong Vaksinasi untuk Menekan Gelombang Ketiga Covid-19

Jason Perdhana
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia
8 Desember 2021 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jason Perdhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pada 26 November 2021, World Health Organization (WHO) menetapkan varian B.1.1.529 sebagai variant of concern (VOC) berdasarkan spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021. Varian virus yang diberi nama Omicron ini pertama kali dideteksi di Afrika Selatan dan Botswana. WHO menaruh kewaspadaan serius setelah menganalisis sampel yang diterima, meyakini mutasi virus tersebut memiliki beberapa karakteristik biologis yang cukup mengkhawatirkan. Per 3 Desember 2021, kasus Covid-19 Omicron juga telah dilaporkan di beberapa negara tetangga Indonesia, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia. Dengan fakta demikian, hanya tinggal menunggu waktu bagi Covid-19 Omicron untuk masuk ke Indonesia. Lantas sudah sejauh mana persiapan Indonesia, terutama perihal vaksinasi?
ADVERTISEMENT
Target Tercapai
Pemerintah Indonesia menargetkan vaksinasi dosis pertama telah mencapai 70% populasi penduduk selambat-lambatnya pada akhir tahun 2021 (covid.go.id, 2021). Target ini pun akhirnya tercapai pada 7 Desember 2021. Rencana pemerintah untuk menerapkan PPKM Level 3 pada periode Nataru (Natal dan Tahun Baru) di seluruh wilayah secara serentak pun dibatalkan.
Luhut Binsar Pandjaitan selaku Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa-Bali mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan capaian vaksinasi dosis pertama di Jawa-Bali yang sudah menyentuh angka 76 persen dan vaksinasi dosis kedua yang hampir mencapai angka 56 persen. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Pada Saat Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru Tahun 2022 yang telah dikeluarkan pun akan direvisi (Kompas, 2021).
ADVERTISEMENT
Namun, pencapaian tersebut tidak boleh dijadikan alasan pengenduran vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan. Justru dengan ancaman Covid-19 Omicron di depan mata, kewaspadaan secara kolektif harus semakin ditingkatkan; dan pemerintah boleh jadi menggunakan referensi dari masa lalu untuk memakai cara yang pernah berhasil diterapkan sebelumnya, yakni melibatkan figur publik atau influencer.
Langkah Selanjutnya
Salah satu musuh terbesar pada masa krisis adalah keraguan publik terhadap kebenaran yang telah disampaikan oleh pemerintah. Dalam kasus ini, keraguan publik untuk melakukan vaksinasi dapat berakibat fatal bukan hanya bagi kesehatan publik sebuah negara, melainkan kesehatan dunia (Wilson & Wiysonge, 2020). Bahaya laten tersebut berupaya untuk ditekel pemerintah dengan melibatkan figur-figur publik yang dirasa mampu untuk menghadirkan rasa ‘relevansi’ yang dibutuhkan untuk mendongkrak public trust. Namun, terkadang realitas tidak berjalan semulus harapan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia menayangkan vaksinasi pertama Covid-19 terhadap Presiden Jokowi dan perwakilan influencer Raffi Ahmad pada 13 Januari 2021. Sontak masyarakat pun mulai mengantre untuk menerima vaksinasi pada hari-hari berikutnya. Namun, strategi ‘komunikasi pemerintah’ tersebut justru sempat menjadi bumerang ketika Raffi Ahmad kedapatan berkumpul dengan tidak menaati protokol kesehatan dalam sebuah acara usai divaksin. Pada kasus terpisah, influencer Jerinx SID, sosok yang dikenal cukup kontra terhadap vaksinasi dan bahkan keberadaan Covid-19 itu sendiri, malah menginisiasi gelombang penerima vaksinasi yang cukup signifikan setelah ia memutuskan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 pada 15 Agustus 2021.
Penggunaan influencer sebagai ‘penyambung lidah pemerintah’ terbukti cukup efektif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kebijakan terkait Covid-19, terutama perihal vaksinasi. Namun, pemerintah perlu lebih selektif dalam memilih figur agar pesan yang berusaha untuk disampaikan tidak justru menjadi blunder yang merugikan negara. Dengan potensi bahaya Covid-19 Omicron yang semakin dekat, penting untuk pemerintah dan masyarakat senantiasa waspada dan terus menaati segala aturan prosedural dan protokol kesehatan agar Indonesia dapat menahan laju tingkat mortalitas Covid-19 Omicron dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada dua gelombang Covid-19 sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
covid19.go.id. (2021). Pemerintah Kejar Target 70% Populasi Indonesia Mendapat Vaksin. https://covid19.go.id/p/berita/pemerintah-kejar-target-70-populasi-indonesia-mendapat-vaksin
Kompas. (2021). Pemerintah Tak Jadi Terapkan PPKM Level 3 Serentak Saat Nataru. https://money.kompas.com/read/2021/12/07/050100526/pemerintah-tak-jadi-terapkan-ppkm-level-3-serentak-saat-nataru?page=all
Wilson, S. L., & Wiysonge, C. (2020). Social media and vaccine hesitancy. BMJ Global Health, 5(10), 1–7. DOI:10.1136/bmjgh-2020-004206