Konten dari Pengguna

Ecoprint, Teknik Baru Membatik dengan Daun

JatimNow
Berani Realitas
8 Desember 2018 13:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ecoprint, Teknik Baru Membatik dengan Daun
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Sebuah kerajinan menghasilkan karya batik baru yang bernama Ecoprint. Dengan teknik yang terbilang cukup unik, yakni mereplika tumbuhan ke dalam kain, Ecoprint dapat menghasilkan karya batik yang memiliki nilai seni tersendiri.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan ecoprint terbilang sederhana dan mudah. Kita ambil daun, letakkan diatas kain katun dan buat pola yang diinginkan. Kemudian tutup kain katun tersebut dengan kain katun lagi dan dipukul dengan palu kayu untuk menghasilkan corak. Setelah itu, angin-anginkan sebentar kemudian bilas dengan tawas untuk mengunci warna.
"Saya pernah jual ke orang Belanda seharga 4 juta rupiah", kata Naning Gustiningtiyas, SE, pemerhati lingkungan, ketika ditemui dalam workshop membatik yang diselenggarakan Pusat Studi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Bhayangkara Surabaya (Ubhara) pada Jumat (7/12/2018).
Baca Juga:
Batik dengan teknik Ecoprint ini menghasilkan corak yang unik dan digemari di manca negara.
ADVERTISEMENT
"Orang luar lebih menghargai alam. Mereka lebih suka bahan yang berasal dari alam", ujar Naning yang juga pengajar Ecoprint.
Ecoprint, Teknik Baru Membatik dengan Daun (1)
zoom-in-whitePerbesar
Banyak orang menyebut ecoprint dan batik merupakan hal yang sama. Namun menurut Naning, batik dengan teknik Ecoprint ini berbeda dengan batik tulis biasa, karena bahan serta teknik pengerjaanya berbeda.
"Batik ya batik. Ecoprint ya ecoprint. Beda", kata alumnus Universitas Bhayangkara ini.
"Batik itu menghias kain dengan pewarna dan menggunakan canting. Eco print tidak. Ecoprint menggunakan tumbuhan", imbuhnya.
Naning sendiri telah menggeluti ecoprint selama tujuh tahun. Pernah diundang beberapa instansi untuk membekali karyawan yang akan mempersiapkan masa pensiun dengan ecoprint.
"Saya berharap Pemerintah Kota Surabaya turut membantu dalam pengembangan ecoprint terutama untuk para UMKM", pungkas Naning.
ADVERTISEMENT
Pusat Studi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Bisnis Ubhara seringkali mengadakan workshop atau pelatihan bagi mahasiswa. Seperti pelatihan membuat batik Ecoprint. Hal ini ditujukan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk belajar berbisnis.
"Ini bertujuan untuk memberi bekal kepada mahasiswa untuk menjadi pebisnis. Salah satunya workshop membatik ini", ujar Endang Siswati, DBA, Kepala Pusat Studi Kewirausahaan FEB Ubhara.