Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gus Choi Bicara Soal Politikus Sontoloyo dan Genderuwo
13 November 2018 19:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Pernyataan buta dan tuli yang ditujukan kepada sekelompok masyarakat yang tidak objektif menilai Joko (Jokowi) Widodo oleh Ma'ruf Amin mendapat tanggapan dari Ketua badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasional Demokrasi (NasDem) Effendy Choirie.
Gus Choi, sapaan akrab Effendy Choirie mengatakan, jika ada sekelompok masyarakat yang membangun kebutaan dan ketulian kepada masyarakat. Hal itu juga dilakukan untuk memberikan rasa pesimis kepada masyarakat.
"Mereka menciptakan hal itu supaya tidak mendengarkan apa yang disampaikan Jokowi dengan baik, apa yang dibangun Jokowi secara nasional saya kira Indonesia ada perkembangan yang luar biasa. Matanya tidak melihat itu kan," ujarnya saat ditemui pada acara syukuran ke 7 partai NasDem di Surabaya, Selasa (13/11/2018).
Baca Juga:
ADVERTISEMENT
Gus Choi mengatakan, secara fakta banyak perubahan yang telah dilakukan Jokowi. Menurutnya pernyataan tersebut secara substansi memang benar.
Gus Choi juga menyinggung soal pernyataan sontoloyo dan genderuwo. Meskipun kata-kata yang dilontarkan sangat vulgar namun menurutnya hal tersebut memang waktu yang pas.
"Persoalan yang kemudian kata-katanya langsung vulgar itu memang waktunya dikatakan seperti itu. Karena ada sekelompok pemimpin atau orang tertentu yang mau jadi pemimpin Indonesia itu selalu menyampaikan pernyataan yang membuat rakyat pesimis membuat rakyat takut untuk menghadapi masa depan," ujar Gus Choi.
Padahal, menurutnya, salah satu syarat untuk menjadi pemimpin dalam ajaran agama harus membuat rakyat memiliki harapan. Beberapa pernyataan dari Jokowi maupun Ma'ruf, dianggapnya sebagai pendidikan politik.
ADVERTISEMENT
"Mengarungi kehidupan itu salah satu syarat, dalilnya ada di hadis-hadis kitab-kitab. Jokowi-Ma'ruf Amin bukan hanya sekadar bagaimana terpilih. Bukan sekadar bagaimana elektabilitasnya naik tapi juga memberikan pendidikan politik," tegasnya.
Gus Choi menambahkan, dalam pendidikan politik ada satu hal yang penting yakni mengajak rakyat untuk selalu bersikap objektif.
"Boleh mengkritik tapi tidak boleh asal," pungkasnya.