Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Kakek Budijono, Pemilik Pohon Kurma Ajwa di Ponorogo
16 Januari 2020 10:17 WIB
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Sebuah pohon Kurma Ajwa dengan ketinggian tiga meter sukses dibudidayakan Kakek Budijono di rumahnya di Desa Plosojenar, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo.
ADVERTISEMENT
Meski hanya punya satu pohon Kurma Ajwa di halaman rumahnya, para pembeli buah yang umumnya tumbuh di negara Timur Tengah itu datang dari berbagai daerah.
Pada pohon milik kakek berusia 64 tahun tersebut, buah kurmanya terlihat menggantung dan terbagi dalam sembilan janjang (seperti buah pisang yang berbuah dalam beberapa tandan).
Menurutnya, saat itu dirinya mendapatkan 15 bibit pohon yang satu famili dengan palem dari kerabatnya.
"Saya tanam semuanya. Ternyata dua tahun, biji-biji tersebut bisa tumbuh. Tapi sekarang, yang bertahan hanya satu pohon," katanya, Kamis (16/1/2020).
Ia mengaku terkejut jika pohon Kurma Ajwa miliknya bisa berbuah sejak tiga tahun lalu. Menurutnya, tidak ada perlakuan khusus dalam merawat pohon kurma tersebut.
"Hanya diberi pupuk seadanya secara berkala dan disiram air dalam waktu tertentu," terangnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, setiap Idul Adha saat menyembelih hewan maka darah kurbannya dijadikan pupuk. Dan perawatan khusus lainnya hanya dipasang jaring agar buah kurmanya tidak dimakan kelelawar atau hewan lain.
Ia menceritakan, semenjak tiga tahun lalu dirinya seolah mendapat rezeki. Kurma Ajwa yang berbuah setahun sekali itu di setiap janjang maka berat buah yang bisa dipanen mencapai 15 kilogram.
"Per kilogramnya harganya Rp 150 ribu dalam kondisi kering. Untuk rentengan satu ons dijual Rp 15 ribu," terangnya.
Ia menyebut, untuk tahun lalu dirinya mendapatkan uang Rp 19 juta dari pohon kurma yang ditanamnya tersebut.
"Karena berat buah per janjang juga tidak selalu sama," sebutnya.
Kakek ini mengaku heran karena yang datang ke tempatnya untuk membeli kurma tersebut tidak hanya datang dari Ponorogo.
ADVERTISEMENT
Musim panen kali ini, rumah Budijono mulai ramai tamu sejak tiga hari yang lalu. Mereka datang dari luar kota dan memaksa membeli karena mengaku sangat butuh.
"Misalnya ada yang mencari buah kurma yang masih muda, butuh untuk program kehamilan," pungkasnya.