Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Razia Gabungan, Enam Becak Motor di Kota Probolinggo Ditilang
30 Januari 2020 12:46 WIB
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Razia Gabungan, Enam Becak Motor di Kota Probolinggo Ditilang

ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Petugas gabungan menertibkan keberadaan becak motor (bentor) yang beroperasi di jalan utama Kota Probolinggo, Kamis (30/1/2020).
ADVERTISEMENT
Dalam razia gabungan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Satlantas Polres Probolinggo, Polisi Militer dan Satpol PP ini menjaring bentor yang beroperasi di jalur utama.
Seperti di Jalan Soetomo Kota Probolinggo, petugas mengamankan 6 bentor yang mangkal di depan pusat perbelanjaan.
Kasi Manajemen Lalu Lintas dan Dalops Dinas Perhubungan Kota Probolinggo, Budi Sujatmiko mengatakan razia dilakukan dalam upaya penertiban bentor karena banyak dikeluhkan oleh pengayuh becak biasa.
"Ada enam bentor yang diamankan dan dilakukan tilang oleh pihak Satlantas. Bentor sendiri adalah kendaraan yang tidak sesuai dengan aturan karena mesin yang digunakan tidak sesuai dengan aturan angkutan jalan," jelasnya.
Menurutnya, keberadaan bentor di Kota Probolinggo hanya bisa beroperasi di area pelabuhan Mayangan untuk bongkar maut ikan dan bukan diperuntukkan untuk mengangkut orang.
ADVERTISEMENT
"Saat ini, bentor banyak yang beroperasi di jalan pusat kota dan itu melanggar aturan," tegasnya.
Eko Siswanto (44), pemilik bentor yang berasal dari Desa/Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo, mengatakan dirinya memilih bekerja sebagai penarik kendaraan itu karena mengalami cedera patah kaki.
"Saya habis kecelakaan beberapa waktu lalu dan kaki patah. Jadi tidak kuat lagi mengayuh becak biasa. Sehingga saya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan menggunakan bentor," katanya.
Senada, Biyarto (70), asal Desa Lemah Lembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo mengaku dirinya memilih kerja sebagai bentor karena tidak kuat mengayuh becak biasa lantaran faktor usia.
"Belum dapat rejeki pagi-pagi sudah ditilang petugas," keluhnya.
Ia berharap agar petugas tidak tebang pilih dalam penertiban bentor.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak pandang bulu dalam menertibkan bentor di Kota Probolinggo," pintanya.