10 Siswa 'Menghilang' dari Sekolah Akibat Doktrin Kiamat di Ponorogo

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
14 Maret 2019 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Guru sekolah SDN 2 Watubonang Ponorogo. Dok: jatimnow
zoom-in-whitePerbesar
Guru sekolah SDN 2 Watubonang Ponorogo. Dok: jatimnow
ADVERTISEMENT
jatimnow.com – Kepergian 16 Kepala Keluarga (KK) warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, yang pergi mendadak ke Malang karena ada doktrin kiamat juga diikuti oleh anak-anaknya. Ada 10 siswa Sekolah Dasar (SD) dari 52 warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, yang ikut hijrah ke Malang dan membuat mereka tidak masuk sekolah.
ADVERTISEMENT
"Ya ada 10 siswa yang absen di sekolah kami. Mereka mendadak hilang. Ya karena memang mengikuti orang tuanya ke Malang," kata Taman, salah satu guru SDN 2 Watubonang, kepada jatimnow.com, Kamis (14/3).
Menurutnya, ke-10 siswa tersebut tidak pamit secara resmi ke sekolah. Mereka juga tidak mengurus kepindahan ke sekolah lain.
"Tidak pamit, tidak minta pindah sekolah juga. Menghilang begitu saja,” terang wali kelas 6 ini.
Bahkan, dari 10 siswa tersebut terdapat 3 siswa yang terancam tidak dapat mengikuti ujian nasional. Karena ketiga siswa tersebut merupakan siswa kelas 6 SD.
"Ya sangat kami sayangkan. Apalagi mendekati ujian seperti ini," ujarnya.
Ia menjelaskan ke 3 siswa kelas 6 SD yang hijrah ke Malang tetap bisa mengikuti ujian. Dengan syarat mereka kembali ke Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kepergian 52 warga tersebut dibenarkan oleh Perangkat Desa Watubonang, Sogi. Selama kurang lebih sebulan ada 16 kepala keluarga (KK) yang pindah. Dari 16 KK tersebut, 2 KK dari Dusun Gulun dan 14 KK dari Dusun Krajan.
"Ada 52 warga, 23 perempuan, dan 29 laki-laki. Sembilan di antaranya anak-anak yang tidak tahu apa-apa," terang Sogi kepada jatimnow.com, Rabu (13/3).