Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Keramatnya Sumur Paidon Lamongan, Begini Cerita Keturunan
20 Januari 2023 7:15 WIB
Keramatnya Sumur Paidon Lamongan, Begini Cerita Keturunan
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Satu tempat yang tak boleh dilewatkan kala berkunjung ke Lamongan. Adalah wisata religi makam Sunan Sendang Duwur yang ada di Kecamatan Paciran.
ADVERTISEMENT
Di tempat ini terdapat sumur yang airnya jernih dan menyegarkan. Nama sumur itu adalah Paidon atau dalam bahasa jawa meludah.
Sumur ini dikeramatkan warga dan tidak pernah kering kendati memasuki musim kemarau.Â
Menurut cerita yang berkembang, sumur keramat itu dulunya merupakan tempat di mana Sunan Sendang Duwur atau Raden Noer Rohmad membuang ludahnya saat bermeditasi.
Lokasi sumur itu terletak di dalam kompleks pemakaman atau jalan setapak menuju makam Sunan Sendang Duwur, yang berada di puncak teratas bukit.
Ajaibnya, meski terletak di puncak bukit dan hanya berbentuk kubangan air, di sumur tersebut tak pernah surut bahkan saat musim kemarau.
"Airnya tak pernah habis. Kenapa kok paidon, karena dulu tempat meludahnya Mbah Sunan (Raden Noer Rohmad)," ungkap keturunan ke-13 Sunan Sendang Duwur, Irfan Masyuri, Jumat (20/1/2023).
ADVERTISEMENT
Warga setempat ataupun para peziarah mempercayai bahwa air di sumur tersebut adalah salah satu jejak kewalian yang dimiliki Sunan Sendang Duwur.
"Sepeninggal Mbah Sunan, masyarakat atau pengikutnya ingin mengambil berkah melalui air sumur paidon tersebut," ujarnya.
Banyak warga atau peziarah menanggap sumur itu keramat. Akibatnya banyak yang memanfaatkan air sumur untuk dibawa pulang, sebagai buah tangan.
Memang air sumur sangat jernih dan memiliki rasa tawar yang segar. Menariknya dari situs peninggalan Sumur Paidon itu tidak mendapat banyak perubahan atau bangunan khusus.
Pihak keturunan mempertahankan keotentikannya atau orisinilitas guna memberi kesan religi sekaligus menjaga budaya.