Kisah Pilu Nemo, Anjing yang Setia Menanti Pemiliknya Pulang Pasca-Erupsi Semeru

Konten Media Partner
16 Desember 2021 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Pilu Nemo, Anjing yang Setia Menanti Pemiliknya Pulang Pasca-Erupsi Semeru
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lumajang - Erupsi Gunung Semeru menyisakan kisah pilu bagi Nemo. Anjing mix herder yang setia menanti pemiliknya pulang pasca erupsi Gunung Semeru.
ADVERTISEMENT
Nemo menjadi satu dari ratusan hewan peliharaan yang terdampak dahsyatnya awan panas guguran yang menerjang desa di lereng Semeru. Ia ditemukan relawan di depan rumah di Dusun Curah Kobokan, Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Nemo bertahan di depan rumah yang tertutup abu vulkanik 12 hari pasca erupsi. Meski telah dievakuasi berkali-kali, ia selalu kabur dan berujung ditemukan di lokasi yang sama.
Kisah Nemo yang terus menanti majikannya, diceritakan Founder Animals Hope Shelter Christian Joshua Pale. Nemo seakan menunjukkan sinyal tertentu setiap kali kabur dan ditemukan di tempat yang sama.
"Anjing ini milik salah satu warga di sana, di Curah Kobokan, di zona hitam Semeru," ujar Christian, Kamis (16/12/2021).
Christian menyebut kondisi Nemo pertama kali dilaporkan Tim SAR Baret Nasdem yang sedang melakukan operasi pencarian korban di Dusun Curah Kobokan. Para relawan mengaku melihat anjing di wilayah setempat, namun kesulitan untuk melakukan evakuasi.
ADVERTISEMENT
Berulang kali Nemo kabur saat akan dievakuasi, membuat salah seorang Tim SAR mencoba mengikuti Nemo. Dan benar, itu adalah sinyal dari Nemo untuk meminta pertolongan kepada mereka.
"Dan akhirnya setelah diikuti, di lokasi tempat anjing ini berdiri, di situ ditemukan beberapa jenazah," katanya.
Merasa tak mampu mengevakuasi sendiri, tim lantas meminta bantuan TNI dan anjing K-9. Lokasi itu kemudian diendus dan digali. Di lokasi yang ditunjukkan oleh Nemo inilah, ditemukan tiga jenazah, di mana dua di antaranya adalah ibu dan balitanya yang meninggal berpelukan.
"Ada tiga jenazah korban, dan sedihnya itu ditemukan jenazah Putri (28) dan Salsa (3) sedang berpelukan, kondisi ibunya hangus, tapi anaknya utuh," jelas Christian.
Meski demikian, Christian tak tahu pasti apakah tiga jenazah yang ditemukan tersebut merupakan pemilik Nemo. Sebab ia masih mendalami hal itu dan mengumpulkan keterangan dari warga.
ADVERTISEMENT
Setelah memberikan tanda lokasi jenazah, Nemo masih menolak dievakuasi. Ia terus berlari setiap didekati oleh Tim SAR. Dan masih bertahan di kampung tersebut.
Tak berselang lama, upaya pengumpulan informasi membuahkan hasil. Rupanya Nemo adalah anjing penjaga kebun. Pemiliknya diduga kuat telah meninggal dunia saat awan panas menerjang desa setempat.
Selama 12 hari pula, Nemo bertahan dengan melahap nasi bungkus dari para relawan. Hari-hari dilaluinya dengan berlari kesana-kemari ke seluruh penjuru kampung. Tim menduga Nemo mencari sang pemilik yang tak kunjung datang.
"Kemungkinan dia mencari, karena bertahan 12 hari tanpa makan dan minum, sampai mengalami ISPA, batuk-batuk. Owner-nya dugaannya sudah meninggal," jelas Christian.
Pada Rabu (15/12/2021), Nemo akhirnya dievakuasi oleh Christian bersama tim Animals Hope Shelter. Hewan lucu ini kemudian dibawa untuk diobati dan dirawat di tempat yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Di hari ke-12 kami akhirnya mengevakuasi Nemo dari zona hitam, dia jinak dan baik, usianya sekitar 9-10 tahun," imbuhnya.
Selain berhasil mengevakuasi Nemo, Animal Hope Shelter bersama Tim SAR juga berhasil menyelamatkan sejumlah binatang peliharaan lainnya.
"Landak 1 ekor; kalkun 2 ekor, satu di antaranya patah sayap; marmut 2 ekor; kucing 21 ekor, 10 di antaranya sudah kami larikan ke klinik karena mengalami ISPA dan luka," tutupnya.