Mahasiswa Untag Ubah Suara Bising dan Hentakan Kaki Jadi Daya Listrik

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
16 Juli 2019 2:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketiga mahasiswa Untag bikin ide pembangkit Listrik tenaga Raja Singa
zoom-in-whitePerbesar
Ketiga mahasiswa Untag bikin ide pembangkit Listrik tenaga Raja Singa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
jatimnow.com - Tiga mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya merubah terik panas, hujan, suara bising, hingga hentakan kaki menjadi energi baru dan terbarukan (EBT) yang menghasilkan daya listrik.
ADVERTISEMENT
Ketiganya adalah Khusnul Maulana Ibrahim, Muhammad Fadhil Savaldo Putra, dan Badriyatus Sholihah. Mereka menggagas ide Pembangkit Listrik Tenaga Raja Singa (sinar matahari, hujan, bising dan tekanan) dengan metode fuzzy logic berbasis android.
Ketua tim Raja Singa, Khusnul, mengaku mendapat inspirasi dari keadaan masyarakat saat ini. Energi listrik menjadi kebutuhan sehari-hari dengan hampir semua peralatan rumah tangga membutuhkan sumber listrik.
Menurutnya, pembangkit listrik di Indonesia sendiri masih mengandalkan fosil sebagai bahan bakar. Padahal, banyak diketahui bahwa fosil merupakan Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui.
"Indonesia sendiri memiliki dua musim, kemarau dan penghujan. Mungkin banyak yang sudah menggunakan panel surya sebagai penghasil listrik, tapi kalau sedang musim hujan bagaimana? Tidak bisa dipakai," ujar Khusnul, Senin (15/7/2019).
ADVERTISEMENT
Inisiatif membuat pembangkit listrik tenaga hujan yang memanfaatkan piezoelektrik mampu mengkonversikan energi yang berasal dari suara bising baik dari suara hujan, suara keramaian, dan hentakan kaki. Sedangkan energi matahari menggunakan panel surya.
"Sistem desain yang kita buat itu seperti rangkaian sirkuit. Pada panel surya, energi cahaya matahari yang ditangkap akan dimaksimalkan dengan Maximum Power Point Tracker (MPPT)," jelas Khusnul.
Sementara pada pembangkit tenaga hujan, bising, dan tekanan yang menggunakan piezoelektrik disusun secara seri yang kemudian diberi boost converter. Tujuannya untuk mengalikan atau melipat gandakan tegangan dari yang dihasilkan.
"Semua tegangan dari masing-masing sumber pembangkit diolah di rangkaian komparator yang selanjutnya masuk control charger dan penyimpanan aki," imbuh Khusnul.
Untuk mengetahui sinyal tegangan yang ada di komparator bisa melalui aplikasi android yang juga mereka beri nama Raja Singa.
ADVERTISEMENT
"Kita menggunakan metode fuzzy logic. Jadi kita bisa memantau tegangan yang dihasilkan melalui android menggunakan jaringan bluetooth. Jadi selama ada aplikasi dan bluetooth, kita bisa cek," jelas mahasiswa jurusan Teknik Elektro ini.
Khusnul berharap inovasi ini mendapatkan dana hibah dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta Kemenristekdikti agar dapat diaplikasikan di taman kota. Karena selain sumber energi juga telah tersedia di area taman juga dapat membantu menghemat penggunaan listrik.
"Desain awal sendiri sebenarnya memang untuk penggunaan taman. Terlebih Taman Bungkul Surabaya, itu cocok sekali. Jadi nanti warga bisa bersantai di bawah atap tempat duduk yang disekitarnya sudah terpasang Raja Singa ini. Bisa untuk charge handphone maupun mengaliri lampu taman pada malam harinya tanpa menggunakan listrik," tukasnya.
ADVERTISEMENT