Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Menengok Masjid Baitul Muslimin Berusia 3 Abad di Mojosari
Konten dari Pengguna
12 Mei 2019 16:06 WIB
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sesepuh Desa Kauman, Mas'ud, mengatakan pembangunan masjid berawal dari salah satu ulama dari Hadramut, Yaman. Ulama tersebut ingin mendirikan masjid di Mojokerto, sehingga tongkat yang beliau bawa ditancapkan di beberapa tempat.
"Dari hasil tongkat yang ditancapkan itu, hanya Kauman ini yang berbau wangi, sehingga dibangunlah masjid ini oleh beliau. Hingga sampai saat ini beliau tidak diketahui namanya," kata Mas'ud, Sabtu (11/5/2019).
Mas'ud menambahkan, masjid dengan menara yang tingginya sekitar 20 meter itu sudah dua kali dilakukan renovasi sejak pendirian hingga sekarang.
"Kalau usianya sekitar 300 tahunan. Sudah dua kali renovasi semenjak didirikan. Hanya menara saja yang tidak direnovasi sampai sekarang," ujarnya.
Namun sangat disayangkan, jemaah masjid berusia sekitar 300 tahun ini berkurang karena saat ini sudah banyak masjid yang dibangun.
ADVERTISEMENT
"Dulu jemaah masjid banyak, sekarang berkurang karena sudah banyak masjid yang berdiri sekitar masjid Baitul Muslimin ini," kata pria yang berusia 75 tahun ini.
Tepat di belakang masjid, terdapat beberapa makam keturunan pengurus masjid, salah satunya makam Mbah Selar, yang merupakan makam tertua. Area pemakaman itu tidak hanya untuk orang dewasa saja, tetapi makam khusus bayi juga ada.
"Di sini juga ada satu sumur yang konon katanya bisa menyembuhkan orang sakit dan banyak orang jauh-jauh yang mengambil airnya," katanya.
Bendahara masjid, Muhammad Fadholi, mengatakan bahwa masjid selalu rutin mengadakan kegiatan berbagi takjil selama bulan Ramadan.
"Sebelum berbuka puasa, di sini ada pengajian yang diisi oleh beberapa ustaz, lalu bagi takjil serta berbuka puasa bersama jemaah," kata M Fadholi.
ADVERTISEMENT