Muazin Musala di Tulungagung Ditangkap Densus 88, Warga: Pribadi yang Ramah

Konten Media Partner
5 Juni 2023 5:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muazin Musala di Tulungagung Ditangkap Densus 88, Warga: Pribadi yang Ramah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
jatimnow.com - ES warga Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung ditangkap tim Densus 88 Antiteror. Pria berusia 41 tahun itu diduga terkait jaringan teroris yang tergabung dalam organisasi teroris Al Qaedah.
ADVERTISEMENT
Selama ini ES dikenal ramah terhadap warga sekitar. ES juga aktif berkegiatan di masyarakat dan menjadi muazin di sebuah musala.
Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto, membenarkan penangkapan yang dilakukan oleh tim Densus 88 Antiteror. Penangkapan dilakukan Minggu (4/6/2023) siang sekitar pukul 11.30 WIB.
Dijelaskan, pihaknya juga dilibatkan dalam proses pengamanan saat penangkapan ini. Setelah dilakukan penangkapan Tim Densus 88 langsung membawa ES pergi.
"Ya benar tadi siang Densus 88 menangkap terduga teroris di Desa Boro. Pada saat penangkapan kami juga membantu pengamanan," ujar Eko Hartanto.
Salah seorang warga, Bambang Haryono menuturkan ES ditangkap saat sedang perjalanan ke musala untuk mengumandangkan azan zuhur.
Warga sama sekali tidak mengira bahwa ES terlibat dalam jaringan organisasi teroris. Hal ini dikarenakan pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang setrum aki ini dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif dalam kegiatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Keluarganya juga tidak tertutup. Bahkan ketika dia berada di luar rumah, dia selalu menyapa warga," tuturnya.
Terkait masalah agama, ES juga terlihat fleksibel dan tidak membedakan golongan. Bahkan ES juga berperan aktif menghidupkan jemaah di musala.
Disinggung apakah ES pernah ke luar negeri, Bambang mengaku bahwa ES pernah bercerita soal keberangkatannya di luar negeri. Tetapi, satu tahun kemudian dia pulang, karena sakit.
"Dulu dia cerita ke saya pernah ke Korea untuk bekerja. Tapi karena sakit, terpaksa dia pulang ke rumah," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, ES diketahui pada 2014 lalu berangkat ke Yaman bersama empat rekannya. ES diduga terlibat dalam jaringan teroris Al Qaedah.