Suami Ning Imaz Ungkap Kemarahan Saat Eko Kuntadhi Hina Istrinya

Kediri – Suami Ning Imaz, Gus Rifqil Muslim, mengungkapkan kemarahannya saat pertama kali mengetahui istrinya dihina Eko Kuntadhi melalui cuitannya di Twitter.

Saat itu, Gus Rifqil bahkan sangat emosional ketika Ning Imaz dihina dengan kalimat tak pantas.

“Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” demikian cuitan Eko Kuntadhi dalam unggahannya di akun Twitter pribadinya, menanggapi ceramah Ning Imaz yang berjudul ‘Lelaki di Surga Dapat Bidadari, Wanita Dapat Apa?’.

“Pertama kali waktu saya tahu info itu, setelah saya ngaji malam Rabu. Malam Rabu itu saya masuk kamar, istri saya bilang, Mas kersane, biarkan saja. Itu risiko bermedia sosial. Itu awalnya. Saya belum lihat HP, apa pun,” kata Gus Rifqil usai menerima permintaan maaf Eko Kuntadhi di Lirboyo, Kediri, Kamis (15/9/2022).

Ia menegaskan, mustahil untuk suami tidak emosi ketika mengetahui istrinya, terlebih sedang hamil dihina oleh orang lain. Namun, ia memilih menggunakan akal pikirannya untuk meredam emosi.

“Coba sekarang yang laki-laki, saya balik semua ke njenengan, sebagai seorang laki-laki, sebagai seorang suami yang di situ istrinya dihina, dicaci-maki sedemikian rupa, dalam kondisi hamil. Tentunya perasaan kita meledak-meledak. Tapi karena kesabaran istri saya, saya mencoba meredam amarah. Dan tetap menggunakan akal yang sehat. Walaupun hati panas, kepala tetap harus dingin,” tambahnya.

Pilihan diam Gus Rifqil rupanya menimbulkan tanya di kalangan warganet. Mereka membedakan Gus Rifqil dengan Ferdy Sambo, atau Will Smith yang menampar Chris Rock di panggung Oscar karena membela istrinya.

Padahal saat itu, Gus Rifqil langsung berinisiatif mencari tahu soal Eko Kuntadhi. Dan menghubungi Guntur Romli yang diketahuinya dekat dengan Eko.

“Kalau ditanya dengan berapa bully-an di media sosial, mengatakan laki-laki macam apa, suami macam apa, membandingkan Sambo dan Will Smith. Saya pikir semua laki-laki di dunia ini jika istrinya dihina, apalagi dengan kondisi hamil, saya pikir semua emosi, tapi bagaimana kita mengelola emosi kita,” terang Gus Rifqil.

Sikap ini dilakukan Gus Rifqil sesuai ajaran para masyayikh terutama di Pondok Pesantren Lirboyo, yang memilih untuk memaafkan orang lain yang menghina mereka.

“Saya mencontoh masyayikh kita guru-guru kita wabil khusus masyayikh dari Lirboyo. Saya juga mencontoh Simbah Maimun Zubair ketika ada orang yang menghinanya, sowan dan dimaafkan. Juga nasihat dari tokoh-tokoh, ulama dan masyayikh akhirnya kita melahirkan kesepakatan tadi,” jelasnya.

“Sekali lagi saya tegaskan, kalau bilang saya tidak emosi ya sebagai manusia biasa, sebagai seorang suami, calon ayah, ya saya emosi tapi saya menggunakan akal, adab, akhlak yang diajarkan para masyayikh,” tandas Gus Rifqil.

Lihat Artikel Asli