Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengapresiasi Karya Sastra Cerpen "Gadis yang Gemar Membantai Ayam Jantan"
19 Oktober 2022 6:38 WIB
Tulisan dari Jauza Zulfa Nafia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mengapresiasikan sastra cerpen karya Abul Muamar dengan judul "Gadis yang Gemar Membantai Ayam Jantan". Cerpen ini merupakan salah satu dari beberapa karya Abul Muamar yang dimuat dalam buku kumpulan cerpen berjudul "Pacar Baru Angelina Jolie dan Cerita-Cerita Lainnya". Cerpen berjudul "Gadis yang Gemar Membantai Ayam Jantan" karya Abul Muamar ini menceritakan tentang seorang Gadis bernama Puki.
ADVERTISEMENT
Cerita berawal saat Puki sedang memberi makan ayam-ayam betinanya, tetapi pada saat itu ayam jantan milik tetangganya datang ke halaman Puki dan seolah ayam jantan itu tengah bersolek untuk menarik perhatian ayam betina milik Puki. Puki pun kesal dan langsung mengambil pisau miliknya kemudian menebas leher ayam jantan tersebut. Ayam jantan yang telah mati itu pun dibawa Puki masuk kemudian Puki memasak ayam jantan itu dengan bumbu-bumbu yang telah dia beli di pasar.
Setelah matang, Puki memberikan ayam gulai itu kepada tetangganya yaitu Haji Koceng dan istrinya. Mereka adalah pemilik dari ayam jantan yang dibunuh oleh Puki. Tanpa curiga, mereka menerima ayam gulai tersebut dan mengucapkan terima kasih. Tetapi, saat sedang makan, mereka baru menyadari jika ayam jantan milik mereka tidak ada. Mereka mencari dan menanyai ke tetangga soal ayam jantan itu, tetapi tidak ada yang tahu. Pikiran istri Haji Koceng mengarah ke ayam gulai yang diberikan oleh Puki.
ADVERTISEMENT
Sekilas begitulah awal ceritanya. Saya ingin membahas cerpen yang satu ini karena sangat menarik ketika saya membacanya. Saya dibuat penasaran dengan cerita tersebut dan sangat kaget melihat akhir dari cerita tersebut yang di luar nalar.
Pertama, saya akan membahas tentang tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen. Tokoh pertama yang ada dalam cerpen ini bernama Puki. Puki diceritakan sebagai seorang gadis yatim piatu yang tinggal sendirian dan memelihara ayam. Awalnya ayam milik Puki hanya 3 tetapi karena Puki merawatnya dengan baik ayam-ayam miliknya berkembang biak dan menjadi banyak.
Tokoh Puki ini memiliki sifat atau karakter yang sangat mengejutkan. Dia suka menyembelih ayam-ayam jantan yang lewat di depan rumahnya, kemudian ayam tersebut dimasak. Pernah sekali, Puki membawa ayam jantan yang sering mengawini ayam-ayam betina miliknya ke dalam kamar dan tidur bersamanya. Puki mencoba untuk mengawini ayam jantan tersebut. Atas tingkah Puki yang seperti ini, dia disebut oleh warga sekitar sebagai orang gila.
ADVERTISEMENT
Tokoh kedua yang diceritakan dalam cerpen adalah Haji Koceng dan istrinya. Haji Koceng adalah seorang guru mengaji dan juga pendakwah dengan bayaran tinggi, sedangkan istrinya merupakan mantan guru SD. Mereka tidak punya seorang anak pun, maka dari itu Haji Koceng membeli seekor ayam jantan yang terkenal kuat dan memiliki harga yang mahal. Ayam jantan itu dianggap sebagai anak mereka.
Haji Koceng diceritakan sering mengunjungi rumah Puki ketika Puki masih mengaji dengannya. Orang-orang sekitar menganggap itu adalah hal yang wajar dan menganggap kalau Haji Koceng adalah orang yang dermawan kepada anak yatim piatu seperti Puki. Namun, di akhir cerita, saya terkejut karena Haji Koceng ternyata melakukan kejahatan seksual terhadap murid-murid perempuan di pengajiannya. Dia sering memangku murid-murid perempuan itu, termasuk Puki.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, hal ini yang membuat Puki menjadi sering membantai ayam jantan, karena ayam jantan diibaratkan adalah Haji Koceng yang pernah merenggut keperawanan Puki. Puki merasa dendam tetapi melampiaskannya dengan membunuh ayam-ayam jantan yang berkunjung ke rumahnya.
Cerpen ini memang agak membingungkan awalnya ketika saya membaca. Alur ceritanya maju mundur. Tetapi lebih banyak diceritakan alur mundurnya atau lebih banyak menceritakan tentang kejadian pada masa lalu yaitu cerita seperti saat Haji Koceng baru membeli ayam jantan miliknya dan cerita bagaimana awal mula Puki jadi gemar membantai ayam jantan. Sudut pandang yang digunakan oleh Abul Muamar adalah sudut pandang orang pertama. Orang pertama yang menceritakan seluruh kejadian di dalam cerpen ini.
Cerpen "Gadis yang Gemar Membantai Ayam Jantan" memiliki tema yang menarik. Tema cerpen ini menurut saya adalah tema balas dendam. Puki, memiliki dendam kepada Haji Koceng yang pernah memperkosanya, dan dia melampiaskan dengan menyembelih ayam-ayam jantan.
ADVERTISEMENT
Latar tempat cerpen ini ada di halaman rumah Puki, rumah Puki, dan rumah Haji Koceng. Latar suasana yang saya tangkap dari cerpen ini adalah suasana tegang, suram, dan sedih. Suasana tegang dapat dirasakan saat Puki memenggal kepala ayam jantan, suram ketika mengetahui Puki ternyata mengalami pengalaman tragis, dan sedih ketika melihat Puki yang mempunyai nasib sial serta sedih melihat Haji Koceng akhirnya menyesal dengan perbuatan yang telah dia lakukan.
Amanat yang bisa saya ambil dari cerpen ini adalah "Jangan melakukan hal-hal yang dilarang Tuhan, seperti kejahatan seksual kepada anak-anak. Karena hal itu bisa membuat anak memiliki trauma". Cerpen ini memberi pelajaran berharga untuk tidak melakukan perilaku bejat. Sosok Puki di cerpen ini sebagai perwakilan dari korban-korban kejahatan seksual. Haji Koceng adalah pelakunya. Walaupun Haji Koceng sudah meminta maaf dan menyesal, namun trauma yang telah dia berikan pada Puki tidak akan pernah hilang.
ADVERTISEMENT
Abul Muamar menyajikan cerita pendek ini dengan sangat baik. Pembaca dibawa bertanya tanya pada awal cerita, mengapa Puki tanpa rasa bersalah memenggal kepala ayam-ayam jantan. Namun, terjawab pada akhir cerita bahwa itu adalah pembalasan dendamnya karena sewaktu kecil pernah diperkosa oleh Haji Koceng, guru ngajinya sendiri. Saya lebih kaget lagi di akhir cerita saat Haji Koceng menyesal telah berbuat hal keji itu, dia memotong penisnya sendiri sampai putus. Adegan itu yang sangat berkesan ketika saya membacanya.
Unsur ekstrinsik yang saya temukan pada cerpen ini adalah mengenai keadaan sosial pada masa sekarang yang terjadi. Cerpen ini mengangkat tema yang sesuai dengan keadaan masa kini di mana banyak anak mengalami kejahatan seksual yang pelakunya adalah orang terdekat seperti guru ngajinya sendiri. Banyak media berita yang menyiarkan tentang kejahatan seksual pada anak, jadi cerpen ini sesuai dengan keadaan sosial masyarakat Indonesia kini.
ADVERTISEMENT
Kelebihan dan kekurangan cerpen yang saya temukan adalah walaupun pada saat membaca saya merasa bingung dengan alur ceritanya yang maju mundur, tetapi semuanya bisa terjawab dengan baik di akhir cerita. Selama membaca cerita ini, saya dibuat terkesan dengan penggambaran tokoh dan ceritanya yang bagus.
Abul Muamar memang sering membuat cerita pendek yang awalnya membingungkan, namun di akhir cerita akan membuat pembaca terkagum. Seluruh cerita pendek di dalam buku kumpulan cerita karya Abul Muamar sangat bagus, tetapi memang yang paling membuat saya tersentuh adalah cerpen berjudul "Gadis yang Gemar Membantai Ayam Jantan".