Konten dari Pengguna

Air Tergenang: Ancaman Tersembunyi yang Harus Ditangani

Jayden Timoteus Simanjuntak 1332019
Siswa kelas 12 di PENABUR Secondary Kelapa Gading.
27 November 2024 20:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jayden Timoteus Simanjuntak 1332019 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Air tergenang mungkin tampak seperti masalah kecil di masyarakat saat ini, tetapi dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan, dan kehidupan sosial tidak bisa diremehkan. Fenomena ini banyak ditemukan di berbagai belahan dunia, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Kini, dengan meningkatnya perhatian terhadap isu ini, banyak yang mulai menyadari keberadaan air tergenang, meskipun masih sedikit yang benar-benar memahami apa itu air tergenang dan bahayanya bagi masyarakat. Artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang air tergenang, bagaimana terbentuknya, serta mengapa ini menjadi ancaman yang serius.
ADVERTISEMENT
Air tergenang secara umum mengacu pada kumpulan air yang tidak bergerak dan tidak mengalir. Biasanya, genangan ini memiliki volume kecil hingga menengah dan ditemukan di halaman rumah atau jalanan kota. Contohnya adalah air yang terkumpul di lubang jalan. Air seperti ini tidak mendukung kehidupan biota laut non-mikro seperti ikan atau kerang, karena kondisinya tidak mendukung pertumbuhan mereka. Sebaliknya, kondisi air yang tenang menjadi habitat ideal bagi berbagai jenis bakteri berbahaya.
Meskipun tampak tidak berbahaya, air tergenang membawa berbagai risiko kesehatan. Salah satunya adalah menjadi tempat berkembangnya bakteri berbahaya seperti Naegleria fowleri, yang dikenal sebagai bakteri pemakan otak. Bakteri ini dapat merusak jaringan otak manusia dan menyebabkan infeksi yang hampir selalu berakibat fatal. Selain itu, air tergenang adalah tempat sempurna bagi nyamuk untuk berkembang biak. Sebuah studi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa sekitar 40% populasi dunia berisiko terkena penyakit yang ditularkan nyamuk, seperti demam berdarah dan malaria, dengan air tergenang sebagai salah satu habitat utamanya.
ADVERTISEMENT
Kasus tragis yang melibatkan air tergenang dan bakteri pemakan otak terjadi di Nevada, Amerika Serikat. Seorang anak laki-laki meninggal dunia setelah terpapar Naegleria fowleri saat berenang di Danau Mead. Bakteri ini masuk melalui saluran hidung, menyerang otak, dan menyebabkan infeksi yang disebut primary amebic meningoencephalitis (PAM). Kasus ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan terhadap air tergenang, terutama di perairan hangat yang stagnan.
Selain risiko kesehatan, paparan air tergenang dalam waktu lama juga merusak infrastruktur, terutama jalan dan bangunan. Air yang menggenang di jalanan mempercepat kerusakan permukaan aspal. Air yang meresap ke celah-celah jalan akan mengikis lapisan di bawahnya, menciptakan lubang dan melemahkan struktur jalan. Hal ini tidak hanya menyebabkan biaya perbaikan yang mahal tetapi juga mengganggu aktivitas transportasi sehari-hari.
Gambar ini dibuat dengan program AI yang dihasilkan dari instruksi saya, Jayden Timoteus Simanjuntak.
Di sisi lain, air tergenang di sekitar fondasi bangunan dapat menyebabkan kelembapan yang berlebihan. Hal ini berujung pada kerusakan material seperti beton dan bata, yang kemudian memicu retakan pada bangunan. Lingkungan yang lembap juga mendukung pertumbuhan jamur dan lumut yang merusak dinding serta membahayakan kesehatan penghuni. Dampak ini semakin parah di daerah dataran rendah atau wilayah dengan sistem drainase yang buruk.
ADVERTISEMENT
Air tergenang dapat terbentuk di berbagai lokasi, tetapi ada beberapa tempat yang lebih rentan terhadap genangan air. Di perkotaan, jalan utama dan persimpangan yang sibuk sering menjadi lokasi genangan air akibat sistem drainase yang tidak memadai, ditambah curah hujan yang tinggi. Masalah ini diperburuk oleh penumpukan sampah dan sedimen yang menyumbat saluran, sehingga air tidak dapat mengalir dengan baik.
Wilayah banjir musiman, seperti area dekat sungai atau dataran rendah, juga sering mengalami masalah ini karena luapan air sungai yang meninggalkan genangan selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Di lingkungan perumahan, genangan air dapat dengan mudah terbentuk di ember, ban bekas, atau pot bunga yang tidak terpakai dan mengumpulkan air hujan. Genangan kecil yang tampak sepele ini sebenarnya bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab penyakit berbahaya. Masalah ini nyata baik di kota besar maupun lingkungan kecil, sehingga memerlukan perhatian dan tindakan segera.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai penyebab terbentuknya air tergenang. Salah satunya adalah buruknya kualitas sistem drainase di kota. Kota besar seperti Jakarta sering mengalami masalah genangan air ringan hingga berat karena sistem drainase yang tersumbat sampah atau sedimen. Selain itu, wilayah dengan topografi rendah lebih rentan terhadap genangan air, terutama setelah hujan lebat. Kelalaian manusia juga menjadi faktor utama, seperti membuang sampah plastik secara sembarangan yang menyebabkan saluran air tersumbat.
Anehnya, air tergenang belakangan ini menjadi topik yang banyak dibicarakan di media sosial. Tagar seperti #genangan dan #banjirkecil sering muncul setelah hujan besar, dengan pengguna berbagi foto dan video genangan air dari berbagai sudut kota. Fenomena ini kemungkinan dipicu oleh frustrasi masyarakat terhadap kurangnya penanganan infrastruktur drainase oleh pemerintah. Selain itu, media sosial telah menjadi platform bagi warga untuk menyuarakan keluhan mereka dan mendorong perubahan.
ADVERTISEMENT
Air tergenang, meskipun terlihat sepele, dapat menimbulkan masalah serius bagi kesehatan, keselamatan, dan kehidupan sehari-hari. Masalah ini adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah harus segera memperbaiki sistem drainase dan mengatasi area yang bermasalah, sementara masyarakat juga perlu berhenti membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Langkah-langkah sederhana seperti membuang sampah di tempatnya dan membersihkan saluran air yang tersumbat dapat memberikan perbedaan besar. Dengan bekerja sama, kita dapat mengurangi risiko air tergenang dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman untuk semua.