Konten dari Pengguna

Film "Agak Laen" Yang Lain Daripada Yang Lain!

Jefta Raditya
Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS Surakarta
9 Oktober 2024 16:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jefta Raditya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster Film Agak Laen (sumber: koleksi foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Poster Film Agak Laen (sumber: koleksi foto pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih dengan suasana tahun baru 2024, bioskop Indonesia kembali diramaikan dengan tayangnya film Agak Laen pada 1 Februari kemarin. Muhadkly Acho kembali merilis film bergenre horror komedinya setelah sukses menyutradarai sekuel kedua dari Ghost Writer di tahun 2022 lalu. Agak Laen hadir dengan menyuguhkan banyak aktor dan aktris tanah air ternama, seperti Bene Dion, Oki Rengga, Boris Bokir, dan Indra Jegel. Film ini mendapatkan rating yang lebih tinggi daripada Ghost Writer 2, yaitu 7,6/10 menurut IMDb. Dengan durasi selama 119 menit, penonton akan mendapatkan pengalaman menonton bioskop dengan suasana emosi yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Agak Laen bercerita tentang usaha empat orang sahabat dengan nama yang sama (Bene, Boris, Jegel, dan Oki) untuk memperbaiki perekonomian hidup masing-masing. Meskipun sudah lama merantau, kehidupan mereka tetap tidak lebih membaik. Pekerjaan yang tidak tetap dan kurang menjanjikan serta kebutuhan hidup yang semakin banyak membuat mereka tidak habis berpikir untuk merubah nasib.
Suatu hari, mereka melihat peluang besar untuk sukses saat sebuah pasar malam didirikan dekat tempat tinggal mereka. Bene, Boris, Jegel, dan Oki akhirnya menciptakan ide kreatif untuk membuat sebuah wahana rumah hantu. Tidak berhenti di situ, empat sahabat ini juga yang mengkonsep sendiri wahana tersebut dengan segala hal yang ada pada diri mereka sehingga ide mereka dapat terwujud menjadi kenyataan. Bahkan, mereka sendiri yang menjadi hantunya untuk menakut-nakuti pengunjung wahana.
ADVERTISEMENT
Namun, mereka tidak langsung mendapatkan kesuksesan atas usaha kerasnya tersebut. Pengunjung belum berhasil dibuat takut dengan wahana rumah hantu yang baru berdiri itu. Bene, Boris, Jegel, dan Oki tentunya tidak kehabisan ide. Sekali lagi dengan segala hal yang dimiliki, mereka melakukan renovasi hingga wahana tersebut terlihat semakin menyeramkan dan memiliki aura mistis yang terasa nyata.
Suatu sore, seorang pengunjung bernama Basuki sedang mengunjungi pasar malam tersebut bersama perempuan simpanannya. Basuki adalah seorang politisi yang memiliki riwayat penyakit jantung. Saat sedang bersenang-senang, Basuki melihat istrinya dari kejauhan yang secara kebetulan juga berada di tempat yang sama. Akhirnya, Basuki bersembunyi meninggalkan perempuan simpanannya itu dan tidak sengaja memasuki wahana rumah hantu Bene, Boris, Jegel, dan Oki. Saat hendak memasuki wahana, tanpa disadari ia menjatuhkan obat jantungnya.
ADVERTISEMENT
Bene, Boris, Jegel, dan Oki yang melihat Basuki sebagai pengunjung tanpa mengetahui riwayat penyakit jantung yang dideritanya habis-habisan menakuti Basuki tanpa ampun. Basuki akhirnya sempat terjatuh sambil memegang dadanya dan berusaha merogoh sakunya untuk mengambil obat jantungnya. Namun, karena tidak segera mendapatkannya, akhirnya Basuki meninggal karena serangan jantung di wahana tersebut.
Bene, Boris, Jegel, dan Oki dibuat bingung setelah melihat tubuh Basuki terbaring kaku. Mereka menyadari bahwa diri mereka baru saja membunuh seseorang dan wahana mereka telah memakan korban jiwa. Empat sahabat itu kemudian menjadi takut dan panik dengan ancaman ditangkap polisi untuk dipenjara dan stigma masyarakat. Mereka pun akhirnya tidak punya pilihan lain selain menyembunyikan kasus ini rapat-rapat. Mereka memutuskan untuk mengubur tubuh Basuki saat itu juga di dalam wahana rumah hantu tersebut. Hal tersebut membuat arwah Basuki bergentayangan dalam wahana tersebut.
ADVERTISEMENT
Meskipun rahasia tetap terjaga ketat sedemikian rupa, empat sahabat itu terus-terusan dihantui dengan perasaan bersalah dan menyesal. Hal tersebut membuat mereka tidak semangat untuk menjalankan usaha mereka sehingga wahana rumah hantu tersebut sempat tutup sementara.
Suatu hari, pengelola pasar malam mempertanyakan alasan tutupnya wahana rumah hantu tersebut kepada Bene, Boris, Jegel, dan Oki. Ini tentu menjadi masalah baru karena mereka juga harus membayar uang sewa wahana pasar malam tersebut. Akhirnya karena terdesak, mau tidak mau mereka harus kembali mengusahakan wahana tersebut.
Namun, pengunjung merasakan aura mistis yang terasa lebih nyata kali ini. Hal ini tak mengherankan karena ada arwah Basuki yang bergentayangan menyeramkan suasana dan segera membuat pengunjung memviralkan wahana tersebut. Keadaan ini membuat pengunjung-pengunjung yang lain penasaran untuk merasakan sendiri wahana rumah hantu tersebut. Karena viral, wahana rumah hantu Bene, Boris, Jegel, dan Oki mendapatkan banyak pengunjung yang membuat semakin banyak pendapatan mereka.
ADVERTISEMENT
Namun di sisi lain, berita hilangnya Basuki secara misterius juga ikut menjadi perhatian publik. Latar belakang Basuki yang juga seorang politisi membuat kasus ini akhirnya sampai ditangani langsung oleh pihak kepolisian setempat. Berbagai penyelidikan dilakukan sampai polisi mencari tahu di mana terakhir kali Basuki terlihat. Di wahana rumah hantu Bene, Boris, Jegel, dan Oki, polisi merasakan ada yang janggal, seperti topi milik perempuan simpanan Basuki yang ada di dalam wahana.
Hingga pada akhirnya, kasus tersebut berhasil terungkap oleh polisi. Bene, Boris, Jegel, dan Oki yang sudah kewalahan menjaga rahasia akhirnya memasrahkan diri kepada polisi. Pada akhirnya, mereka dimasukkan ke dalam penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Meskipun jalan ceritanya terkesan klasik, Agak Laen berhasil memberikan warna lain pada film Indonesia dengan menggabungkan genre horror, komedi, dan sedikit unsur drama. Agak Laen menggunakan dialog yang sudah menyesuaikan perkembangan zaman sehingga film ini tidak terkesan monoton dan kaku, walaupun masih terdapat bahasa dan adegan yang membuat film ini kurang pantas untuk dijadikan tontonan keluarga. Poster yang ditampilkan juga sebenarnya terlalu sederhana sehingga belum dapat menggambarkan ataupun mewakili keseluruhan isi cerita secara utuh. Meskipun demikian, nilai-nilai sosial yang dibawa dalam cerita film ini juga dikemas dengan bagus sehingga dapat diterima dan dipelajari secara menarik. Konflik yang ditampilkan masih berhubungan dengan isu-isu dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari sehingga Agak Laen cocok untuk dijadikan tontotan bersama teman atau pasangan.
ADVERTISEMENT
Jefta Raditya, mahasiswa Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP UNS.