Keharmonisan Keluarga pada Istri yang Bekerja

JAYHAN ALIFFIAN SYAHPUTRA
Mahasiswa UIN Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Keluarga
Konten dari Pengguna
21 November 2022 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JAYHAN ALIFFIAN SYAHPUTRA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Istri yang Bekerja. Sumber:https://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Istri yang Bekerja. Sumber:https://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
Islam tidak melarang seorang perempuan berkarier asalkan selalu menjaga keseimbangan syariat dan akhlaknya, serta tidak melakukan hal hal yang dapat menodai kesucian dirinya. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa sejumlah pengaruh niscaya akan muncul apabila seorang istri bekerja di luar rumah seperti tidak adanya ketenangan hidup keluarga dan terabaikannya nasib anak. Seorang suami harus bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarganya, sementara seorang istri bertugas mengurus rumah dan hukum telah menetapkan hak hak suami maupun istri secara penuh. Ini baru dari satu sisi.
ADVERTISEMENT
Adapun di sisi yang lain, sejumlah penelitian membuktikan bahwa seorang istri yang bekerja adakalanya mengabaikan kehidupan seksual dan lebih mementingkan tidur agar dapat beristirahat dengan cukup. Jelas, itu hanya akan mendatangkan marabahaya.
Usaha untuk menutupi kekurangan belanja rumah tangga tidak bisa dijadikan alasan bagi kaum istri untuk bekerja, melanggar aturan, dan menunaikan pekerjaan yang bukan kewajibannya serta meninggalkan kewajiban yang jauh lebih penting. Apabila seorang istri giat bekerja demi memenuhi segenap kebutuhan hidup keluarganya, lantas apa yang akan dilakukan bila kemudian pecah pertengkaran dengan suami yang mengancam keutuhan keluarganya?
Seorang istri diciptakan sebagai sumber kasih sayang dan kecintaan, serta untuk melaksanakan kewajiban mendidik generasi masa depan yang menyandang kemuliaan dan keberanian. Memang, terkadang sejumlah kepentingan tertentu menuntut keikutsertaan dan campur tangan seorang istri umpama yang berkenaan dengan pengajaran, kesehatan, atau perawatan. Bersamaan dengan itu, hendaknya ia selalu memelihara tugas hakikinya dalam mendidik dan membangun kehidupan anak anaknya.
ADVERTISEMENT
Hal yang sangat disesalkan adalah bila suami atau istri menjadikan rumah sebagai medan perang atau penjara yang menakutkan, yang senantiasa diliputi teriakan kemarahan dan kebencian terhadap kedamaian. Pasangan suami istri yang telah kehilangan semangat tak akan mampu menciptakan suasana keluarga yang tenang dan kehidupan bersama yang tenteram selamanya.
Karena itu, islam telah menetapkan hak hak dan ketentuan dalam kehidupan suami istri. Islam mengajak kaum laki laki dan perempuan untuk berpegang kepadanya (islam) dan masing- masing melangkah di atas jalur yang telah ditetapkan baginya agar kedua belah pihak terhindar dari kemungkinan terjadinya benturan dan pertengkaran.