Konten dari Pengguna

Bertemu Kawanan Gajah Lucu di Way Kambas

Jejak Jelata
Travel Blogger - Mendapatkan hal baru saat traveling adalah hal yang seru dan saya akan membagikannya dalam sebuah trip story
14 Maret 2020 12:45 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Jelata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berkunjung ke Way Kambas merupakan suatu hal yang mengasyikkan bagi saya. Ini adalah kunjungan pertama saya ke sana. Sebelum masuk kawasan Way Kambas kami disambut dengan kawanan monyet liar. Melihatnya kami pun melemparkan makanan ke arahnya. Tentu saja monyet-monyet tersebut mengambilnya dengan gerakan secepat kilat.
Kawanana monyet yang kami jumpai sebelum masuk Way Kambas, Foto : Mia Kamila
zoom-in-whitePerbesar
Kawanana monyet yang kami jumpai sebelum masuk Way Kambas, Foto : Mia Kamila
Way Kambas sendiri merupakan tempat konservasi gajah yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur. Taman Nasional Way Kambas berdiri pada tahun 1985 dan merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Awalnya Way Kambas ini bernama Pusat Latihan Gajah (PLG) namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG). Dengan bergantinya nama tersebut diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakkan, pelatihan, perkembangbiakan, dan konservasi. Ada sekitar ratusan gajah berada di sana untuk dilatih yang kemudian akan dirilis ke alam kembali.
Siang itu saya melihat sejumlah gajah sedang merumput. Gajah-gajah tersebut dibiarkam merumput dengan kaki terikat supaya tidak lepas. Karakternya pun beragam ada yang agresif dan ada pula yang sudah jinak.
Saya juga melihat seekor gajah kecil bernama Erin dengan belalai pendek. Kami mengira gajah tersebut memang berjenis seperti itu. Rupanya setelah saya mendapatkan informasi dari petugas ternyata si gajah kecil tersebut cidera terkena ranjau saat melarikan diri dari para pemburu yang ingin menangkapnya. Dia pun ditemukan oleh petugas tengah terperangkap dengan belalai yang putus.
Hai namaku Erin gajah kecil yang lucu dan imut, foto : Mia Kamila
Kemudian gajah tersebut dirawat di Balai Konservasi Way Kambas. Selain bertemu dengan gajah kecil itu aku juga bertemu dengan Ramhi dan April, induk dan anak gajah yang lucu dan pintar. Saat bertemu mereka kami didampingi oleh pawang gajah.
ADVERTISEMENT
Lucunya Rahmi sangat nurut ketika disuruh oleh si bapak pawang gajah. Sementara itu, April justru asyik godain kami. Namun, tingkahnya yang agresif membuat kami takut. Semakin kami lari April semakin mendekat dong. Benar-benar seperti bocah tingkahnya.
Berkali-kali si pawang pun menegur si April karena tingkahnya yang selalu menggoda para pengunjung.
“April, jangan nakal, Pril…” ujar si pawang.
Meskipun begitu si April tetap saja menggoda kami dan tidak menghiraukan teguran si pawang. Belalainya naik turun menyentuh kami dan tubuhnya maju mundur. Tak lupa kami pun berfoto dengan mereka gajah-gajah yang lucu tersebut.
Rahmi dan April, induk dan anak gajah yang lucu dan pintar, foto : Mia Kamila
Untuk menuju Way Kambas kamu bisa menggunakan kendaraan umum yakni naik bus menuju Pelabuhan Merak dari Kampung Rambutan. Sesampainya di Pelabuhan Bakauheni kamu bisa naik bus atau travel ke Rajabasa, Bandar Lampung atau langsung ke Metro. Dari Rajabasa, Bandar Lampung, bisa melanjutkan ke Terminal Tejosari naik minibus, Kota Metro lalu lanjutkan perjalanan dengan minibus ke Sukadana. Dari Sukadana, naik minibus ke Pasar Tridatu. Kemudian dari Pasar Tridatu, pilihan satu-satunya adalah naik ojek ke Way Kambas.
ADVERTISEMENT
Selain kendaraan kamu juga bisa menyewa sewa motor atau mobil di Bandar Lampung dan lalu menyetir sendiri ke Way Kambas. Naik mobil atau motor dari Jakarta. Rutenya adalah Bakauheni – Metro – Sukadana – Way Jepara – Way Kambas. Petunjuknya GPS-nya mudah kok.