Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gangguan Mistis di Kawasan Danau Toba
12 Desember 2019 7:17 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Jejak Jelata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana gerimis dan mendung seolah menjadi pertanda tidak baik, saat saya dan teman-teman saya mengunjungi kawasan Danau Toba. Sesekali udara dingin menyergap di sela-sela jaket yang saya pakai.
ADVERTISEMENT
Raut wajah kami sudah mulai kelelahan. Bagaimana tidak, perjalanan yang kami tempuh dari Jakarta hingga sampai di Kabupaten Dairi itu bukan sebuah perjalanan singkat. Belum lagi nyasar dan terjebak beberapa jalanan yang rusak.
Kedatangan kami tak lain hanyalah ingin menyaksikan sebuah acara festival di sana, sembari menikmati alam yang indah di sana. Kawasan Danau Toba memang sangat memikat hati.
Kendala yang kami rasakan saat itu bukan hanya jalanan yang jauh, nyasar, dan capek, tetapi kami juga kesulitan mencari tempat tinggal. Hampir setiap hotel yang kami sasar penuh. Jangankan hotel bintang 5, bintang 3 saja susah untuk didapatkan. Sementara itu, waktu sudah mulai gelap.
“Ini ada kosong, tapi kamarnya di belakang, mau dilihat dulu apa gimana?” ujar Feri salah satu teman kami.
ADVERTISEMENT
Melihat kedaan yang sudah tidak memungkinkan untuk mencari hotel lagi, kami pun mengiyakan. Sebanyak lima kamar pun dipesan. Namun, kamar yang dimaksud terletak berjauahan, soalnya setiap kamar bentuknya mirip rumah dan hotel ini semacam perumahan kavling gitu.
Kebayang aja satu kamar seperti satu rumah yang mana itu luas banget kan kamarnya. Satu kamar tentu dilengkapi dengan lemari, meja, dua tempat tidur, dan kamar mandi. Nah, kamar mandinya ini pakai bedtube, lho. Gimana enggak keren? Hanya saja semua barang-barangnya sudah mendekati uzur. Kamar hotel ini memang mewah pada zamannya.
Sialnya, dalam trip ini saya satu-satunya perempuan dengan jumlah rombongan ganjil. Mau tidak mau saya harus mendekam di dalam satu kamar sendirian. Melihat kamarnya saja saya sudah bergidik gimana harus tinggal selama 2-3 malam sendirian?
ADVERTISEMENT
“Mia gimana mau satu kamar sendiri kan?” tanya Feri kepada saya.
Dengan cepat saya pun menolak dan memilih bermalam satu kamar dengan para cowok yang lengkap dengan suara dengkur mereka. Akhirnya mereka menambah satu ekstra bed untuk menampung saya.
Malam pertama di hotel tersebut, kami masih merasa baik-baik saja, kecuali bang Fito yang katanya mendengar orang gaduh karaokean tengah malam di belakang kamar kami. Padahal, saya malam itu masih menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Namun bang Fito baru cerita pagi harinya, karena pagi harinya dia mengecek halaman belakang yang memang tidak ada apa-apa. Tidak ada rumah atau gubuk yang memungkinkan untuk dijadikan tempat hura-hura.
Sedangkan saya hanya tertawa mendengar cerita dia. Pagi itu, kami kembali meninggalkan hotel dan pergi ke kawasan Danau Toba. Sejumlah aktivitas seru kami lakukan. Banyak pengalaman seru pun kami dapatkan. Hanya saja kendala yang kami hadapai adalah merasa kesulitan mencari warung makan halal.
ADVERTISEMENT
Untuk urusan makan kami harus teliti mencari warung makan muslim. Katanya makan tersebut hanya menjual masakan halal.
Danau Toba merupakan tempat yang sangat indah yang pernah saya kunjungi. Selain danau yang luas, pemandangan sekitarnya pun membuat saya tidak pernah berhenti bersyukur. Ditambah cuaca yang cerah dan langit yang biru.
Puas eksplore Danau Toba, kami pun kembali ke hotel. Entah kenapa setiap menjelang Kabupaten Dairi turun hujan pada sore hari. Kami kembali ke hotel dengan suasana gelap dan hujan. Akhirnya driver kami mengantarkan kami satu per satu sampai depan kamar. Namun sampai di salah satu kamar, tiba-tiba dia memutar setir dan tancap gas sambil histeris.
Saya yang berada tepat di belakang dia pun terkejut dan bertanya.
ADVERTISEMENT
“Ada apa bang?”
“Ada cewek rambut panjang di belakang pohon itu,” jawab dia setelah dia turun dari mobil, lompat menuju depan teras kamar saya. Dia menjelaskan sosok wanita yang dilihatnya sambil ketakutan.
“Mana gak ada apa-apa,” jawab saya santai sambil menengok arah yang dia maksud. Namun setelah saya berhasil membuka pintu kamar, bulu kuduk saya berdiri dan saya berlari masuk ke dalam.
Malam itu semua teman berkumpul di kamar saya dan satu per satu mereka menceritakan pengalaman buruk yang ada di hotel tersebut. Kami pun semakin yakin kalau hotel tersebut tidak beres.
Setelah semalam kami berdiskusi, paginya kami memutuskan untuk pindah hotel karena hari itu adalah hari Kamis. Kami takut bakal ada kejadian aneh di malam Jumat. Hotel di kawasan Kabupaten Dairi memang tidak tersedia hotel berbintang. Namun ternyata banyak juga penginapan yang proper asalkan sabar untuk mencarinya. Sejumlah penginapan juga sudah tersedia di OTA asal kamu memesannya jauh-jauh hari.
ADVERTISEMENT