Konten dari Pengguna

Horor di Toboali: Ketindihan hingga Dicekik 'Wanita' Misterius

Jejak Jelata
Travel Blogger - Mendapatkan hal baru saat traveling adalah hal yang seru dan saya akan membagikannya dalam sebuah trip story
25 Juli 2019 7:00 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Jelata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengalaman menjelajahi Toboali, Bangka Selatan, sangat berkesan bagi saya. Selain baru pertama kali, Bangka Selatan memberikan pengalaman horor bagi saya. Meski begitu, saya tetap excited, sebab ini adalah kali pertama saya ke sana.
Benteng Toboali.
zoom-in-whitePerbesar
Benteng Toboali.
Toboali punya banyak sekali keunikan. Di balik destinasi yang keren dan cantik, Toboali punya tempat-tempat bersejarah yang sudah lama tidak terjamah oleh orang. Menurut pandangan saya, tempat itu sangat autentik dan original. Bahkan, kotanya sendiri sangat tenang dan cocok untuk dijadikan pelarian dari rutinitas dan hiruk pikuk ibu kota.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, saking sepinya, Toboali belum tersentuh oleh investor. Ini dibuktikan dengan kondisi hotel-hotel di sana. Jangankan hotel bintang lima, hotel sekelas bintang tiga yang punya fasilitas water heater saja enggak ada.
Meski hotel yang saya tempati bangunannya terkesan lebih mewah dari hotel lainnya yang ada di sana, tetapi dalamnya cukup spooki, karena ada jarang orang menginap jika tidak ada acara besar, seperti saat saya datang ke sana. Bisa dibayangkan bagaimana sunyinya Toboali?
Destinasi Batu Belimbing.
Saya tidak pernah berpikir neko-neko saat datang ke Kota Toboali dan sejumlah destinasi di sana, termasuk mengunjungi kawasan wisata. Toh, saya mengunjunginya di siang hari, bukan malam hari, bahkan tak ada niat sengaja untuk uji nyali atau menantang alam.
ADVERTISEMENT
Namun, saya ingat pesan ayah ketika mau berangkat ke Toboali. Beliau berpesan agar saya berhati-hati jika mengunjungi suatu tempat yang baru, karena kita tidak tahu apa yang terjadi di tempat itu sebelumnya. Percaya atau tidak, hal-hal mistis itu ada di dekat kita tanpa kita sadari. Ada baiknya ‘permisi’ dulu sebelum melakukan sesuatu di sana.
‘Permisi’ mungkin ini yang lupa saya lakukan tapi swear, saya tidak pernah melakukan hal-hal konyol selama di sana. Saya berada di Toboali selama 5 hari 4 malam, tapi baru pada malam terakhir saya merasakan ada yang tidak beres dengan diri saya.
Pantai Batu Katak.
Saat menjelang petang, badan saya tiba-tiba terasa lemas dan berat. Saya berpikir rasa lemas itu hanya akibat kecapaian beraktivitas dan saya butuh istirahat. Padahal, malam itu adalah malam puncak sebuah acara dari event Toboali City On Fire. Tapi saya malah memutuskan untuk istirahat di hotel saja.
ADVERTISEMENT
Sementara kondisi di hotel sangat sepi, lantaran hampir semua penghuninya menghadiri acara di malam puncak tersebut. Hanya saya dan teman sekamar saya, Marisa, yang memutuskan untuk tinggal di hotel.
Agak sedikit seram sih karena kondisinya gerimis, sehingga kamar menjadi lembab dan lebih dingin. Oleh karena kondisi sedang tidak enak badan, setelah salat magrib, saya dan Marisa memutuskan untuk tidur. Harapannya, esok hari bisa pulih dan kembali segar.
Akan tetapi, jam 9 malam saya terbangun. Saya melirik Marisa yang ternyata dari tadi dia tidak bisa tidur. Katanya, dia merasakan ada yang tidak nyaman ketika ingin memejamkan mata.
Akhirnya, karena kami sama-sama terbangun, saya pun mengajak Marisa ke lobi untuk mencari sesuatu, entah kopi sebagai penghangat tubuh atau sekadar mencari suasana baru. Marisa pun menyetujui ajakan saya dan kami berdua duduk di sofa yang kulitnya sudah mulai mengelupas.
Kapal-kapal nelayan.
Tidak lama, para penghuni hotel lainnya pulang dan suasana sudah mulai ramai dengan segala cerita tentang acara. Kami pun ikut menimbrung mendengarkan segala cerita mereka hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Saya yang masih merasa tidak enak badan lantas mengajak Marisa kembali ke kamar.
ADVERTISEMENT
Di dalam kamar, saya justru merasa tidak nyaman, bulu kuduk mendadak berdiri, dan mata jadi sayup dan mengantuk. Berkali-kali, saya berpikir itu adalah efek kecapaian. Tidak lama, setelah saya merebahkan badan di kasur, saya merasa ada yang menindih badan saya. Meskipun saya seolah sadar dan bisa melihat sekitar, tapi saya yakin itu adalah alam bawah sadar saya.
Saya melihat seorang wanita di bawah kaki saya, seolah mau mencekik leher saya. Dada terasa sesak, saya berusaha baca-baca Ayat Kursi tapi rasanya susah untuk diucapkan, bahkan baca Al-fatihah saya mendadak lupa, hanya bisa mengucapkan “Audhubillahiminasiton…” yang saya ulang berkali-kali sampai merasa jengah dan saya tidak tahu lagi setelah itu, entah saya tertidur atau berhasil bangun. Memori saya seolah terpotong dan tidak ingat apa-apa.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Jakarta, saya sempat bertemu dengan Marisa setelah beberapa hari pulang dari Toboali. Saya tercengang ketika Marisa bercerita kepada saya tentang kejadian pada malam terakhir di hotel. Dia mengaku melihat sosok wanita yang mencekik leher saya dan menindih tubuh saya. Ohh, tidak jelas, apakah itu nyata atau hanyalah ilusi bawah sadar saya dan Marisa.