Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Keindahan Taman Sari Beserta Mitosnya
1 April 2020 11:57 WIB
Tulisan dari Jejak Jelata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak mengenal Yogyakarta. Kota ini menyimpan banyak sekali bangunan yang bersejarah. Salah satunya adalah Taman Sari. Tempat ini sering sekali saya lihat di social media. Pasalnya banyak sekali pengunjung atau traveller yang menjadikan tempat ini sebagaii latar belakang foto dan terlihat sangat instagramable. Dengan rasa penasaran saya pun memutuskan untuk berkunjung ke sana.
Taman Sari ini merupakan istana air peninggalan Keraton Yogyakarta. Tentu saja tidak hanya cerita sejarah melainkan cerita mistis lainnya. Hingga saat ini bangunan Taman Sari Yogyakarta masih berdiri kokoh meskipun sempat mengalami renovasi akibat goncangan gempa di Yogyakarta pada 27 Mei 2006.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan sejarah, Taman Sari ini telah berdiri sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I di tahun 1785. Namun, yang mengagumkan bangunan ini masih terlihat kokoh dan utuh.
Menurut salah satu tur guide yang ada di sana. Taman sari ini merupakan sebuah istana air. Selain itu juga dulunya merupakan sebuah pulau. Hal ini dibuktikan pada struktur tanahnya yang tinggi dan rendah. Bagian yang rendah kini menjadi sebuah perkampungan penduduk. Sementara yang tinggi merupakan kawasan Taman Sari. Meskipun terlihat kekelumit rumah waraga di sana.
“Ini dulu itu pulau, rumah-rumah di bawah ini dulunya air,” ujar si bapak tua yang mengantarkan saya masuk ke area Taman Sari.
Selain itu, ada sejumlah mitos tempat tersebut meruapakan salah satu pintu menuju Pantai Selatan. Si bapak tua juga paruh baya itu juga memperlihatkan kepada saya sebuah Lorong yang diyakini bisa sampai di pantai selatan.
Lorong tersebut terletak di bagian Masjid Sumur Gemuling yang ada di Taman Sari. Sayangnya Lorong tersebut sudah ditutupi dengan tumpukan batu bata. Katanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Konon, lorong tersebut dulu digunakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono untuk bertemu dengan Nyai Roro Kidul di Pantai Selatan. Selain itu, mitos yang beredar bahwa lorong tersebut juga merupakan sebuah jalur evakuasi menuju Pantai Selatan jika suatu saat Istana diserang oleh musuh pada zaman dahulu.
Terlepas dari mitos dan misteri tersebut, bangunan megah Taman Sari ini berhasil menjadi daya tarik tersendiri bagi saya ketika mengunjunginya. Lokasi ini juga sangat ramai ketika musim liburan. Bahkan saat kedatangan saya di jam kerja pun tempat ini ramai dengan wisatawan.
Untuk masuk ke lokasi tersebut, kamu tak perlu membayar dengan harga tiket yang mahal. Cukup dengan membayar Rp 5.000 per orang, di sini kamu sudah bisa menikmati lekukan arsitektur Taman Sari yang memanjakan mata.
Lokasi ini selain bernilai sejarah, juga sangat Instagramable. Tak heran bila banyak sekali kaum millennials yang menjadikan tempat tersebut sebagai objek foto mereka.
ADVERTISEMENT
Untuk sampai di taman sari bisa menggunakan berbagai kendaraan umum maupun fasilitas ojek online. Taman Sari dari pusat Kota Yogyakarta kurang lebih 1,6 Km dan waktu tempuh yang digunakan yaitu 6 sampai 10 menit.
Dari pusat Kota Jogjakarta, kamu bisa menuju ke arah barat melalui Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan. Selanjutnya sampai pada pertigaan ambilah arah ke selatan melewati jalan Nyai Ahmad Dahlan, jalan lurus terus hingga sampai di Jalan Ngasem.
Sampai pada pertigaan ambil ke arah barat melalui jalan Polowijan, kemudian menuju arah selatan melewati jalan Tamanan. Setelah sampai pada perempatan ambillah arah ke barat menuju Jalan Komp. Tamansari. Selanjutnya Anda ikutin terus jalanan hingga sampai ke lokasi. Jika ingin lebih jelas kamu bisa menggunakan google maps sebagai alat bantu
ADVERTISEMENT