Konten dari Pengguna

Pesona 'Bayt Al-Quran Al Akbar' di Palembang

Jejak Jelata
Travel Blogger - Mendapatkan hal baru saat traveling adalah hal yang seru dan saya akan membagikannya dalam sebuah trip story
17 Desember 2019 9:49 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Jelata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya merasa takjub ketika datang ke museum Al-Quran. Pasalnya, saya menemukan surat-surat di dalam kitab suci Al-Quran yang dipahat besar-besar di atas kayu trembesi. Merinding awalnya, ketika kaki saya melangkah ke dalam dan melihat tulisan-tulisan arab yang segede gaban.
Pemandangan museum Al Quran, by Mia Kamila
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan museum Al Quran, by Mia Kamila
Segudang pertanyaan pun muncul dalam otak saya. Meskipun sebelumnya ada yang bilang “Ngapain ke sana? Paling Cuma antri foto udah gitu doang.”
ADVERTISEMENT
Menurut saya bisa melihat pemandangan tersebut sangat mengagumkan dan ini bukan destinasi selfie yang bisa foto lalu pulang. Ya, meskipun foto-foto di sana boleh dan hasilnya bagus, tapi bukan itu makna mengunjungi museum Al Quran ini.
Namun sebuah kekaguman dengan ayat suci Al Quran. Bahkan saya sempat berdiri sepersekian detik menatap lembaran kayu dengan ukiran ayat suci tersebut yang berwarna emas itu.
Ini luar biasa menurut saya. Bahkan saya tidak berani menyentuh lembaran-lembaran kayu tersebut. Apalagi di sana sayup-sayup terdengar alunan nasyid. Lengkap lah sudah. Saya mencoba melangkah lebih dalam dan masuk ke dalam area lembaran-lembaran kayu yang dibuat seperti pintu.
Bagus sih foto dengan latar belakang Al-Quaran, by Mia Kamila
Di dalamnya seolah-olah kita masuk ke sebuah labirin kaligrafi arab. Sejumlah pengunjung nampak asik berfoto mengabadikan momen mereka datang ke museum tersebut. Meskipun saya pun tak mau kalah, tapi saat itu saya hanya memandang sembari berdecak kagum melihatnya.
ADVERTISEMENT
Museum ini tergolong baru, bukan peninggalan zaman terdahulu. Namun dalam pembuatanya tentu saja tidak lepas dari sebuah sejarah. Museum Al Quran Al Akbar ini digagas oleh seorang putra daerah Sumatera Selatan bernama H. Syofwatillah Mohzaib.
Detail kaligrafi, by Mia kamila
Katanya sebelum membuat museum ini, dia mendapatkan mimpi untuk membuat kaligrafi Al Quran yang bisa dinikmati oleh seluruh umat. Atas izin Allah, mimpinya itu pun terwujud dengan membuat kepingan Al Quran yang ada di Bayt Al Quran tersebut.
Kepingan-kepingan kayu trembesi berukuran 177 cm kali 144 cm dan dengan ketebalan kayu 2,5 cm itu pun menjadi media untuk memahat ayat-ayat suci Al Quran. Sementara itu, proses pembuatannya memakan waktu selama 7 tahun mulai 2002-2009 dan menghabiskan biaya sekitar 1,2 M.
ADVERTISEMENT
Proses pengerjaannya di Lorong Budiman Tangga Buntung Palembang dan dikerjakan oleh par ahli pahat. Mulanya, tulisan kaligrafi tersebut ditulis di kertas karton dan kemudian di salin ke ke kertas minyak.
Kaligrafi tersebut terlihat cantik dengan ornamen seperti motif bunga teratai dan daun pakis. Untuk pewarnaannya pun tidak sembarangan, ada tiga perpaduan warna yaitu kuning, emas serta merah maroon. Hal ini menggambarkan perpaduan corak dari akulturasi budaya di Palembang yaitu, Nusantara, Tiongkok dan Arab.
Foto dari atas juga bagus, by Mia Kamila
Fakta menarik menganai Al quran Al Akbar ini adalah telah diakui oleh dunia sebagai Al quran ukiran kayu satu-satunya terbesar di dunia. Museum ini juga telah tercatat di Rekor Dunia Muri Indonesia. Kini tempat tersebut menjadi tujuan wisata religi dan diresmikan oleh mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 30 Januari 2012 dan dihadiri oleh 51 negara.
ADVERTISEMENT
Destinasi wisata religi ini terletak di Jalan Moh Ami, Gandus, Kota Palembang, sekitar dua kilo dari Jembatan Musi II, kita masih harus masuk ke dalam destinasi wisata religi Bayt Al Quran Al Akbar. Sedangkan tiket masuknya hanya Rp 20 ribu per orang. Jika kamu ingin berkunjung ke sana, sebaiknya kenakan baju yang sopan ya. Bagi pengunjung perempuan yang tidak memakai jilbab dan laki-laki bercelana pendek bisa meminjam hijab dan sarung di sana.