Konten dari Pengguna

Google Akuisisi Divisi Ponsel Pintar HTC Senilai 14,6 Trilyun Rupiah

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
21 September 2017 15:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Google Akuisisi Divisi Ponsel Pintar HTC Senilai 14,6 Trilyun Rupiah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Cher Wang, CEO HTC (Foto : Engadget)
Google mengatakan mereka akan membayar USD 1,1 milyar senilai 14,6 trilyun Rupiah dalam bentuk tunai untuk mengakuisisi HTC yang mengembangkan ponsel pintar Pixel keluaran Google.
ADVERTISEMENT
Google telah berupaya untuk meningkatkan lagi kapabilitas usahanya di sektor perangkat keras lewat akuisisi perusahaan, peluncuran beberapa produk serta tahun lalu ketika merekrut Rick Osterloh yang mantan petinggi Motorola untuk mengelola divisi perangkat lunaknya.
“Bagi Google kesepakatan ini memperjauh komitmen mereka terhadap ponsel pintar serta investasi keseluruhan di pasar perangkat lunak yang sedang bangkit,” kata Google yang dikutip Reuters.
Dalam kesepakatan ini, Google juga akan menerima lisensi non-eksklusif untuk properti intelektual HTC. Perusahaan Taiwan ini akan terus melanjutkan usaha ponselnya yang masih tersisa.
HTC adalah mitra lama Google dan beberapa analis memperkirakan bahwa ponsel pintar Pixel merupakan 20 persen dari total penjualan ponsel HTC.
Namun perusahaan Taiwan ini yang sempat menjual 1 dari 10 ponsel di dunia ini telah mengalami kemerosotan tajam akibat kompetitifnya Apple, Samsung serta beberapa perusahaan dari China.
ADVERTISEMENT
Kemerosotan ini oleh beberapa analis menjadi alasan untuk mempertanyakan keputusan pembelian ini.
“HTC telah melewati masa jayanya dalam hal menjadi terdepan untuk desain perangkat keras, terutama karena berapa banyak mereka harus menyesuaikan diri setelah penurunan pendapatan,” kata Ryan Reith analis dari IDC.
“Kecuali Google sangat ingin mengontrol perangkat lunak untuk bisnisnya yang lain seperti Chromebooks dan Home sebagai tambahan untuk ponsel pintar, maka pilihan ini jadi cukup masuk akal,” jelas Reith.