Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Google Lebih Andalkan Kecerdasan Buatan untuk Tangani Iklan
11 Juli 2018 22:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Google (Foto : Reuters)
Google memperkenalkan perangkat pemasangan iklan baru hari Selasa yang menunjukkan gairah mereka untuk lebih mengedepankan mesin dibanding manusia untuk mengatur iklan dan menentukan di mana iklan tersebut muncul.
ADVERTISEMENT
Para pengiklan menyambut baik perangkat lunak baru ini, yang bisa mendorong mereka untuk belanja lebih banyak di Google karena meningkatkan efisiensi penggunaan uang pengiklan. Namun analis teknologi dan privasi konsumen mengamati perubahan ini dengan cemas dan kemungkinan bakal mendesak diterapkan pengawasan yang lebih terhadap perangkat lunak baru tersebut.
Di Eropa, aturan General Data Protection Regulation (GDPR) yang berusia sebulan mensyaratkan pengguna akhir untuk memberikan restu dirinya menjadi subjek dari beberapa bentuk pengambilan keputusan terotomatisasi.
Aturan ini juga mewajibkan transparansi dari data yang dilibatkan dan upaya lebih untuk mencegah bias, meskipun cakupan yang diliputinya bisa diperkarakan.
Layanan iklan Google yang baru dikembangkan dengan machine learning, di mana perangkat lunak menganalisa seperangkat kondisi mula-mula dan hasil akhir kemudian menentukan bagaimana memaksimalkan hasil tertentu berdasarkan kondisi waktu riil yang baru.
ADVERTISEMENT
Google mengatakan perangkatnya sekarang bisa memprediksi kapan menampilkan iklan sehingga pada anggaran tertentu, bisa memaksimalkan pengunjung ke toko atau sentimen kesukaan konsumen terhadap sebuah merk.
Mereka juga mengumumkan ketersediaan lebih luas dari sebuah perangkat yang secara otomatis memilih teks terbaik untuk iklan di hasil pencarian Google dari daftar buatan pengiklan yang mampu memuat hingga 19 frasa.
Pengguna yang melakukan pencarian kata kunci yang sama bisa saja melihat versi berbeda dari sebuah iklan berdasarkan konteks, terang Google lewat blognya hari Selasa saat membuka konferensi tahunan bagi para pengiklan di Google.
Kritikus Google khawatir machine learning meningkatkan resiko diskriminasi dan gangguan privasi dari iklan. Mesin dapat belajar untuk memangsa individu yang rentan atau menahan penawaran kepada kelompok orang tertentu berdasarkan aspek sensitif seperti ras.
ADVERTISEMENT