Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Kepercayaan yang Hilang, Bisakah Tumbuh Kembali?
30 Juli 2017 14:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Kepercayaan yang Hilang, Bisakah Tumbuh Kembali?](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1501398513/pexels-photo-265702_ryemgu.jpg)
ADVERTISEMENT
Saling percaya (Foto : Pexels)
ADVERTISEMENT
Percaya kepada seseorang atau sesuatu dewasa ini kadang merupakan persoalan besar terutama dengan maraknya peredaran hoax di sekitar kita.
Rasa hati-hati yang awalnya hadir untuk menjaga diri kita dari informasi palsu, lama kelamaan bisa berubah menjadi rasa curiga.
Jika sudah seperti ini, bagaimana caranya untuk kembali menumbuhkan kepercayaan?
Pertanyaan itulah yang coba dijawab oleh Nicky Case yang membuat situs Ncase.
![Kepercayaan yang Hilang, Bisakah Tumbuh Kembali? (1)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1501398571/Screenshot_from_2017-07-30_00-57-49_ehkvfs.png)
Ncase (Foto : istimewa)
ADVERTISEMENT
Pada salah satu laman Ncase.me/trust kita diajak memahami bagaimana kesalahpahaman atau miskomunikasi menjadi ‘racun’ yang menumbuhkan rasa tidak percaya (distrust) dalam interaksi manusia sehari-hari.
![Kepercayaan yang Hilang, Bisakah Tumbuh Kembali? (2)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1501398706/Screenshot_from_2017-07-30_00-59-44_w6wjmx.png)
Ncase ( Foto : Istimewa)
Nicky menggunakan sebuah teori dalam ilmu ekonomi khususnya yang mempelajari tentang perilaku manusia yang dikenal sebagai ‘Game Theory’.\
Game Theory menyederhanakan bentuk interaksi manusia ke dalam 4 kategori.
ADVERTISEMENT
Yang pertama adalah saling bekerja sama yang hasilnya sama-sama menang, kedua saling mencurangi yang berujung sama-sama rugi, ketiga sama dengan keempat di mana salah satunya mencurangi yang lain. Besarnya untung rugi ini dikuantifikasi sehingga ‘manfaat’ terbesar didapat saat sama-sama menang, bukannya ketika salah satu mencurangi yang lain.
Di Ncase, ada beberapa kategori manusia yang dinilai dari bentuk perilakunya sehari-hari. Salah satunya adalah Si Tukang Tiru yang baik namun tidak naif. Mereka adalah orang-orang yang selalu meniru atau membalas setiap perbuatan yang diberikan kepadanya dengan cara yang kurang lebih sama. Kita baik kepada Si Tukang Tiru, maka dia baik kepada kita; begitu pula sebaliknya.
![Kepercayaan yang Hilang, Bisakah Tumbuh Kembali? (3)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1501398744/Screenshot_from_2017-07-30_13-21-28_dcii8y.png)
Ncase (Foto : istimewa)
ADVERTISEMENT
Di ilustrasi Nicky, Si Tukang Tiru ini mulai mengalami masalah ketika terjadi miskomunikasi. Kesalahpahaman yang merugikan salah satu pihak di awal, justru berkembang menjadi permainan saling mencurangi.
Miskomunikasi inilah penyebab terbesar kenapa orang-orang begitu mudahnya kehilangan kepercayaan.
Nicky memberikan 3 kesimpulan dari iseng-isengnya ini:
1. Lakukan interaksi berulang kali.
Kepercayaan menjaga sebuah hubungan terus lestari, namun kita membutuhkan pengetahuan terkait kemungkinan adanya interaksi berulang di masa depan sebelum kepercayaan bisa tumbuh.
2.Kemungkinan semua senang
Kita harus memainkan non-zero-sum game, di mana interaksi antara pelaku di dalamnya memberikan kemenangan atau kesenangan bagi kedua belah pihak.
3. Rendahnya miskomunikasi
Jika level miskomunikasi sangat tinggi, kepercayaan akan runtuh. Namun jika terdapat sedikit miskomunikasi, adalah jauh lebih baik untuk menjadi pemaaf.
ADVERTISEMENT
Selamat menumbuhkan lagi kepercayaan yang pernah hilang, dear pembaca Kumparan!