Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rusia Mulai Berlakukan Pemblokiran Telegram
18 April 2018 3:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Telegram (Foto : Ukropnews24)
Regulator telekomunikasi negara milik Rusia, Roskomnadzor hari Senin dilansir Reuters menyatakan telah mulai memblokir akses Telegram di negara Beruang Merah tersebut akibat menolak mengikuti perintah untuk memberi akses kepada badan keamanan terhadap pesan rahasia para penggunanya.
ADVERTISEMENT
Roskomnadzor dalam keterangan di situsnya menyebut telah mengirim pemberitahuan kepada operator seluler akan pemblokiran Telegram di dalam negeri.
Seorang pejabat Roskomnadzor mengatakan butuh beberapa jam untuk menyelesaikan proses pemblokiran akses ini, demikian diberitakan kantor berita Interfax.
Di Moskow, aplikasi Telegram masih berfungsi dengan baik ketika Senin siang, namun situs Telegram telah diblokir oleh dua operator besar, MTS dan Megafon.
Baik MTS maupun Megafon menolak berkomentar.
Roskomnadzor mengimplementasikan keputusan yang dijatuhkan pengadilan Rusia hari Jumat, yang menetapkan Telegram harus diblokir karena melanggar aturan yang berlaku di Rusia.
Telegram telah berulang kali menolak untuk mengikuti permintaan pemberian akses kepada Federal Security Service terhadap pesan pengguna yang dienkripsi.
FSB mengaku butuh akses tersebut untuk melindungi dari ancaman keamanan seperti serangan teroris. Namun Telegram menganggap tindakan tersebut melanggar privasi pengguna.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov mengatakan pemblokiran ini akan mengganggu kualitas hidup 15 juta penduduk Rusia dan tidak berdampak apa pun terhadap peningkatan keamanan Rusia.
“Ancaman teroris di Rusia akan tetap berada pada level yang sama, sebab para ekstremis akan terus menggunakan kanal komunikasi terenkripsi di aplikasi lain, atau lewat VPN,” ujarnya.
“Kami menganggap pemblokiran ini bersifat anti-konstitusional dan akan terus membela hak atas korespondensi rahasia bagi para penduduk Rusia.”
Durov yang merupakan seorang pionir media sosial di Rusia telah angkat kaki sejak 2014. Dia kemudian menjadi kritikus tajam kebijakan Kremlin terkait kebebasan berinternet.