Sunu, Jam Tangan Pintar Bantu Tunanetra Berlari Hingga Mendaki Gunung

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
7 Agustus 2017 15:43 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sunu, Jam Tangan Pintar Bantu Tunanetra Berlari Hingga Mendaki Gunung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sunu (Foto : MIT Technology Review)
Sebuah startup yang ikut dalam program inkubasi dari YCombinator, salah satu akselerator besar di AS, baru-baru ini diwawancara oleh MIT Technology Review.
ADVERTISEMENT
Startup bernama Sunu ini didirikan oleh Fernando Albertorio bersama dua orang rekannya.
Albertorio adalah seorang tunanetra namun dia sama sekali tidak kesulitan saat diwawancara sambil berjalan kaki di kawasan Mountain View, California.
Alat bantu Albertorio adalah sebuah jam tangan yang dia kenakan sehari-hari yang memancarkan bunyi frekuensi tinggi yang dipantulkan oleh setiap objek yang dia temui di jalan. Jam tangan ini akan menghitung kekuatan pantulan dan menghasilkan getaran yang kuatnya bergantung kepada seberapa jauh objek yang memantulkan gelombang tersebut.
Di Amerika Serikat, jumlah tunanetra diperkirakan ada 10 juta jiwa berdasarkan laporan The National Federation of the Blind. Untuk masuk ke pasar ini, Sunu, sang arloji pintar tersebut akan ditawarkan dengan harga 299 dolar atau setara dengan 4 juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Pengaplikasian teknologi sonar seperti ini memang bukan barang baru.
Pendekatan yang dilakukan oleh Sunu yang membuatnya berbeda sebab yang bisa mendapatkan manfaatnya bukan hanya tunanetra namun orang lain yang dalam situasi tertentu membuthkan bantuan (misalnya saat bersepeda).
Saat berjalan kaki bersama MIT Technology Review, Albertorio menunjukkan kehebatan Sunu. Dia memasangnya dengan posisi yang ketika tangannya berada di samping, maka Sunu akan menghadap ke depan. Membuatnya tidak ada kesulitan untuk menghindari rintangan apa pun di depannya. Dia menunjukkan bagaimana Sunu bisa mendeteksi keberadaan pintu dengan menemukan adanya perbedaan getaran yang dihasilkan untuk sisi berbeda pada sebuah bangunan.
Albertorio bahkan telah melakukan pendakian dan mengikuti lomba lari 5K dengan bantuan Sunu.
ADVERTISEMENT